Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Viral Puluhan Lansia Tidur di Atas Coran Semen di Panti Jompo, Dinas Sosial Ponorogo Beri Penjelasan

Viral puluhan lansia yang tidur di atas coran semen beralas matras. Kadinsos Ponorogo beri penjelasan soal panti jompo tersebut.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Viral Puluhan Lansia Tidur di Atas Coran Semen di Panti Jompo, Dinas Sosial Ponorogo Beri Penjelasan
Instagram @makassar_iinfo
Puluhan lansia tidur di atas coran semen di Panti Dhuafa Lansia Ponorogo. Pendiri panti mengaku tak tega melihat lansia terlantar di jalanan. (Sumber: @makassar_iinfo). 

TRIBUNNEWS.COM - Sempat viral di media sosial soal puluhan lansia yang tidur di atas coran semen beralas matras.

Lansia tersebut merupakan binaan Panti Dhuafa Lansia yang berlokasi di Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.

Dilansir dari laman resmi Pemerintahan Kabupaten Ponorogo, ponorogo.co.id, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-P3A) mengatakan pemilik sekaligus pengelola panti, Rama (38), mengaku penggunaan alas tidur tersebut memiliki alasan tersendiri.

Rama menjelaskan, penggunaan coran semen yang lengkapi dengan matras dan perlak lebih memudahkan pengelola panti untuk membersihkan tempat tidur tersebut.

Kadinsos Ponorogo Supriadi menyampaikan, pihaknya telah mengetahui penggunaan tempat tidur di Panti Dhuafa Lansia sejak pertengahan 2019.

Saat itu pihaknya sedang melakukan kunjungan ke beberapa tempat, termasuk panti jompo yang dikelola Rama.

Ia pun mengaku telah membicarakan alasan penggunaan alas tidur tersebut dengan pemilik panti.

Berita Rekomendasi

“Saat itu ia menyatakan hal itu agar ia dan pengurus panti lainnya lebih mudah ketika harus melakukan pembersihan," jelas Supriyadi, seperti yang diberitakan ponorogo.co.id, Kamis (21/11/2019).

Supriyadi menambahkan, tempat tidur dari coran semen tersebut hanya dipakai lansia yang sudah tidak bisa beraktifitas normal.

"Tempat tidur cor semen itu hanya untuk lansia yang sudah tidak bisa beraktifitas normal sehingga kadang, maaf, harus buang air di situ (tempat tidur)," ujarnya.

Kadinsos menilai alasan tersebut masuk akal dan manusiawi.

Pasalnya, jumlah pengurus panti jompo tersebut pun terbatas.


Supriyadi menegaskan, meskipun tempat tidur tersebut dari cor semen namun pengelola panti masih melapisinya dengan kasur busa dan perlak.

Dengan adanya lapisan kasur busa dan perlak, Kadinsos menilai tempat tidur tersebut masih layak digunakan.

“Jadi ya tidak langsung tidur di atas cor begitu lah. Dengan adanya kasur dan perlak ya kan masih layak. Lansia-lansia itu tidak begitu saja tidur di atas cor semen tanpa alas,” ujarnya.

Supriyadi menambahkan, Panti Dhuafa Lansia merupakan satu dari 42 lembaga sosial binaan Dinsos-P3A Kabupaten Ponorogo.

Setiap tahunnya, Dinsos-P3A Kabupaten Ponorogo menyalurkan dana ke lembaga-lembaga panti jompo maupun panti asuhan yang menjadi binaannya.

Nominal penyaluran dana pun variatif, berdasarkan jumlah asuhan panti.

Disebutkan, penyaluran dana tersebut mulai dari Rp 70 juta hingga Rp 150 juta setiap tahunnya.

“Pemkab dalam hal ini dinsos bukan sekadar tahu, tetapi juga mengawasi dan membantu operasional panti. Panti juga sudah membuat MoU dengan RSUD Harjono, Dinkes dan Baznas dalam hal penanganan kesehatan klien,” jelas Supriyadi. 

Cerita Pemilik Panti Dhuafa Lansia

Saat dihubungi Tribunnews.com, pemilik panti jompo, Rama (38), menceritakan dirinya membangun panti tersebut karena tidak tega melihat lansia terlantar.

