Pengusaha Dikeroyok dan Ditembak oleh Anak Pejabat di Majalengka: Kronologi Hingga Pengakuan Bupati
Seorang pengusaha dikeroyok dan ditembak. Pelakunya diduga anak dari kepala daerah di Majalengka. Bupati Majalengka pun beri tanggapan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pengusaha konstruksi bernama Panji Pamungkasandi dikabarkan mengalami penganiayaan di Kabupaten Majalengka, Minggu (10/11/2019) malam.
Dia dikeroyok hingga ditembak yang mengakibatkan lengan kirinya terluka.
Dikabarkan Panji ditembak oleh seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan juga sebagai pejabat di Setda Pemkab Majalengka.
Dan sempat dikabarkan juga, PNS tersebut berinisial INA merupakan anak Bupati Majalengka.
Kronologi
Dilansir dari TribunJabar.com, awalnya Panji menghubungi temannya, Andi untuk menagih pembayaran jasa konstruksi terkait proyek Pemkab Majalengka.
Kemudian, keduanya bertemu di Pusaka Indah, Cijati Majalengka pada pukul 19.00 WIB.
"Setelah bertemu, saya diberi tahu bahwa pembayaran dari investor yang seharusnya saya terima ada pada INA. Andi meyakinkan saya bahwa pembayarannya pasti malam itu (Minggu 10 November)," ujar Panji saat dihubungi via ponselnya, Senin (11/11/2019).
Baca: Jubir Anak Bupati Majalengka Jelaskan Duduk Perkara Penembakan terhadap Kontraktor
Akhirnya, Panji dan INA bertemu di Ruko Hana Sakura, Cigasong Majalengka.
Sambil menunggu INA di sekitar ruko, Panji mengaku tertidur di mobil
"Sekitar pukul 23.00 WIB, saya dibangunkan paksa. Belakangan saya tahu ada pak INA. Saya dibawa keluar dari mobil dan ditodong pakai senjata api, saya tepis dan tembakannya kena lengan kiri. Ada orang lain juga yang kena tembakan," ujar Panji.
Kata dia, saat ini ia dirawat di RSUD Majalengka.
Ia sudah melaporkan kasus itu ke Polres Majalengka.
Korban ditembak karena menagih utang proyek
Wakapolres Majalengka Kompol Hidayatullah membenarkan kejadian tersebut.
"Benar adanya laporan terkait penembakan dan pengeroyokan terhadap kontraktor dan masih menyelidiki serta melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang mengetahui tindakan kekerasan tersebut," ujarnya.
Baca: Putra Salah Satu Bupati di Jabar Diduga Terlibat Kasus Penembakan Pengusaha Konstruksi
Selain itu, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, seperti senjata api dan peluru, yang digunakan saat penembakan serta pengeroyokan terhadap seorang kontraktor.
Hingga kini, kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap kasus penembakan dan pengeroyokan seorang kontraktor oleh oknum PNS Pemkab Majalengka itu.
Polisi Sebut Sosok PNS INA merupakan anak dari Bupati Majalengka
Kapolres Majalengka AKBP Mariyono membenarkan adanya kejadian tersebut dan menyebut pelaku penembakan kontraktor adalah anak bupati Majalengka.
"Benar, anak kedua beliau (Bupati Majalengka)," kata Mariyono melalui pesan WhatsApp, dilansir dari Kompas.com, Selasa (12/11/2019).
Sebelumnya, Kepolisian Resor Majalengka Jawa Barat, Selasa siang, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) penembakan dan pengeroyokan kontraktor bernama Panji.
Pengeroyokan terjadi di Ruko Taman Hana Sakura, di Jalan Cigasong, Jatiwangi, Majalengka, Minggu (10/11/2019) malam.
Bupati akui pelaku adalah anaknya
Bupati Majalengka Karna Sobahi membenarkan pria bernama Irfan Nur Alam adalah anak kandungnya.
Irfan disebut-sebut terlibat kasus penembakan pengusaha kontruksi bernama Panji Pamungkasandi (40) pada Minggu (10/11/2019).
Panji mengalami luka tembak di lengan kiri.
Pengakuannya, luka tembak itu didapat saat ia menepis todongan senjata dari Irfan.
Saat ditepis, pistol dengan peluru karet itu meletus dan mengenai tangan Panji.
Baca: Anaknya Disebut Terlibat Penembakan, Ini Kata Bupati Majalengka
Baca: Penembakan di Majalengka Melibatkan Anak Bupati?
Baca: Hari Ini Tersangka Penembakan Mahasiswa di Kendari Brigadir AM Diterbangkan ke Jakarta
"Benar, Irfan itu anak kandung dan darah daging saya asli," ujar bupati saat dihubungi via ponselnya, Selasa (12/11).
Penyelidik Satreskrim Polres Majalengka sudah menggelar olah TKP di lokasi kejadian, di Ruko Hana Sakura Jalan Cigasong Majalengka.
Saat ini, kasus itu sedang ditangani dan masih dalam penyelidikan.
"Sebagai keluarga, saya menghormati dan mengikuti proses hukum yang berlaku," ujarnya.
Ia mengatakan, hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti bagaimana peristiwa itu terjadi.
Adapun informasi yang berkembang baru sebatas informasi dari pelapor.
"Saat ini tim penasehat hukum sedang menyusun prolog kejadian yang sebenarnya.
Kami akan berupaya dari awal sampai jelas kejadiannya supaya masyarakat terima informasi yg obyektif.
Sebab yang viral ini baru dari pihak pelapor," kata dia.
Hanya saja kata dia, informasi yang dia terima, sumber masalahnya itu bukan sebatas utang pencairan proyek.
"Saya pastikan bukan soal proyek dan yang berkaitan langsung utang bukan dengan Irfan tapi orang yang namanya Andi," ujar dia.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Kompas.com/Fadlyanto Sugiono) (Tribun Jabar/Mega Nugraha Sukarna)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.