Koboi Lamborghini Simpan Harimau Sumatera, Hukuman 5 Tahun Penjara dan Denda 100 Juta Menanti
Aksi koboi jalanan pengemudi Lamborghini yang dilakukan Abdul Malik (AM) berbuntut panjang, mengkonsumsi ganja dan memiliki hewan langka diawetkan.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ifa Nabila

TRIBUNNEWS.COM - Aksi koboi jalanan pengemudi Lamborghini yang dilakukan AM berbuntut panjang.
Diketahui AM merupakan pengusaha properti di Jakarta Selatan yang menodongkan senjata api kepada dua orang pelajar di Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (21/12/2019).
AM bahkan sempat melepaskan tiga kali tembakan ke udara.
Dirinya mengaku merasa kesal saat kedua pelajar tersebut mengeluarkan kata sindiran perihal mobil Lamborghini miliknya.
Tiga hari kemudian, Selasa (24/12/2019), AM ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tersebut.
"Iya, (pengemudi Lamborghini) sudah kita tetapkan tersangka," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Andi Sinjaya Ghalib dikutip dari Kompas.com.
Polres Metro Jakarta Selatan pun melakukan pendalam terhadap kasus yang membelit AM.
Kepolisian melakukan penggeledahan rumah tersangka AM di kawasan Pejaten Barat, Kamis (26/12/2019). Hasilnya polisi menemukan sejumlah bukti-bukti baru yang justru berkembang pada kasus lain.
Salah satunya adalah penemuan hewan-hewan langka yang diawetkan offset satwa.
Jenis awetan yang disita seperti seekor harimau Sumatera, dua kepala rusa jenis Bawean, dan burung Cendrawasih.
Baca: Kasus Koboi Lamborghini Terus Dikembangkan, dari Satu Kesalahan Terungkap Pelanggaran Lain

Pejabat Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Muda Badan Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, Budi Santoso menjelaskan ketiga jenis hewan tersebut masuk dalam satwa yang dilindungi oleh undang-undang di Indonesia.
"Tiga jenis itu termasuk satwa dilindungi," kata Budi saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (27/12/2019).
Dalam sistem hukum negara Indonesia, perlindungan satwa liar diatur dalam Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.