"Karena bagaimana pun mereka sudah tidak selayaknya tidur di pinggir jalan atau di kolong jembatan," kata Rama, Selasa (19/11/2019).

Rama mengaku, panti itu dibangunnya dengan menggalang dana.

Ia juga menyebutkan masih terdapat pinjaman-pinjaman yang belum terlunasi untuk membangun panti tersebut.

Rama sendiri dulunya merupakan seorang pemulung.

Kepada Tribunnews.com, Rama mengaku saat ini selain mengelola panti, ia juga berjualan dan membuka jasa antar-jemput TKW atau TKI Surabaya dan Ponorogo.

Saat ini, panti jompo yang pada mulanya dikelola oleh keluarga Rama itu telah menampung sebanyak 80an lansia.

Rama menyampaikan, para lansia di pantinya sudah tidak memiliki keluarga.

"Lansia semuanya tidak punya keluarga, karena kami memprioritaskan para duafa dan terlantar di sini," kata Rama.

Beberapa lansia, Rama menuturkan, ia temukan di pinggir jalan.

Sementara itu, ada pula yang Rama tampung dari informasi rekan media.

"Terkadang saya juga dapat informasi dari teman-teman media yang mengabarkan ada orang-orang terlantar," lanjut Rama.

Selain itu, Rama mengaku telah mengimbau rekan-rekannya untuk membawa lansia yang terlantar ke pantinya.

"Selagi ada tempat yang bisa ditempati, jika ada orang yang datang dengan kondisi terlantar atau butuh perawatan maka saya suruh (teman-teman) menerima," jelasnya.

Rama menyebutkan saat ini lansia yang ia tampung berasal dari daerah sekitar Ponorogo.

Di antaranya yaitu Trenggalek, Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun, Caruban, Kediri, Malang, dan Tulungagung.

"Selagi (tempatnya) masih terjangkau, seandainya ada informasi, kami akan menjemput atau mencari relawan yang siap untuk mengantarkan ke panti," tutur Rama.

Menghidupi Puluhan Lansia dengan Dana Donatur dan Bantuan Pemerintah

Saat dihubungi Tribunnews.com, Rama mengungkapkan untuk menghidupi lansia di pantinya, ia menghabiskan dana yang tak kurang dari Rp 34 juta per bulan.

Ia menambahkan, setiap bulannya Panti Dhuafa Lansia mendapat bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

"Tidak kurang dari Rp 34 juta dan setiap bulan sebagian dana dibantu Baznas Ponorogo," kata Rama dalam keterangan tertulis, Jumat (22/11/2019).

Selain itu, Rama mengaku mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo.

"Tahun lalu itu ada hibah bantuan sosial dari Pemkab Ponorogo untuk makan," jelas Rama.

Tidak hanya itu, Rama juga mendapat bantuan dari Dinas Sosial (Dinsos) Ponorogo di tahun ini.

"Dinsos Ponorogo tahun ini memberi bantuan 40 paket sembako," ujarnya. 

Rama juga mengaku sudah beberapakali mendapat bantuan dari para donatur.

"Kami memang menghidupi mereka (lansia) dari donatur dan teman-teman TKW di Hongkong," ujar Rama.

Ia menjelaskan, TKW di Hongkong memiliki komunitas yang berperan mencarikan dana untuk kesejahteraan pantinya.

Sementara itu, para relawan yang membantunya mengurus panti hanya digaji alakadarnya.

Adapula relawan yang tidak mendapat imbalan gaji sama sekali.

Lebih lanjut, Rama menyampaikan, dalam mengurus panti, dirinya mengajak orang-orang telantar yang masih produktif.

"Kami juga mengkaryakan orang-orang terlantar yang masih produktif," ujarnya.

Hingga saat ini, Rama terus berupaya menggalang donasi untuk merawat para lansia serta memperbaiki kondisi pantinya.

Viral di Media Sosial

Sebelumnya, Panti Dhuafa Lansia sempat viral saat diunggah akun instagram, @makassar_iinfo.

Dalam postingan tersebut tertulis, para lansia ditelantarkan oleh keluarga mereka.

Unggahan akun Instagram @makassar_iinfo itu pun menyita perhatian warganet.

Banyak yang turut prihatin melihat kondisi para lansia di panti tersebut.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas