Tol Layang Jakarta-Cikampek Macet, YLKI: Sesuai Prediksi
kemacetan tersebut sudah diprediksi sejak awal, bahwa tol layang Cikampek tidak akan mampu mengatasi kemacetan saat libur panjang.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti kemacetan panjang yang sempat terjadi selama lebih dari 2 jam di Tol Layang Jakarta-Cikampek arah timur pada Sabtu (21/12/2019) tengah hari.
Dampaknya, akses masuk menuju Jalan Tol Japek II Elevated dari arah Cawang sempat ditutup pihak Kepolisian.
Penutupan dilakukan dua kali, pada pukul 12 hingga 12.10 WIB dan pukul 13.30 sampai 13.50 WIB, arus kendaraan pun dialihkan ke jalur bawah.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, kemacetan tersebut sudah diprediksi sejak awal, bahwa tol layang Cikampek tidak akan mampu mengatasi kemacetan saat libur panjang.
"Terbukti tol layang Cikampek macet total selama dua jam, dan akhirnya arus lalin menuju tol layang ditutup (sementara)," ujar Tulus Abadi, dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12/2019).
Tulus mengatakan, ini artinya saat tol layang Cikampek dibangun tidak mempertimbangkan berbagai kemungkinan, termasuk jika ada kendaraan mogok di tol layang.
"Ini bisa jadi petugas tol tidak sigap mengatasi masalah saat terjadi kendaraan mogok, dan volume traffict sedang tinggi tingginya," ujarnya.
Dengan kejadian seperti ini, kata Tulus, fungsi utama tol layang Cikampek untuk mengatasi kemacetan saat libur panjang, menjadi sia sia.
YLKI mendesak agar Kemenhub dan kepolisian mengevaluasi total management traffict saat long weekend, seperti libur Nataru dan nanti libur Idul Fitri.
"Selain itu perlu diperbangkan adanya emergency exit, misalnya di km 25, sehingga pengguna tol tidak tidak tersandera di jalan tol selama berjam jam. Ini bisa membahayakan keamanan dan keselamatan pengguna tol. Jangan sampai jalan tol layang ini menjadi produk gagal," katanya.
Penyebab
Sebelumnya, kemacetan panjang terjadi di jalan tol layang Jakarta - Cikampek (Japek) II elevated, Sabtu (21/12/2019).
Kondisi ini salah satunya disebabkan karena antusiasme masyarakat yang ingin mencoba jalan tol layang terpanjang di Indonesia tersebut.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.