Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Petrokimia Gresik Raih Pendapatan Sebesar Rp 29 Triliun

Kondisi ekonomi-politik global, ketersediaan gas, pengalihan subsidi pupuk, menjadi tantangan strategis perusahan saat ini

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Petrokimia Gresik Raih Pendapatan Sebesar Rp 29 Triliun
istimewa
Jajaran manajemen Petrokimia Gresik 

TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Petrokimia Gresik menutup tahun dengan capaian produksi pupuk sebesar 4,61 juta ton atau 99% dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019.

Sedangkan untuk produksi non-pupuk menembus angka 3 juta ton atau 105% dari RKAP 2019.

Petrokimia Gresik berhasil meraih total pendapatan sebesar Rp 29 triliun dan membukukan laba Rp 1,2 triliun atau 100% dari RKAP 2019 (anaudited).

"Walaupun sebagian pabrik telah berusia lebih dari 25 tahun, melalui berbagai upaya yang dilakukan, kami berhasil menjaga produktivitasnya tetap baik,” ujar Direktur Utama Petrokimia GresikRahmad Pribadi saat acara Tasyakuran Kinerja Petrokimia Gresik di Gresik, Senin (30/12/2019).

Tasyakuran Kinerja Produksi Tahun 2019 juga diikuti puluhan anak yatim sekitar perusahaan. Kegiatan ini adalah bentuk ungkapan syukur atas kinerja perusahaan yang sangat memuaskan pada tahun 2019.

Dikatakan Rahmad, kondisi ekonomi-politik global, ketersediaan gas, pengalihan subsidi pupuk, menjadi tantangan strategis perusahan saat ini.

Baca: Saksi Ahli akan Dalami Jenis Pupuk yang Dijadikan Bahan Rakitan Bom Ikan di Sikka

Baca: Salurkan Beasiswa Petro 2019 Sebesar Rp 1,9 Miliar

Baca: Industri Petrokimia dan Pupuk Butuh Kebijakan Komprehensif

Perusahaan menyikapinya dengan menggagas program Transformasi Bisnis Petrokimia Gresik (TBPG) yang telah dijalankan sejak awal tahun 2019.

Salah satu program utamanya adalah efisiensi produksi untuk mengubah tantangan menjadi kesempatan untuk meningkatkan kehandalan perusahaan.

Berita Rekomendasi

“Selain itu juga menjadi kesempatan untuk meningkatkan kompetensi dan menambah jam terbang perusahaan dalam mengoperasikan mesin-mesin pabrik,” ujar Rahmad.

Memasuki tahun 2020, Petrokimia Gresik tetap berkomitmen untuk mendukung pemenuhan alokasi pupuk subsidi nasional penugasan pemerintah dan memperkuat posisi perusahaan di pasar komersil, baik domestik maupun ekspor.

“Selain penugasan pemerintah melalui pupuk subsidi, Petrokimia Gresik juga tengah serius menggarap pasar pupuk komersil,” ujar Rahmad.

Baca: Petrokimia Gresik Luncurkan Pupuk NPK Komersil untuk Perluas Pasar

Baca: Petrokimia Gresik Siapkan Stok 4 Kali Lipat

Baca: Kementan Siapkan Rencana Strategi Pupuk Bersubsidi Tahun 2020

Hal ini, lanjut Rahmad, mengingat adanya wacana pengalihan subsidi pupuk oleh pemerintah. Sehingga Petrokimia Gresik harus siap bersaing dengan produk pupuk komersil lainnya.

“Kekuatan Petrokimia Gresik di sektor pupuk komersil adalah kemampuan dalam memenuhi kebutuhan spesifik konsumen, baik spesifik lokasi maupun komoditi,” ujar Rahmad.

Rahmad pun optimis, Petrokimia Gresik mampu memperluas pangsa pasar pupuk komersil, terutama untuk jenis pupuk NPK dimana perusahaan memiliki kapasitas terbesar di Indonesia, yaitu 2,7 juta ton per tahun.

Selain itu, Petrokimia Gresik juga telah berpengalaman hampir 20 tahun dalam memproduksi dan memasarkan pupuk NPK.

“Untuk pupuk NPK subsidi market share kami sekitar 85 persen, namun sektor retail komersil masih 10 hingga 15 persen. Kami ingin memperkuat di sektor retail komersil, karena peluangnya masih sangat besar,” ujarnya.

Selain produk pupuk, Petrokimia Gresik juga memiliki rangkaian produk lainnya seperti benih, pembenah tanah, dekomposer, probiotik, serta didukung anak perusahaan (Petrosida Gresik dan Petrokimia Kayaku) yang memiliki kompetensi dalam pengendalian hama.

“Sehingga pengawalan Petrokimia Gresik sangat lengkap, sesuai dengan asanya untuk menjadi solusi bagi sektor agroindustri,” ujar Rahmad.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas