Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Malam Sebelum Dedek Lakukan Bom Bunuh Diri, Sang Istri Sampaikan Keinginan Jualan Kerupuk

Kalau perubahan yang terlihat, dulunya anaknya tidak pakai cadar berubah jadi pakai cadar

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Malam Sebelum Dedek Lakukan Bom Bunuh Diri, Sang Istri Sampaikan Keinginan Jualan Kerupuk
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD FADLI TARADIFA
Polisi membawa mertua pelaku bom bunuh diri untuk dimintai keterangan, Rabu (13/11/2019) 

Laporan Wartawan Tribun Medan Muhammad Fadli Taradifa


TRIBUNNEWS.COM, MEDAN
- Raut muka cemas, gelisah tergambar dari  wajah Andi Syahputra, mertua dari RMN (24) alias Dedek, terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019) kemarin  saat disambangi www.tribun-medan.com pada Kamis (14/11/2019) di kediamannya.

Pria berkepala plontos ini menceritakan bagaimana proses anaknya bisa terjebak dalam pengajian yang diduga sesat tersebut.

Berikut pengakuannya :

1. Datangi pengajian Sejak April 2018

Dengan nada suara sedikit serak, ia mengatakan bahwa anaknya dan menantunya (Dedek) didatangi pengajian aliran begini sejak bulan April 2018.

"Jadi sebulan itu mereka rutin datang sampai bulan Ramadan kemarin. Pertama yang datang laki-laki berambut gondrong (panjang) dua orang. Saya pikir cuma pengajian biasa ya saya biarin mereka menjalin persahabatan di warung ayam geprek punya anak saya," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Lama kelamaan, sambung Andi, dirinya mulai tidak senang terhadap aktivitas kawan sepengajian Dedek.

"Saya gak senang juga. Kok sering-sering, lama-lama seperti mendoktrin. Tapi saya pun tidak tahu ya kan apa yang dibicarakan. Mulai dari situ, terjadi perubahan sikap terhadap anak saya.Mereka sudah mulai tidak mendengarkan arahan saya sebagai orangtua. Dan mereka sering ikut pengajian ke Belawan sana," ungkapnya.

Melihat aktivitas pengajian di Belawan sana, lanjut Andi yang ditemani sang istri, dirinya pun mencoba mencari tahu kenapa sering ke sana.

"Alasan mereka cuma ngaji. Memang ada pengajian perempuannya dan ada pengajian laki-lakinya. Kalau perubahan yang terlihat, ya yang dulunya anak saya tidak pakai cadar berubah jadi pakai cadar.

2. Ada Perubahaan sikap anak 

Lama-lama sikap anak saya berubah. Seperti harus lebih patuh terhadap ucapan suaminya.

Harus nurut apakata suami jangan melawan," katanya sembari mengatakan bahwa keterangan ini juga ia sampaikan saat dibawa petugas kepolisian ke Mako Brimob.

Lanjut Andi, perubahan anaknya yang jelas terlihat yakni tidak mendengarkan perkataan kedua orangtuanya.

Da (istri Dedek) hanya mendengarkan kata-kata suaminya saja lah.

Baca: Rumah Diduga Milik Guru Ngaji Pelaku Bom Bunuh Diri Digeledah, Ditemukan Pipa dan Busur Panah

"Jadi kalau ada kegiatan, dikit-dikit, mereka pigi ke sana. Perkataan kami pun tidak didengar. Warung bulak balik tutup.

Warung dibuat di dekat sini, saya sewakan tempat sampai akhirnya warung tutup.

Ekonomi mereka pun hancur dan gak ada uang datang ke rumah.

Mereka datang ke rumah ini.

Orang itu sering juga datang tapi tidak masuk ke rumah ini (menantunya).

Yang penting saya lihat sehat ya Alhamdulillah. Cuma sikapnya saja berubah. Asal disinggung soal pengajian mereka tidak senang," sambungnya.

3. Pernah Dinasehati agar berhenti pengajian

Tapi, dikatakan Andi, asal dinasehati untuk menyuruh berhenti dari pengajian, keduanya menolak.

"Udah lah saya bilang, enceng (berhenti) dari pengajian itu. Gak usah lagi ikut-ikutan. Karena pengajian itu gila, asik mencari akhirat saja. Kan gak cocok juga. Sampai mereka melawan dan pindah rumah. Keduanya mengontrak rumah di Pasar I, Rel," urainya.

Sebelum kejadian, kata Andi, pada malamnya, anaknya menelpon adeknya.

Mengatakan kalau Da ini berkeinginan untuk berjualan kerupuk.

"Saya pikir cocok lah. Berarti sudah berubah. Kalau pun kurang modal dalam hati saya, ya akan memberi modal untuk jualan kerupuk. Eh paginya kejadian bom itu," jelasnya sembari mengatakan bahwa ia terakhir melihat Dedek tiga Minggu sebelum kejadian ini.

Dedek dan Da dikabarkan melangsungkan pernikahan Minggu (2/12/2018) lalu.

Bom bunuh diri yang dilakukan diduga dua orang menggunakan atribut Gojek dan meledak disekitar kantin Polrestabes Medan.
Bom bunuh diri yang dilakukan diduga dua orang menggunakan atribut Gojek dan meledak disekitar kantin Polrestabes Medan. (Istimewa)

Hingga kini pasangan suami istri ini belum dikaruniai anak yang hampir memasuki setahun pernikahannya.

