Cara Polres TTS Atasi Radikalisme
AKBP Ariasandy mengatakan radikalisme dapat diatasi dengan mudah di wilayahnya dikarenakan toleransi tinggi dari masyarakat.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, SOE - Kapolres Timor Tengah Selatan (TTS) AKBP Ariasandy mengatakan radikalisme dapat diatasi dengan mudah di wilayahnya dikarenakan toleransi tinggi dari masyarakat.
"Di tempat ini masyarakat mendukung pencegahan itu. Kami sangat terbantu dengan kondisi yang ada disini, toleransinya cukup tinggi. Jadi persoalan perbedaan keyakinan dan ideologi tidak menjadi hal yang mengkhawatirkan," ujar Ariasandy, ketika ditemui di Mapolres TTS, Soe, Nusa Tenggara Timur, Jumat (6/12/2019).
Baca: Erick Thohir Siap Jalankan Perintah Menko Polhukam Soal Indikasi Radikalisme di BUMN
Baca: Video Angin Puting Beliung di Rote NTT, Berwarna Hitam Pekat, Sebabkan Anak Usia 10 Tahun Luka-Luka
Meski mayoritas warga memeluk agama Nasrani, namun keberagaman terlihat bahkan di Polres TTS.
Pantauan Tribunnews.com, terdapat tiga tempat ibadah yakni pura, gereja dan masjid, yang letaknya berdampingan di dalam polres tersebut.
Ariasandy mengatakan pihaknya juga kerap mengadakan kegiatan keagamaan secara rutin untuk mencegah radikalisme berkembang. Seperti istighosah yang dilakukan setiap sebulan sekali.
Selain itu, kepolisian juga mendatangi sekolah-sekolah setiap hari Senin untuk mengikuti upacara bendera.
Mereka kemudian akan memberikan imbauan kamtibmas kepada siswa, terkait masalah NKRI, toleransi, dan konflik sosial.
Ariasandy turut mengidentifikasi setiap warga pendatang atau orang luar yang masuk ke wilayahnya melalui bhabinkamtibmas dan bantuan warga.
Ia juga memerintahkan bhabinkamtibmas untuk terus melekat kepada warga.
"Di sini kan desa, nggak seperti di kota. Kalau di kota orang datang kita nggak peduli itu siapa. Tapi disini orang beda warna saja kita sudah 'ini orang darimana' dan pasti mereka cari tahu. Inilah keunggulan orang-orang di desa, mereka saling tahu satu sama lain jadi kalau ada orang luar datang mereka pasti tahu," kata dia.
"Dan kita (kepolisian) pasti tahu, kan kita ada bhabinkamtibmas di lapangan. Meski tidak banyak karena keterbatasan personel, tapi mereka saya perintah untuk betul-betul melekat dan menguasai konflik dan tempat-tempat strategis yang ada disini. Sehingga apa yang terjadi di desa itu bisa dia rekam dan tahu," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.