Sederet Fakta Tentang Penikaman Warga Desa Batubelubang dan Evakuasi Pendatang dari Tulung Selapan
Kasus penikaman dua warga Desa Batubelubang, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah, berbuntut panjang
Editor: Sinatrya Tyas Puspita
Sederet Fakta Tentang Penikaman Warga Desa Batubelubang dan Evakuasi Pendatang dari Tulung Selapan
BANGKAPOS.COM -- Kasus penikaman dua warga Desa Batubelubang, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah, berbuntut panjang.
Warga pendatang di daerah tersebut terpaksa diungsikan karena warga setempat meminta mereka angkat kaki.
Nani (37) tergopoh-gopoh membawa barang seadanya. Wajahnya begitu kalut saat proses evakuasi berlangsung di rumah Ketua RT 8 Desa Batu Belubang, Kecamatan Pangkalanbaru, Bangka Tengah, Sabtu (21/12) malam.
Ia terpaksa harus pindah dari rumah yang sebelumnya ia tempati meski baru empat hari ia melahirkan bayi laki-laki.
Warga Kabupaten Kayu Agung, Sumatera Selatan bersama sang bayi bernama Aldi Al Qhori harus dievakuasi, buntut dari penikaman yang dialami dua warga Desa Batu Belubang, Sabtu sore.
Berikut sejumlah fakta yang dirangkum Bangka Pos terkait kejadian di Desa Batubelubang.
1. Berawal dari Penikaman
Dua warga Batu Belubang yang mengalami luka tusuk dibawa ke RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang. Korban yaitu Arpan (49) dan Rafi (22) yang merupakan bapak dan anak ini dirawat intensif.
Arpan ditikam sebanyak dua kali di kepala dan perut bagian kiri. Akibat luka tersebut Arpan sempat koma selama satu jam dan empat jahitan di kepala.
Arpan mengungkapkan, sempat jatuh tertimpa motor saat pelaku yang diduga merupakan warga pendatang melakukan penyerangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.