Pengakuan Pengungsi Gempa Ambon: ''Tiap Hari Kami Didata, tapi Tak Pernah Datang Bantuan''
Di lokasi pengungsian ini terdapat belasan tenda darurat yang dibuat warga sekitar untuk menampung lebih dari 1.000 pengungsi.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi ribuan pengungsi di kawasan Lembah Argo, Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Maluku, seungguh memprihatinkan.
Pasalnya, tidak ada satupun petugas medis di lokasi tersebut. Padahal, banyak di antara pengungsi yang sedang sakit.
Di lokasi pengungsian ini terdapat belasan tenda darurat yang dibuat warga sekitar untuk menampung lebih dari 1.000 pengungsi.
Para pengungsi terdiri dari warga lanjut usia, orang dewasa hingga bayi dan anak-anak.
Ribuan korban gempa itu mengungsi ke lokasi tersebut sejak gempa bermagnitudo 6,8 mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya pada Kamis (26/9/2019) lalu.
“Di sini ada beberapa orang tua yang sedang sakit, itu Ibu saya yang lagi duduk itu juga sedang sakit. Ada juga beberapa ibu hamil, yang satunya itu menderita asma,”kata Rison Tandipura (37) saat ditemui Kompas.com di lokasi tersebut, Minggu (29/9/2019).
Menurut Rison, banyak pengungsi di lokasi tersebut juga mulai mengeluhkan pusing dan sakit kepala.
Sayangnya, tidak ada obat-obatan yang tersedia, termasuk tenaga medis untuk memeriksa kesehatan para pengungsi.
“Waktu hari pertama itu ada 4 tenaga medis dari Puskesmas yang datang, tapi setelah itu mereka tidak lagi datang sampai sekarang. Padahal ada banyak pengungsi di sini yang sangat membutuhkan mereka,”ujar Rison.
Seorang pengungsi bernama Robet Kawilarang (70) meninggal dunia pada Jumat lalu. Korban meninggal dunia dalam kondisi sakit saat gempa susulan terus mengguncang Kota Ambon.
Menurut Rison, saat korban dalam keadaan sakit, tidak ada petugas medis yang datang untuk memberikan petolongan.
Sely Tiwery salah seorang pengungsi lainnya mengatakan, Pemerintah Kota Ambon seharusnya dapat membangun posko kesehatan di lokasi tersebut.
Baca: TERKINI Gempa Ambon, 30 Orang Meninggal, Wali Kota Tetapkan Masa Tanggap Darurat & Gelar Doa Bersama
Apalagi, ada ribuan pengungsi yang dalam kondisi sangat memprihatinkan di kawasan itu.
“Harusnya dibangun posko kesehatan di sini, itu ada beberapa ibu hamil dan orang tua yang sakit, anak-anak dan bayi,”ujar Sely.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.