Kronologis Lengkap 4 Warga Ditebas Hingga Menewaskan Seorang Korban, Yoyo Kembali untuk Balas Dendam
Yoyo dikeroyok oleh delapan sampai sepuluh orang. Karena takut, sopir tersebut kemudian kabur menyelamatkan diri.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Peristiwa penebasan yang membuat seorang tewas dan tiga lainnya luka-luka di Jalan Mekar II Blok A VII, Pemogan, Denpasar Selatan, murni kasus kriminalitas.
Motifnya karena belum membayar sewa kos tiga bulan.
Kapolsek Densel, Kompol I Nyoman Wirajaya menjelaskan, awalnya Koming yang merupakan warga Karangasem indekos di daerah Pemongan.
Namun ia belum membayar selama tiga bulan. Nominal per bulannya Rp 2,3 juta.
"Nah saat ini Koming tersebut kabur dan ini masih kami selidiki," ujar Kompol Wirajaya saat ditemui di Polsek Denpasar Selatan, Senin (2/12/2019).
Karena belum membayar, pemilik kos kemudian mengeluarkan barang-barang milik Koming dari dalam kos.
Pemilik kos meminta seorang sopir membawa barang-barang itu ke suatu tempat.
Saat sopir mengantarkan barang-barang itu, sopir tersebut ditahan oleh Koming karena barangnya tidak lengkap.
Kemudian sopir menghubungi pemilik kos, memberi kabar bahwa dia ditahan.
"Berbicaralah Koming dengan pemilik kos dan menanyakan kenapa barang-barangnya tidak lengkap. Dijawab oleh pemilik kos, alasannya lunasi dulu pembayaran kosnya," tutur Kompol Wirajaya.
Setelah itu, pemilik kos mengutus Komang Tri alias Yoyo untuk melihat sopirnya yang ditahan.
Pemilik kos meminta Yoyo menanyakan kenapa sopirnya ditahan.
Yoyo pun datang ke lokasi seorang diri.
Di sana ia berhadapan dengan sejumlah orang yang sedang minum.
Baca: Nyoman Degdeg Tewas Setelah 6 Jam Kritis
Baca: Kronologis Aksi Penebasan 4 Warga Denpasar Selatan Hingga Seorang di Antaranya Tewas
Singkat cerita, terjadilah perkelahian. Yoyo dikeroyok oleh delapan sampai sepuluh orang. Karena takut, sopir tersebut kemudian kabur menyelamatkan diri.
"Saat dikeroyok, Yoyo kemudian berteriak agar tidak dipukul karena sama-sama orang Karangasem. Berhentilah pengeroyokan tersebut," ujarnya.
Perkelahian pun berhenti. Setelahnya Yoyo justru diajak minum. Tak lama berselang, Yoyo izin pulang.
Puncak masalah terjadi berikutnya. Yoyo ternyata datang membawa pedang. Sang adik juga sempat membuntuti.
Namun Yoyo sebagai kakak menahan adiknya ikut dalam perkelahian itu.
Ia hanya berpesan jikalau dia mati, adiknya tahu karena apa.
Setelahnya, Yoyo langsung menebas orang-orang tersebut.
Kini Yoyo telah ditahan dan menjadi tersangka.
Barang bukti berupa pedang telah diamankan.
Meski demikian, Yoyo bisa jadi akan melapor karena sebelumnya ia dikeroyok.
"Kami sudah menetapkan Yoyo sebagai tersangka dan saksi yang kami periksa ada enam orang. Sementara kasus ini masih proses pengembangan untuk pengimbangan. Karena pihak tersangka juga ada potensi untuk melapor juga," ujarnya.
Peristiwa ini terjadi, Jumat (29/11/2019).
Empat orang yang ditebas Yoyo adalah I Nyoman Degdeg (35), I Kadek Moyo (36), I Ketut Sudita (40), dan I Ketut Kentel (28).
Nyoman Degdeg kritis, ia luka parah pada bagian kepala dan leher. Nyawanya tak terselamatkan setelah dirawat enam jam lebih.
Degdeg satu dari empat korban penebasan ini mengembuskan napas terakhirnya, Sabtu (30/11/2019) sekira pukul 01.00 Wita.
Baca: Sempat Kritis, Satu dari Empat Korban Penebasan Akhirnya Meninggal Dunia
Baca: Aksi Penebasan Diduga Dipicu Masalah Utang Piutang Pembayaran Uang Kos, Seorang Korban Masih Kritis
Warga Geger
Aksi penebasan terhadap empat orang di Jalan Mekar II Blok A VII, Pemogan, Densel, Jumat (29/11/2019) kemarin, membuat geger.
Empat korban tersebut yakni I Nyoman Degdeg (35), I Kadek Moyo (36), I Ketut Sudita (40), dan I Ketut Kentel (28).
Sabtu (30/11/2019) saat Tribun-Bali.com ke TKP, kondisi rumah dipasangi garis polisi.
Kemudian menemui satu tetangga korban dan menanyakan kejadian tersebut.
Tetangga tersebut mengaku tidak mengetahui aksi penebasan tersebut.
"Kemarin sekitar pukul 15.00 Wita memang sedang ramai-ramai minum di Balai Bengong itu (sebelah TKP). Tapi, saya gak tahu aksi penebasan itu terjadi pukul berapa. Kejadian itu cepat, saat saya keluar rumah sekitar pukul 17.00 sudah ramai ada polisi. Kempat korban sudah dilarikan ke RS Sanglah," ujar dia.
"Namun ada kabar duka, satu dari keempat korban bernama I Nyoman Degdeg meninggal dunia karena luka yang parah," ujar tetangga sekitar yang tidak ingin disebutkan namanya itu.
"I Nyoman Degdeg yang bekerja sebagai driver ojek ini dikenal ramah dan baik. Ia tewas meninggalkan istri berserta kedua anaknya," imbuhnya.
Kemudian sumber lain mengungkapkan, awal kejadiannya dikarenakan korban bernama Ketut Sudita dan Kadek Moyo belum membayar kos di Jalan Juwet Sari.
Mengetahui Ketut Sudita dan Kadek Moyo tersebut pergi ke TKP, diduga pelaku bernama Ming (penjaga kos) datang sendiri ke TKP untuk menagih uang kos.
Kedatangan Ming justru membuat kedua korban marah dan menantangnya.
Ming pun pulang dan kembali bersama kedua temanya dengan membawa senjata tajam serta menebas Ketut Sudita, Kadek Moyo dan kedua korban lainya.
"Ketut Sudita dan Kadek Moyo belum bayar kos di Jalan Juwet Sari. Barang elektronik seperti kulkas dan laptop ditahan sama diduga pelaku Ming ini. Nah, pada Jumat (29/11/2019) Ketut Sudita dan Kadek Moyo pergi ke tempat temannya di TKP. Diketahui lah oleh Ming dan mendatangi mereka sedang minum bersama teman-temanya di Balai Bengong," kata dia.
Baca: Sempat Dirawat di RSUP Sanglah, Bayi yang Dibuang Pasangan Muda Akhirnya Meninggal
Baca: Turis Jepang di Bali Lompat dari Lantai Dua Apartemen, Diduga Dibuntuti Seseorang
"Saat Ming menagih untuk bayar kos, justru Ming ditantang. Kemudian Ming pulang dan datang bersama kedua temanya dengan membawa parang serta tombak. Disitulah terjadi penebasan terhadap Ketut Sudita dan Kadek Moyo serta kedua korban lainnya," ujarnya
Sebelumnya, terjadi aksi penebasan di Jalan Mekar II Blok A VII, Pemogan, Densel, Jumat (29/11/2019).
Empat korban tersebut yakni I Nyoman Degdeg (35), I Kadek Moyo (36), I Ketut Sudita (40), dan I Ketut Kentel (28).
"Keempat korban tersebut mengalami luka-luka tebasan. Salah satunya korban berinisial I Nyoman Degdeg sedang kondisi kritis karena mengalami luka parah yakni di bagian leher, ada luka di bagian tangan, dan luka di bagian kepala," ujar sumber petugas.
Kronologis menurut keterangan sakai, aksi tersebut terjadi sekitar pukul 17.30 WITA. Saat di TKP bahwa korban dengan saksi sebelumnya minum bersama delapan orang temannya.
Kemudian datang yang diduga pelaku Ming bersama tiga orang lainnya. Saat itu Ming membawa pedang, dan tombak.
Setibanya di TKP, Ming turun dari sepeda motor dan langsung menghunus pedang serta melakukan penebasan terhadap ke empat korban secara membabi buta.
"Akibat kejadian tersebut ada empat orang sebagai korban dan sudah dibawa ke RS Sanglah untuk penanganan medis," ujarnya.
Secara terpisah Kanit Reskrim Polsek Denpasar Selatan Iptu Hadimastika Karsito Putra membenarkan kejadian tersebut.
Baca: BREAKING NEWS: 4 Korban Terkapar Ditebas Seorang Pria Secara Membabi Buta
Baca: Warga Negara Jepang yang Melompat dari Apartemen di Bali Masih Koma
"Ya memang ada kejadian itu, untuk motifnya karena pembayaran kos. Dan kita masih selediki lebih lanjut," ujarnya saat dihubungi.
Korban Kritis Tewas
Korban kritis atas nama I Nyoman Degdeg (35) yang dirawat intensif akibat ditebas dalam peristiwa Pemogan berdarah tak dapat ditolong lagi. Korban meninggal dunia dalam perawatan di UGD RSUP Sanglah Denpasar.
Degdeg, satu dari empat korban penebasan di Jalan Mekar II Blok A VII Pemogan, Denpasar Selatan, Jumat (29/11/2019) ini menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (30/11/2019) pukul 01.00 Wita.
Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit mengatakan, korban masuk kamar jenazah sekira pukul 01.42 Wita.
Berdasarkan hasil visum luar yang dilakukan, petugas forensik menemukan luka terbuka pada puncak kepala, pipi dan lengan bawah kanan dan kiri serta telapak tangan kanan.
"Hingga saat ini, jenazah masih di ruang forensik. Belum diautopsi," ungkapnya dikonfirmasi Tribun Bali, Sabtu (30/11/2019).
Baca: Sebelum Ditemukan Tewas, Pria yang Kerap Disapa Jenderal Tak ke Luar Kamar Kos 9 Hari Lamanya
Baca: Sebelum Ditemukan Tewas, Pria yang Kerap Disapa Jenderal Tak ke Luar Kamar Kos 9 Hari Lamanya
Ditanya soal penyebab kematian korban masih belum bisa diidentifikasi.
Penyebab kematian, kata Alit baru bisa diketahui melalui tindak autopsi.
"Belum tahu kalau belum diautopsi. Masih belum ada permintaan dari kepolisian," kata dia.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Yoyo Kembali untuk Balas Dendam, Ambil Pedang untuk Tebas Korban
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.