Dinding Rumah Warga Retak-retak Dampak Proyek Kereta Cepat, PT KCIC: Kami Sedang Cek Dulu
Pemerintah desa akan mengadakan pertemuan lagi dengan PT CREC dan warga setempat untuk membahas izin amdal proyek kereta cepat.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ratusan rumah warga Kompleks Tipar Silih Asih, RT 04/13, Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) retak‑retak akibat pengeboman pada proyek pembangunan terowongan Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) di Gunung Bohong.
Bahkan ada dinding rumah warga yang nyaris ambruk akibat keretakannya terus membesar.
Warga RT 04, Heru Agam (49) mengatakan, selama dua pekan ini pengeboman di proyek tersebut sudah terjadi sebanyak delapan kali dan dentumannya terdengar jelas, bahkan barang‑barang di rumahnya pun sampai bergetar.
"Tapi dampaknya itu sangat dirasakan pada hari ketiga dan mulai terlihat ada retakan dinding, padahal sebelumnya tidak ada retakan," ujar Heru saat ditemui di kediamannya.
Menanggapi keluhan warga, Sekretaris Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Kohar Muzakar mengatakan, beberapa waktu lalu sudah ada pertemuan antara warga dan pihak PT CREC sebagai pelaksana pembuatan terowongan.
"Dari hasil pertemuan itu ada kesepakatan, pengeboman harus dihentikan sebelum ke luar izin amdal, risiko dan dampak pengeboman," katanya.
Dalam waktu dekat ini, kata Kohar, pemerintah desa akan mengadakan pertemuan lagi dengan PT CREC dan warga setempat untuk membahas amdal tersebut.
"Kami akan menghadirkan orang‑orang yang bisa memberi putusan, baik dari PT CREC maupun PT Dahana sebelum ada kesepakatan terkait peledakan karena sudah ada beberapa rumah warga yang retak," ucapnya.
Manajer PR dan CSR PT KCIC, Deni Yusdiana, saat dikonfirmasi Tribun terkait masalah retak-retak di rumah warga hanya menjawab singkat.
"Terkait ini kami sedang cek dulu," ucapnya.
Baca: 5 Tahun Jadi Menteri Kabinet Kerja, Luhut Sering Kesal Jokowi Kerap Direndahkan
Baca: Tjahjo Kumolo Paling Sedih Kalau Harus Sampaikan ke Jokowi Ada Kepala Daerah Terkena OTT KPK
Dinding Rumah Retak Karena Pengeboman
Seperti diketahui, ratusan rumah warga Kompleks Tipar Silih Asih, RT 04/13, Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) retak‑retak akibat pengeboman pada proyek pembangunan terowongan Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) di Gunung Bohong.
Menurut pantauan Tribun, Jumat (18/10/2019), rumah warga yang retak‑tetak itu kebanyakan bagian dindingnya, baik itu dinding ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi.
Bahkan ada dinding rumah warga yang nyaris ambruk akibat keretakannya terus membesar.
Warga RT 04, Heru Agam (49) mengatakan, selama dua pekan ini pengeboman di proyek tersebut sudah terjadi sebanyak delapan kali dan dentumannya terdengar jelas, bahkan barang‑barang di rumahnya pun sampai bergetar.
"Tapi dampaknya itu sangat dirasakan pada hari ketiga dan mulai terlihat ada retakan dinding, padahal sebelumnya tidak ada retakan," ujar Heru saat ditemui di kediamannya.
Saat pertama kali mendengar dentuman itu, ia merasa kaget karena suaranya terdengar keras, terlebih dentumannya kerap terdengar dua kali dalam satu hari.
Baca: Pengakuan Ipda Supriyono Pasca Digerebek Istri: Kalau Niatnya Mau Berbuat Zina, Ngapain Ngajak Anak?
Baca: BREAKING NEWS: Sedan Terbakar di Jalan Tol Lampung, 4 Anggota Keluarga Tewas
"Dentumannya terdengar pagi dan sore hari, saya sampai kaget karena setelah dentuman itu rumah saya retak‑retak," katanya.
Rumah milik Linda Kurniasari (50), dinding kamar tidur dan kamar mandinya paling parah retaknya, bahkan dinding kamar mandi sampai menganga.
"Kalau ada ledakan lagi, dinding kamar mandi saya bisa ambruk, makanya saya kalau lagi mandi takut ambruk. Dentuman pengeboman itu saya dengar dua kali dalam satu hari," ucapnya.
Linda mengatakan, sesuai kesepakatan dengan warga lainnya, jika proyek tetap dilanjutkan tanpa mengindahkan keselamatan jiwa, ia dan warga lainnya minta agar direlokasi.
"Saya sebetulnya sudah betah di sini, tapi kalau nyawa terancam ya lebih baik direlokasi karena berbahaya dan kasihan anak‑anak," kata dia.
Ketua RW 13 Ahmad M Sutisna, mengatakan, di wilayahnya terdapat 120 keluarga dan 500 jiwa, namun hampir semuanya rumah warga itu mengalami keretakan sehingga resah.
"Daerah ini paling dekat dengan lokasi pengeboman di terowongan. RT 4 jaraknya hanya 750 meter jadi rumah warga di sana yang paling parah mengalami keretakan," katanya.
Ahmad menambahkan, aktivitas pengeboman tersebut dilakukan tanpa memikirkan keselamatan warga sekitar karena aktivitasnya dilakukan tanpa ada kajian serta tidak memiliki izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).
"Saya kan tahu masalah amdal, makanya setelah adanya pengeboman itu saya tanyakan ke pekerja proyek KCIC amdalnya, tapi tidak bisa menunjukkan," ujarnya.
Bahkan, kata Ahmad, aktivitas pengeboman itu dilakukan tanpa sosialisasi dulu ke warga setempat.
Pada 2016 pekerja proyek KCIC hanya melakukan sosialisasi pengeboran, bukan pengeboman.
"Sekarang pengerjaannya malah dibom, akibatnya ratusan rumah warga di sini retak‑retak dan membahayakan," katanya. (hilman kamaludin)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Jawaban PT KCIC Terkait Retaknya Dinding Ratusan Rumah di Padalarang Karena Pengeboman Gunung Bohong
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.