"Dari gadis anak saya tidak pernah ikut-ikut begitu. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Keduanya perempuan. Kalau kami tahu nama pengajiannya kami pasti melarang. Kan gak mungkin orangtua menjerumuskan anak," ujar istri Andi dengan mata berkaca-kaca.

Sang istri terlihat tak kuasa menahan tangisnya saat menceritakan kejadian yang dialami anak dan menantunya ini.

4. Bantah pengeboman karena pengaruh istri

Lanjut Andi mengatakan dirinya keberatan bahwa beredar kabar anaknya yang diduga mengajak si Dedek mengikuti pengajian begituan.

"Ini berita sekarang kok berbeda-beda bahwa pengeboman terpengaruh dari istri. Di mana menuduh anak saya ada jaringan terhadap bom di Bali padahal anak saya mengikut suaminya.Dan dia tidak tahu menahu sebenarnya. Memang dulu ia (anak saya) pernah dijebak sekali.

Karena ada kelompok mereka di penjara.

Jadi anak ku ini ditumbalkan untuk menjenguk si tahanan ini yang sakit di dalam penjara.

Anak awak ini kan gak tahu apa-apa. Kelompoknya ini gak berani jenguk antar obat.

Jadi gara-gara itu, anak ku dituduh sudah deluan jadi teroris karena pernah menjenguk tahanan 'i' di Tanjunggusta.

Karena ia anak baru jadi ia ditumbalkan untuk menjenguk. Jadi berita yang beredar sudah berputar-putar.

Sementara anak saya sejak bulan April mengikuti itu. Kenapa anak saya yang dituduh mempunyai jaringan itu. Tapi ia melihat (jenguk) tidak sendiri, ada kawannya juga.

Tapi dari situlah ia dikaitkan mempunyai jaringan," kata Andi dengan nada kesal.

Ditanya kenapa Sering Jenguk Tersangka Teroris

Tidak hanya Andi, sang istri dengan nada suara terisak-isak, mengatakan bahwa dirinya pernah bertanya kepada Da kenapa mau disuruh jenguk begituan di penjara sana.

"Saya tanyak anak saya, kenapa mau. Mereka kan teroris.

Dijawab anak saya itu lah Mak disuruh emak-emak di pengajian. Dan anak saya mengaku bahwa yang dijenguknya bukan teroris.

Cuma anak awak ini gak tahu jadi ditumbalkan. Itu peristiwa terjadi sekitar tiga bulan lalu.

Kami selaku orang tua sebelumnya sudah mengingatkan juga.

Tinggalkan semua itu. Udah tidak benar itu.

Tapi anak saya berpikir cuma ikuti perintah suami kalau tidak neraka. Nasehat kami tidak didengarkan. Selalu itu saja alasannya. Ia tidak mendengarkan kami," ucapnya sembari menetes air mata.

Percakapan sang istri pun disambung oleh Andi, ia melanjutkan, bahwa dirinya membaca di mana-mana kenapa jadi anak saya yang tertuduh.

"Hanya karena ia mengantar obat, terus dikaitkan.

Dan karena anak saya aktif di sosial media pun kami tidak tahu. Kalau memang ada ya saya tidak tahu bagaimana aktivitas di sosmed.

Tadi malam kami ketemu cuma tidak dikasih bicara. Kesalahan saya, ketika itu tidak menanyakan siapa mereka dari mana. Karena beranggapan saya ya sudah lah, paling pengajian biasa," kata Andi.

Terkait beredar kabar Andi meminta maaf kepada jemaah yang berada di lingkungannya, ia mengatakan benar, soal jemaah di masjid Imam Jalan Pasar I Rel, ada mengucapkan permohonan maaf.

"Subuh tadi, saya jadi imam salat. Warga pun heran kenapa saya lepas. Jadi saya ceritakan semua agar tidak ada cerita di belakang yang tidak enak.

Saya hanya sebagai orang tua. Nasehat saya tidak didengar ya saya mohon maaf kepada masyarakat kalau memang ada perbuatan meresahkan.

Saya tegaskan tidak ada menyebutkan nama pengajiannya apa. Karena mereka (anggota pengajian) tidak ada berpenampilan seperti pengajian biasa. Karena orangnya kurus-kurus, gondrong.

Dan mereka tidak ada membicarakan tentang tindak kriminal di Indonesia ini.

Makanya saya sangat kesal kenapa bodoh kali.

Gak ada saya sebut jemaah Sal seperti yang diberitakan media lainnya.

Itu tidak benar saya menuduh pengajian ini dan itu.

Yang jelas anak saya ada didatangi orang dari Belawan.

Tapi saya tidak tahu apa nama kelompoknya dan apa pengajiannya," pungkasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Andi Syahputra yang merupakan mertua laki-laki dari terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, pada Rabu (13/11/2019) dibawa petugas kepolisian dari kediamannya, sore hari.

Andi menjalani pemeriksaan sampai dipulangkan, Kamis (14/11/2019) pukul 03.00 WIB.

(mft/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul EKSKLUSIF TRIBUN: Mertua Pelaku Bom Bunuh Diri Ungkap Pengajian yang Sering Diikuti Menantunya

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas