Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Bangkai Babi Dibuang ke Sungai, Pedagang Ikan di Medan Rugi Miliaran

Pedagang ikan di Pasar Cemara mengalami kerugian hingga miliaran rupiah sejak maraknya pembuangan bangkai babi ke danau

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Gara-gara Bangkai Babi Dibuang ke Sungai, Pedagang Ikan di Medan Rugi Miliaran
Septrina Ayu Simanjorang/Tribun Medan
Komunitas Pedagang Ikan se-Kota Medan menggelar kegiatan makan ikan bersama di Lapangan Parkir Pasar Cemara Medan, Senin (25/11/2019) 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pedagang ikan di Pasar Cemara Medan mengalami kerugian hingga miliaran rupiah sejak maraknya pembuangan bangkai babi ke danau dan sungai.

Hal ini diungkapkan Ketua Komunitas Pedagang Ikan se Kota Medan Juwari dalam kegiatan makan ikan bersama yang digelar di Pasar Cemara, Senin (25/11/2019).

Juwari mengatakan biasanya satu pedagang di Pasar Cemara bisa menjual 500 kilogram hingga 1 ton ikan perhari.

Namun dua minggu terakhir penjualan menurun 80 hingga 90 persen.

"Kerugiannya luar biasa, dua minggu terakhir satu pedagang kerugiannya paling sedikit Rp 5 juta. Di sini ada 150 hingga 200 pedagang, Rp 5 juta itu kerugian terkecil.

Baca: Bangkai Babi yang Sudah Membusuk Lintasi Sungai di Aceh, Warga Takut Makan Ikan

Baca: Masyarakat Aceh Singkil Diminta Tak Perlu Khawatir Konsumsi Ikan Menyusul Ditemukannya Bangkai Babi

Baca: Bangkai Babi Dibuang ke Sungai, Danau Siombak Pun Tercemar Bakteri E coli

Beberapa pedagang kerugiannya lebih dari itu. Total kerugiannya mencapai miliaran," katanya.

Ini masih kerugian di Pasar Cemara saja, belum termasuk di pasar yang lain seperti Simpang Limun, Kampung Lalang, dan sebagainya.

Berita Rekomendasi

Ia berharap setelah acara ini bisa menepis isu-isu yang berkembang sekarang dan memberikan keyakinan pada masyarakat bahwa ikan sehat, nyaman, dan halal untuk dikonsumsi.

Sementara itu Pelaksana tugas Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi yang turut hadir dalam kegiatan makan ikan bersama ini mengatakan kurangnya minat makan ikan usai banyaknya bangkai babi merupakan dampak psikologis pada masyarakat.

"Hal ini berdampak ke psikologis masyarakat. Ikan yang dijual di pasaran umumnya ikan 1 mil dari pantai, artinya tidak ada masalah," ujarnya.

Ia mengatakan sebelumnya Kepala Dinas Lingkungan Hidup sudah melakukan pemeriksaan terhadap air dari Sungai Bedera dan Danau Siombak.

Hasil uji laboratorium mengatakan air sungai dan danau tersebut tidak mengandung hog cholera hanya mengandung Bakteri Escherichia coli yang berasal dari limbah masyarakat.

"Jadi Danau Siombak dan Sungai Bedera polutan nya adalah limbah masyarakat. Ini sudah ramai makan ikan semoga animo nya semakin baik.

Dampak pembuangan bangkai babi ini luar biasa, kalau beberapa waktu lalu saya ada celetukan yang emosional dan tidak beretika saya mohon maaf kalau ada yang tersingung.

Tapi sesungguhnya jangankan buang bangkai babi, buang sampah sembarangan saja bisa saya maki-maki, itu bukan perbuatan orang yang beradab, wajar kalau saya maki," katanya.

Ia juga meminta agar tempat sampah di Pasar Cemara diperbanyak. Ia mengimbau agar pedagang jangan gampang membuang sampah ke parit.

Katanya budaya dan kultur yang harus diperbaiki

"Semuanya saling berhubungan, ketika kejadian ini pedagang ikan merugi.

Tetapi kalau kita buang sampah sembarangan disini petani di sana yang menjerit. Ayo saya ajak jaga kebersihan, gerakan ini bukan main main.

Kota Medan ini harus bersih dan benar-benar bersih, salah satu caranya adalah kita kurangi sampah plastik. Bersih itu serius, perintah Allah itu. Bukan hanya di mulut, tapi dikerjakan," pungkasnya. (Septrina Ayu Simanjorang)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Masyarakat Takut Makan Ikan, Pedagang Ikan Merugi Hingga Milyaran Rupiah,

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas