Polisi Datangi Rumah Wali Murid Pelaku Penganiayaan Bu Guru Rahmah
Mobil patrol Polsek Sultan Daulat, Kota Subulussalam, terpantau berada di sekitar rumah SN, wali murid pelaku penganiayaan guru honorer.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Serambi, Subulussalam
TRIBUNNEWS.COM, SUBULUSSALAM – Mobil patrol kepolisian sektor (Polsek) Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Senin (25/11/2019) terpantau berada di sekitar rumah SN, wali murid pelaku penganiayaan guru honorer Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jambi Baru, Kecamatan Sultan Daulat.
Belum diketahui apakah polisi akan menangkap pelaku atau mengantar surat panggilan kedua sebagaimana pernyataan Kapolsek AKP Dodi dua hari lalu.
Informasi yang dihimpun Serambinews.com, sejauh ini belum terlihat penangkapan terhadap pelaku.
Bahkan beredar kabar jika pemilik rumah sudah tidak ada di rumah.
"Ada mobil patrol polisi entah mengantar surat panggilan atau apa. Tapi orangnya tidak ada di rumah," ungkap sumber seraya memastikan lokasi mobil polisi merupakan depan rumah pelaku penganiayaan guru honorer.
Meski demikian, hingga kini Serambinews.com belum memperoleh informasi secara pasti tujuan mobil patroli polisi.
Begitu juga apakah petugas kepolisian berhasil menemukan pelaku di rumah tersebut.
Kabar lain menyebutkan jika pelaku sudah ke luar dengan mobilnya sebelum polisi tiba di rumahnya.
Menurut kabar pelaku biasa ke luar rumah untuk kepentingan bisnisnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, polisi memastikan proses hukum terhadap pelaku penganiaya Rahmah Ama.Pd, guru honorer di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jambi Baru, Kecamatan Sutan Daulat beberapa waktu lalu tetap berjalan.
Bahkan, polisi mengungkapkan adanya fakta lain terkait penganiayaan.
Baca: Bu Rahmah, Guru Honorer SD Masih Syok Setelah Ditampar Wali Murid Hingga Memar
Baca: BREAKING NEWS: Rumah Sabdaruddin Hangus Tersambar Petir, Pasutri Tetangganya Terluka
Kapolres Aceh Singkil AKBP Andrianto Agramuda melalui Kapolsek Sultan Daulat, AKP Dodi, kepada Serambinews.com, Minggu (24/11/2019) malam mengatakan, dari pemeriksaan maupun bukti-bukti, apa yang dilakukan oknum wali murid ini sudah masuk kategori penganiayaan dan polisi akan mengusut tuntas.
Ketika ditanyai soal video sang wali murid terekam datang ke sekolah dan melontarkan ucapan dengan kata kasar atau kotor, menurut AKP Dodi itu merupakan kejadian sebelum peristiwa penganiayaan.
Pelaku, kata AKP Dodi, datang ke sekolah saat proses belajar mengajar berlangsung.
"Soal tuduhan guru mencubit anaknya waktu jam belajar juga harus dibuktikan benar atau tidak," ujar AKP Dodi.
Tuduhan wali murid ini, lanjut AKP Dodi, sang guru mencubit tubuh anaknya saat belajar.
Namun hal ini harus bisa dibuktikan sang wali murid dengan bukti dan saksi-saksinya.
Tapi, menurut AKP Dodi, sejauh ini tidak ada bukti kuat jika sang guru mencubit anak pelaku penganiayan.
Justru, sekilas terdengar dari para murid maupun guru di sana ternyata pelaku memaksa untuk mengakui bahwa gurunya yang mencubit.
Baca: Pendaftaran CPNS Subulussalam Tunggu Penyesuaian Kualifikasi Pendidikan
Baca: Warga Bawan Sultan Daulat Cemas Dengan Munculnya Harimau Sumatera di Perkebunan
Memar Hingga Bengkak
Sebelumnya, Rahmah (35) seorang guru honorer di SD Negeri Jambi Baru, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dikabarkan dianiaya oleh wali murid hingga mengalami luka memar dan syok berat.
Informasi yang dihimpun Serambinews.com, penganiayaan terhadap Rahmah guru honorer tersebut terjadi Rabu (20/11/2019).
Namun, kejadian itu baru heboh pada Sabtu (23/11/2019).
Kasus itu heboh karena banyaknya warga mengecam aksi main hakim terhadap guru di Kota Sada Kata ini.
Apalagi kejadian ini di tengah momen menjelang hari guru nasional.
Rahmah yang dikonfirmasi Serambinews.com, membenarkan kejadian penganiayaan terhadapnya yang dilakukan wali murid.
Rahmah yang dihubungi masih dalam keadaan shock dan menceritakan kronologis hingga peristiwa pemukulan terhadapnya.
Rahmah mengaku hanya mengingat beberapa pemukulan yang dialaminya berupa penamparan hingga membuat memar dan kepalanya bengkak.
Selain itu, oknum wali murid berinisial SH alias MP itu juga mencubitnya hingga membiru.
Saat dianianya dia tak tahu lagi lantaran bergumul hingga jilbabnya ikut tersingkap.
Peristiwa miris ini terjadi tepat di depan pintu gerbang sekolah.
Sayangnya, warga yang menyaksikan tidak ada yang melerai hingga Rahmah mengalami memar.
Bahkan akibat penganiayaan, Rahmah belum berani masuk ke sekolah karena syok.
Baca: Tim Dokter Baru Mengangkat 7 dari 74 Butir Peluru yang Bersarang di Tubuh Orangutan Bernama Hope
Baca: Wali Kota Subulussalam Polisikan Mantan Pejabat terkait Ujaran Kebencian di Medsos
Rahmah juga masih mengaku ada yang sakit bagian kepala sehingga belum mampu ke sekolah.
Kalaupun ke sekolah, kata Rahmah dia harus ditemani karena trauma dan khawatir terhadap wali murid yang menganiayanya.
Rahmah mengaku telah melaporkan ke Mapolsek Sultan Daulat atas penganiayaan yang menimpanya dengan nomor surat tanda laporan LP-B/12/XI/2019/Sek Sultan Daulat 2019.
Ramah telah di-BAP pada Kamis (21/11/2019) lalu.
Di kepolisian sempat ada upaya mediasi namun pelaku dikabarkan tidak mau menghadiri panggilan polisi.
Karena itu, Rahmah berharap kasus yang menimpanya ini dapat diproses hukum secara tuntas agar tidak ada lagi kejadian serupa menimpa guru lain di manapun.
"Saya berharap kasus ini diproses secara hukum sampai tuntas. Jangan sampai ada lagi kejadian sama yang menimpa guru. Terus terang kami trauma, saya masih shock, anak saya takut," ujar Rahmah.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul BREAKINGNEWS – Polisi Datangi Rumah Penganiaya Guru Honorer, Pelaku Diduga Sudah Kabur