Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Geger Temuan Arca Ganesha di Lahan Pertanian Kawasan Dieng

Penemuan ini menguatkan data dalam buku The History of Java karya Sir Thomas Stamford Raffles yang menyebutkan di Dieng terdapat lebih 400 situs

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Geger Temuan Arca Ganesha di Lahan Pertanian Kawasan Dieng
ISTIMEWA/DOKUMENTASI KOMUNITAS CAGAR BUDAYA BANJARNEGARA
Warga Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo menemukan arca ganesha di lahan pertanian belum lama ini 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzaki


TRIBUNNEWS.COM,  WONOSOBO - 
Warga Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo digegerkan penemuan arca ganesha di lahan pertanian.

Arca tanpa kepala itu kali pertama ditemukan seorang petani saat mencangkul lahannya.

Arca ganesha yang dalam kepercayaan Hindu sebagai dewa bertubuh manusia dan berkepala gajah ini berukuran cukup besar.

Bahkan diduga terbesar di antara arca lain yang ditemukan di Dieng, yakni setinggi sekira 1,4 meter dan lebar 1,2 meter.

Penemuan ini kian menguatkan data dalam buku The History of Java  karya  Sir  Thomas Stamford Raffles yang menyebutkan di Dieng terdapat lebih dari 400 situs atau candi.

Dengan ditemukannya arca ganesha itu, peneliti  Komunitas  Cagar  Budaya  Banjarnegara, Dhimas Ferdhianto menduga masih banyak arca maupun candi yang belum ditemukan di Kawasan Dieng.

Berita Rekomendasi

Ia menyebut, bebatuan andesit di Dieng memiliki karakteristik yang unik dibandingkan bebatuan penyusunan candi atau arca yang ada di Magelang atau Klaten.

Batuannya cenderung lebih ringan sehingga mudah untuk dipindahkan.

Inilah yang menurut dia menyebabkan pencurian dan jual beli bebatuan candi maupun pemindahan batuan dari situs mudah dilakukan.

Selain itu, kata Dimas, faktor alam juga memengaruhi rusak atau hilangnya situs di Dieng.

Beberapa kali Dieng tercatat mengalami bencana akibat aktivitas vulkanik.

Seringnya gempa, terutama pada rentang waktu 1900-2000 ikut memperburuk kondisi situs yang ada.

Beberapa candi yang tercatat menjadi korban, hilang, atau hancur adalah Candi Parikesit, Nakula, Sadewa, Nalagareng, serta  Setyaki.

"Beberapa candi ini hancur setelah tanah sekitarnya terjadi longsor," tambahnya.

Perkembangan penduduk yang begitu cepat, ditambah kebijakan Presiden Soeharto yang membagikan setifikat lahan kepada para pendatang yang datang ke Dieng.

Hingga keluarnya izin untuk membuka lahan sebagai lahan pertanian menyebabkan banyak situs terancam.

Ia mengatakan, pendataan lahan yang dilakukan oleh BPCB di periode 1980 -an mendapati tanah milih Direktorat Kepurbakalaan banyak yang tumpang tindih kepemilikannya.

Masyarakat ternyata juga memiliki sertifikat atas tanah tersebut.

Nihilnya tindakan tegas oleh pemerintah menurut dia, membuat masyarakat dan pendatang semakin gencar membuka lahan untuk pertanian dan pemukiman.

Alhasil, banyak komplek percandian yang terkubur di permukiman masyarakat maupun lahan pertanian.

"Contohnya adalah Situs Watu Kelir, komplek Candi Magersari, Candi X, hingga Candi U."

"Puluhan candi yang tergusur untuk pembangunan Jalan Lingkar Dieng serta masih banyak faktor lainnya," katanya. (Khoirul Muzakki)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Warga Dieng Temukan Arca Ganesha di Lahan Pertanian, Peneliti Sebut Masih Banyak Lainnya

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas