Begini Penjelasan Lengkap Polisi Terkait Pembacokan di Tempat Ibadah
Pelaku diketahui memiliki penyakit diabetes menahun yang tak kunjung sembuh yang membuatnya mudah tersinggung
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Rifqi Gozali
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Pelaku pembacokan di Musala Darul Ulum RT 7 RW 11 Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae diketahui sosok orang yang mudah tersinggung dan marah.
Yang bersangkutan memiliki penyakit diabetes menahun yang tak kunjung sembuh.
"Pak Rawuh (pelaku) ini punya penyakit gula yang sudah menahun. Jadi memang kalau informasi warga dia kayak putus asa dengan penyakit gulanya karena tidak sembuh-sembuh. Jadi mudah tersinggung. Istilahnya karena penyakitnya telalu lama. Ini tadi dipegang anggota saya saja melepuh (kulitnya)," kata Ngatmin ditemui di kantornya, Senin (28/10/2019).
Adapun kronologi kejadian tersebut menurut Ngatmin, bermula saat korban, Muslim, azan isya di Musala Darul Ulum, Minggu (27/10/2019) malam.
Selepas azan, dia membaca selawat atau pujian yang di dalamnya terdapat syair Bahasa Jawa.
Karena dikira menyinggung pelaku, Rawuh, akhirnya dia naik pitam.
Baca: Pelaku Pembacokan yang Menewaskan Praka Zulkifli Disebut Menhan Menyaru Sebagai Mahasiswa
Pelaku lantas memecah kaca kemudian masuk ke dalam musala yang di tangannya masih membawa sebuah sabit.
"Waktu habis azan, dia (korban) kan salawatan. Lha salawatan itu kan ada Bahasa Jawa itu.
'Yen wong ora tau salat, ngko disiksa ning kubur'.
Karena orang sudah timbul dendam anggapannya menyindir.
Dia (pelaku) pulang habis bersih-bersih lapangan itu mampir musala langsung marah itu," kata Ngatmin.
Saat di dalam musala, pelaku hendak membacok kepala korban. Namun korban menangkisnya hingga pergelangan tangannya terluka.
Tidak hanya itu, di kening korban juga terkena sabetan sabit Pak Rawuh.
Baca: Termasuk Indonesia, Ini Daftar Kontestan Piala Asia Futsal 2020
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.