Sosok Polisi Tembak Istri Lalu Bunuh Diri, Begini Hubungan Aiptu Pariadi dan Istri di Mata Keluarga
Sosok Polisi Tembak Istri Lalu Bunuh Diri, Begini Hubungan Aiptu Pariadi dan Istri Dimata Keluarga
Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Tiara Shelavie
Sosok Polisi Tembak Istri Lalu Bunuh Diri, Begini Hubungan Aiptu Pariadi dan Istri Dimata Keluarga
TRIBUNNEWS.COM - Aiptu Pariadi, personel polisi yang bertugas di Polres Serdang Bedagai, Sumatera Utara diduga membunuh sang istri, Fitri kemudian bunuh diri.
Aiptu Pariadi merupakan Katim I Satresnarkoba Polres Serdang Bedagai.
Aiptu Pariadi akan dikebumikan bersama istrinya di Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Minggu, (6/10/2019).
Pihak keluarga sepakat untuk mengembumikan Aiptu Pariadi dan istrinya secara berdampingan seprti yang diungkapkan Arianto, sepupunya.
"Ia akan dikebumikan hari ini juga (kemarin). Dibuat berdampingan saja di Desa Naga Kisar," katanya.
Baca: 5 FAKTA Polisi Tembak Kepala Istri Lalu Bunuh Diri, Katim Satres Narkoba hingga Makam Bersebelahan
Baca: Reaksi Kapolda Sumut soal Polisi Tembak Istri Pakai Pistol Tugas: Kalau Niat, Semua Bisa Jadi Alat
Hingga pukul 11.30 WIB jenazah Pariadi dan istrinya masih berada di rumah sakit Sultan Sulaiman Seirampah.
Jenazah keduanya dibawa dari rumah yang menjadi lokasi tempat kejadian perkara ke rumah sakit untuk proses visum sejak 01.20 WIB.
Arianto juga mengungkapkan jika selama ini hubungan keduanya tampak harmonis selayaknya suami istri.
Meski tinggal di Desa Lubuk Saban Kecamatan Pantai Cermin namun Arianto mengatakan sepengetahuan keluarganya hubungan rumah tangga mereka harmonis saja.
Selama ini belum pernah ada di dengar masalah yang serius.
"Ya tapi kita enggak tau jugalah apa sebenarnya masalahnya. Setau kita selama ini ya mereka harmonis saja. Ya kalau jumpa ya ramah lah namanya kita juga memang saudara,"kata Arianto.
Seperti yang diketahui kematian pasangan suami istri ini menggegerkan warga yang tinggal di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
Aiptu Pariadi tega menembak istrinya sendiri kemudian disusul dengan menembakkan dirinya sendiri.
Baca: Fakta-fakta Seorang Polisi Tembak Kepala Sendiri Setelah Bunuh Istrinya
Baca: Fakta Polisi Tembak Kepala Istri Lalu Bunuh Diri, Terlibat Cekcok hingga Respon Kapolda Sumut
Letusan senjata api tersebut terdengar hingga tiga kali
Aiptu Pariadi dan istrinya Fitri ditemukan tewas di kediamannya.
Fitri tewas di ruang TV dengan luka dua tembakan, sementara Aiptu Pariadi tewas di depan pintu kamar dengan satu luka tembakan.
Ayah Pariadi, Paelan sempat menceritakan bagaimana awal mula dirinya mengetahui kalau anak dan menantunya itu tewas.
Ia menceritakan saat itu cucunya datang ke rumahnya.
Kebetulan jarak rumahnya dengan sang anak memang hanya berdekatan.
Baca: Respons Kapolda Sumut Sikapi Kasus Polisi Tembak Istri Lalu Bunuh Diri di Sergai
Baca: Polisi Tembak Istri Lalu Bunuh Diri, Jenazah Aiptu Pariadi dan Fitri akan Dimakamkan Berdampingan
"Dibilang anaknya (anak Pariadi) kek lihat bapak...kek lihat bapak sama mamak, gitu." ujarnya.
Ia manambahkan jika saat kejadian itu dirinya sudah terlelap tidur.
"Aku sudah tidur sebenarnya tadi di rumah. Kalau anak yang besar sedang di luar," kata Paelan pada polisi.
Anak Aiptu Pariadi tak kuasa menahan tangis.
Tangisnya pecah saat kedua jenazah orang tuanya dimasukkan ke dalam mobil ambulan.
Keluarga histeris saat jenazah diturunkan dari mobil ambulan hingga dibawa ke pemakaman.
Saat itu anak bungsunya, Silvi tampak menangis begitu melihat jenazah orangtuanya diturunkan dari mobil ambulan.
Baca: Polisi Tembak Kepala Istri Lalu Tembak Diri Sendiri, Ada 3 Peluru Ditembakkan Aiptu Pariadi
Baca: Reaksi Kapolda Sumut soal Polisi Tembak Istri Pakai Pistol Tugas: Kalau Niat, Semua Bisa Jadi Alat
Sementara itu Yuda, Abang kandung Silvi lesu.
Ia tertatih ketika turun dari mobil ambulan.
Ia juga sempat menangis di depan jenazah ibu dan bapaknya.
Tangisan para pelayat juga sempat ikut pecah tatkala setelah jenazah selesai disalatkan di Masjid Nurul Ikhwan.
Ketika itu dari area pekarangan rumah Silvi pun mengejar para pengangkut kerenda ayah dan ibunya.
"Mamak," kata Silvi lagi yang dikutip dari Tribun Medan.
Ucapan yang keluar dari mulut siswi kelas 4 SD itu pun membuat orang lain tidak dapat menyembunyikan kesedihan.
(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia/Tribun Medan/Indra Gunawan)