Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hingga Jumat Pagi, BMKG Catat 74 Gempa Susulan Pasca-Gempa M 7,1 di Laut Maluku

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono melalui akun twitternya @DaryonoBMKG, Jumat (15/11/2019).

Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Hingga Jumat Pagi, BMKG Catat 74 Gempa Susulan Pasca-Gempa M 7,1 di Laut Maluku
tangkap layar
Gempa M 7,1 di Laut Maluku Utara, Kamis (14/11/2019) malam. 

Hingga Jumat Pagi, BMKG Catat 74 Gempa Susulan Pasca-Gempa M 7,1 di Laut Maluku

TRIBUNNEWS.COM - Pasca-gempa dengan kekuatan magnitudo 7,1 pada Kamis (15/11/2019) malam, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 74 gempa susulan di Laut Maluku.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono melalui akun twitternya @DaryonoBMKG, Jumat (15/11/2019).

"Hingga pagi ini pukul 06.59 wib telah terjadi 74 aktivitas gempa susulan (aftershocks) di Laut Maluku utara pasca gempa utama M 7.1," tulisnya. 

Lebih jauh, melalui pesan singkat WhatsApp, Daryono mengatakan dari 74 gempa susulan itu, susulan dirasakan sebanyak 6 gempa dan paling kuat dengan magnitudo 5,9. 

"Susulan dengan kekuatan di atas (M) 5,0 ada 11 kali gempa, susulan paling kuat M 5,9," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, gempa dengan kekuatan magnitudo 7,1 mengguncang wilayah Maluku Utara pada Kamis malam. 

Berita Rekomendasi

Gempa terjadi pada pukul 23.17.41 WIB.

Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa ini memiliki magnitudo M=7,4 dengan kedalaman 10 km yang selanjutnya dimutakhiran menjadi magnitudo M=7,1.

Episenter terletak pada koordinat 1,67 LU dan 126,39 BT tepatnya di laut pada jarak 134 km arah Barat Laut Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara kedalaman 73 km.

Gempa ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam Lempeng Laut Maluku.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Guncangan gempa dirasakan di Bitung dan Manado IV-V MMI dimana guncangan dirasakan oleh hampir semua orang.

Gempa juga dirasakan di Gorontalo, Halmahera, dan Ternate.

Laporan sementara ada kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah di Manado.

Hasil pemodelan menunjukkan gempa ini berpotensi tsunami dengan status ancaman WASPADA dengan estimasi tinggi tsunami kurang dari 0,5 m untuk daerah Minahasa Utara Bagian Selatan.

Berdasarkan monitoring muka air laut (tide gauge) menunjukan adanya catatan tsunami kecil di Ternate setinggi 6 cm pukul 23.43 WIB, Jailolo setinggi 9 cm pukul 23.43 WIB, dan Bitung 10 cm pada tanggal 15 November 2019 pukul 00.08 WIB.

Peringatan Dini Tsunami ini dinyatakan berakhir pada hari Jum’at 15 November 2019 pukul 01.45 WIB.

Dirasakan hingga Manado

Situasi di Pemukiman Warga di Maasing Manado Pasca Gempa
Situasi di Pemukiman Warga di Maasing Manado Pasca Gempa (Tribun Manado/Handhika Dawangi)

Gempa dengan skala M 7.1 yang berpusat di Jailolo, Maluku Utara pada Kamis malam dirasakan cukup kuat di Manado.

Bahkan gempa tersebut juga membuat pasien di rumah sakit Advent, Manado berhamburan untuk keluar meski masih dalam perawatan menggunakan infus.

Laporan jurnalis Kompas TV, Susan palilingan mengatakan, beberapa pasien di lantai atas gedung rumah sakit turun ke bawah.

Susan melaporakan ada beberapa pasien yang turun ke bawah dengan masih di atas tempat tidur, yang lain stand by di kursi roda, semuanya dalam kondisi perawatan.

Guncangan yang cukup kuat membuat pasien cukup panik dan gugup.

Gempa membuat para pasien yang  masih di lantai dasar karena mereka masih takut untuk kembali ke tempat.

Sementara itu, di Rumah Sakit Siloam Manado, pasien dan juga keluarga juga sempat dievakuasi di lobi utama rumah sakit.

Sama dengan situasi di Rumah Sakit Advent, di rumah Sakit Siloam sejumlah pasien juga masih menggunakan alat bantu kesehatan.

Mereka dikumpulkan di lobi utama rumah sakit, namun beberapa pasien yang masih trauma dan painik, memilih untuk tetap di luar rumah sakit.

Warga Mengungsi ke Gunung

Kepanikan akan tsunami dan gempa susulan melanda warga Kampung Ambong, Likupang Timur, Minahasa Utara.

Warga pesisir di daerah ini mengevakusi diri menuju area ketinggian, tepatnya di Gunung Wori saat pada Jumat (15/11/2019) dini hari.

Dilansir Kompas.com, puluhan warga Kampung Ambong mengungsi ke Gunung Wori yang merupakan area ketinggian yang terletak di wilayah Desa Winuri, Likupang Timur.

Area ini berjarak 3 kilometer dari Kampung Ambong, sementara Kampung Ambong sendiri hanya berjarak 300 meter dari bibir pantai.

Di lokasi Gunung Wori ini, warga kampung lain selain warga Kampung Ambong juga mengungsi, mereka menggelar tikar seadanya.

Sementara itu, sejumlah warga mengungsi menggunakan kendaraan sehingga areal pengungsian sesak oleh kendaraan.

(Tribunnews.com/Daryono)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas