Kisah Petani di Pagaralam Bisa Selamat Saat Diterkam Harimau Sebesar Sapi, Ini yang Ia Lakukan
Seekor harimau menerkam seorang petani yang tengah berada di area perkebunan, Senin (2/12/2019).
Editor: Sugiyarto
Namun setelah ditusuk istri korban, babi hutan tersebut langsung berbalik dan menyerangnya.
4. Babi hutan tewaskan perempuan petani karet
Istrianti (40 tahun), warga Dusun I, Desa Ciptodadi I, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Musi Rawas, Kamis (3/10/2019) tewas diserang babi hutan.
Informasi dihimpun di lapangan kejadian bermula saat korban sedang menyadap karet, tiba-tiba dikagetkan oleh serangan babi hutan dari arah belakang.
Ketika digigit korban sempat melakukan perlawanan, tapi usahanya sia-sia, karena korban berada dibawah dan tertindih babi hutan yang begitu besar.
Ketika kejadian korban sempat berteriak meminta pertolongan, kepada keponakannya. Saat keponakannya tiba babi hutan masih terus menyerang dengan menggigit tubuh korban.
Akibatnya sekujur tubuh korban mengalami luka robek dan mengeluarkan banyak darah.
Keponakannya pun langsung mengambil kayu dan memukul babi hutan bertubi-tubi.
Namun, usahanya sia-sia karena babi hutan dengan ganasnya terus menggigit tubuh korban.
Karena tidak bisa menolong, keponakannya meminta pertolongan keluarga dan warga setempat.
Selanjutnya keluarga dan warga setempat datang ke lokasi.
Melihat babi hutan masih terus menyerang, tanpa pikir panjang keluarga dan warga langsung memukul dan membunuhnya.
Musim Rawan
Dari beberapa sumber yang disadur sripoku.com, hewan-hewan liar nan buas seperti harimau dan babi hutan biasanya ke luar dari sarang mereka di musim kemarau.
Atas dasar ini, tak heran jika sejak bulan Oktober lalu hewan-hewan liar tersebut begitu dekat dengan keberadaan manusia yang sedang berada di area perkebunan.
Seperti yang dituturkan Kapolsek Jayaloka yang menangani peristiwa kematian Istrianti, Iptu Rosidi mengatakan penyerangan babi hutan ini bisa terjadi kapan saja.
Mengingat saat ini masih musim kemarau dan hewan-hewan liar banyak kekurangan makanan.
"Babi itu makannya cacing, banyaknya di rawa-rawa, jadi karena sumber makanannya habis lebih cenderung ganas. Takutnya warga beraktivitas diserang lagi," katanya.
Petugas Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Gunung Dempo, Harmansyah, kemunculan harimau di Gunung Dempo yang akhir-akhir ini sering terlihat oleh masyarakat disebabkan oleh berbagai faktor.
Seperti musim kemarau berkepanjangan sehingga menipisnya jumlah makanan.
Hingga faktor tangan-tangan jahil manusia yang dengan sengaja menebang pohon dan berimbas pada terganggunya habitat dan rumah bagi hewan yang kerap disebut 'raja hutan' itu.
"Kejadian seperti ini juga tidak terlepas dari kejahatan manusia. Kenapa habitat hewan itu diganggu. Itu kenapa kami sangat menentang keras adanya penebangan hutan. Hewan-hewan itu tidak akan mengganggu kalau tidak diganggu lebih dulu," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Harimau Seukuran Sapi Kejar Warga Desa Tebat Benawa Pagaralam, Selamat Berkat Panjat Pohon