Berkat Maggot, Sampah Organik Tertangani
Di dalam setiap masalah, terkandung berbagai hikmah kebaikan. Kalimat bijak itu berlaku bagi orang yang tidak hanya menyesali, melainkan mencari sol
Editor: Content Writer
Manfaat lain, sampah organik bekas media tumbuh kembangnya maggot bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Dengan begitu, tumpukan sampah organik benar-benar terkelola secara natural. Pengalaman berharga inilah yang menurut Sri Suhartini dapat menjadi inspirasi semua pihak dalam mengatasi masalah tumpukan sampah organik.
“Metode ini saya kira cocok dikembangkan di seluruh TPST di Kota Bogor, supaya tumpukan sampah di Kota Bogor bisa tertangani lebih baik,” katanya.
TPST 3R Perumahan Mutiara Bogor Raya, saat ini mengelola 450 sampai 500 kg sampah per hari dan ditangani oleh 11 operator sampah. Mereka masih memilah antara sampah organik dan non organik serta residu atau jenis sampah yang tidak termasuk diantara keduanya.
“Seandainya warga sudah terbiasa memilah sampah dari rumah, maka pekerjaan operator akan lebih ringan,” kata Suhartini.
Itu sebabnya pengurus tengah menggagas sebuah gerakan mengajak warga untuk benar-benar mau dan mampu memilah sampah secara mandiri di rumah masing-masing.
Baca: Gerindra: Ancaman Hukuman Penghinaan Presiden Terlalu Berat
Selain mengelola sampah, pengurus TPST ini terus berupaya mengembangkan kegiatannya dengan budidaya maggot, pembibitan dan pembesaran lele. Saat ini sudah terlibat 7 orang pembudidaya lele, yang merupakan warga perumahan dan sekitarnya serta 3 orang pembudidaya maggot.
Panen lele yang sudah beberapa kali dilakukan, dibeli warga sekitar dan pedagang sayur. Kedepan mereka berencana mencoba membudidaya jenis ikan lain seperti gurame dan nila.
Atas segala inovasi dan kreativitas serta dampak sosial ekonomi yang telah dihasilkan, sangat layak jika saat ini TPST tersebut menjadi salah satu dari tiga TPST terbaik di tingkat Provinsi Jawa Barat .Selain itu baru saja harian Radar Bogor menganugerahkan TPST ini sebagai TPST terbersih di Kota Bogor.
Sebuah penghargaan yang layak diberikan, karena lingkungan serta sistem pengelolaan kebersihan di lokasi tersebut relatif baik. Bau tidak sedap relatif tidak terlalu kuat tercium, meskipun tempat itu sejatinya adalah tempat pengumpulan sampah.
Sesuatu yang pasti, dengan kreativitas dan inovasi tumpukan sampah itu terbukti telah menghasilkan uang dan menghidupi serta mensejahterakan orang-orang di sekitarnya. (*)