Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pria di Medan Dilarikan ke Rumah Sakit Karena Kecanduan Main Game Online

Seorang pria berusia 23 tahun, Syah Rian mendapat perawatan di ICU selama 3 hari karena kecanduan game online.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pria di Medan Dilarikan ke Rumah Sakit Karena Kecanduan Main Game Online
Oppo
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Seorang pria berusia 23 tahun, Syah Rian mendapat perawatan di ICU selama 3 hari karena kecanduan game online.

Dirinya mengalami kristis dan terpaksa mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Mitra Sejati, Jalan Jenderal AH Nasution, Kota Medan.

"Kondisi tubuh lemas. Saya sudah tiga hari di sini. Ini akibat kecanduan bermain game online," ujar Syah Rian.

 

Mata Syah Rian terlihat masih merah dan tubuhnya diinfus.

Syah Rian mengatakan bahwa dirinya kecanduan game online Free Fire dan Mobile Legend.

"Belum tahu apa penyakit saya.

Tapi sekarang masih menjalani perawatan intensif.

Kalau kata dokter ada syaraf yang harus diobati tapi tidak tahu persisnya apa," jelasnya.

BERITA TERKAIT

Tidak hanya itu, Syah Rian juga memberi imbauan kepada anak-anak muda agar tidak terlalu sering bahkan sampai lupa waktu jika bermain game online.

"Teman-teman, bermain game online harus dibatasi.

Jangan sampai seperti saya, lupa waktu jadi harus dirawat di ICU, disuruh minum obat dan lainnya," katanya.

Pengenalan dan kecintaan Syah Rian terhadap game online sejak dia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Main gamenya sejak SMP-lah," tutur Syah Rian.

Saat ditemui Tribun Medan, Syah Rian ditemani ibunya dan saudaranya Netty Damanik (65), ibu Syah Rian menuturkan bahwa anaknya dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Sejati setelah diperiksa di salah satu klinik di Sumbul, Sidikalang, Sumatera Utara.

"Yang kami tahu, Rian dibawa teman-temannya ke klinik di Sumbul karena kejang-kejang saat bekerja," ujar Netty kepada Tribun pada Jumat (27/12/2019).

Ternyata setelah dibawa ke klinik, Syah Rian butuh pengobatan lebih intensif.

Maka, pihak klinik merujuknya ke Rumah Sakit Mitra Sejati, Medan.

"Tensinya katanya sampai 180 dan nggak turun-turun.

Terus kejang-kejang, makanya langsung dibawa ke sini (Rumah Sakit Mitra Sejati, Medan)," tambah Netty. 

Kakaknya, Arwin (39) juga menyampaikan bahwa kebiasaan ini sudah lama dilakukan Syah Rian.

Kakak dan ibunya sudah sering melarang, namun Syah Rian tetap bermain game online.

"Sudah sering juga kita bilangin, tapi dia nggak mau dengar. Ginilah jadinya," ucap Arwin.

 5 Fakta Pemuda Tewas Saat Bermain Game Online PUBG, Kasus di Bogor Lebih Ngeri

Sebelumnya fakta-fakta seorang pemuda tewas seketika saat asik bermain game online PUBG terungkap.

Kasus kecanduan game online juga banyak terjadi di Indonesia.

Dalam sebuah kasus lebih ngeri di Bogor, Jawa Barat, gara-gara kecanduan game online, si pecandu nekat membunuh orang.

Berikut fakta-fakta kecanduan game online yang berubah menjadi cerita horor:

1. Tak sadar minum detergen

Seorang pria tewas seketika saat sedang asyik bermain game online PUBG.

Diduga karena terlalu fokus bermain game online PUBG, pria tersebut tak memperhatikan sekitar sehingga membuatnya meregang nyawa.

Kronologinya berawal saat pria bernama Saurabh Yadav itu sedang bepergian dengan temannya ke Agra, India, seperti dilansir dari Gridhealth dalam artikel 'Terlalu Fokus Main Game PUBG, Pria Ini Meregang Nyawa Seketika Akibat Hal Ini'.

Untuk mengisi waktu di perjalanan, pria 20 tahun itu mengeluarkan ponselnya dan mulai bermain game online PUBG.

Di tengah perjalanan, sang pria tersebut merasa haus hingga akhirnya meminum minuman kaleng.

Sayangnya, setelah menenggak minuman tersebut dia malah merasakan organ dalamnya terasa terbakar.

Tak lama kemudian pria itu meninggal seketika.

Ia mengembuskan napas terakhir bukan karena terlalu lama bermain PUBG, melainkan mengonsumsi minuman tersebut.

Usut punya usut, minuman tersebut merupakan detergen.

Para petugas kesehatan di Agra akhirnya memeriksa Yadav, rupanya ia meninggal karena keracunan.

Karena terlalu fokus bermain, membuat pria tersebut tak sadar kalau minuman yang ia minum adalah detergen.

Padahal menurut laman National Capital Poison Center, detergen mengandung asam yang sangat kuat, seperti asam flourida sehingga dapat menyebabkan mata, kulit, dan mulut terbakar. 

Beberapa dapat menyebabkan sedikit iritasi, sementara yang lain dapat menyebabkan iritasi yang lebih serius atau ruam yang menyakitkan.

Detergen dapat diserap melalui kulit dan menyebabkan rasa sakit yang hebat, kerusakan jaringan, dan bahkan kematian.

Hal inilah yang mendasari pria muda usia 20 tahun tersebut meninggal dunia seketika.

Berkaca dari pengalamannya, ada baiknya kita harus teliti walau tengah bermain game di ponsel.

Namun, tak menutup kemungkinan bermain game online juga bisa menimbulkan dampak buruk seperti kecanduan.

2. Jari-jari selalu bergerak

Kondisi Mengenaskan Pemuda Ini setelah Kecanduan Game Online, Tangan Terus Bergerak Seolah Main HP
Kondisi Mengenaskan Pemuda Ini setelah Kecanduan Game Online, Tangan Terus Bergerak Seolah Main HP (Youtube)

Kasus kecanduan game online dialami seorang pemuda yang dipanggil Wawan Gim.

Dilansir TribunnewsBogor.com (grup Surya.co.id), Senin (15/7/2019) dari tayangan Bahaya Candu Gawai dalam kanal Youtube DAAI TV, Wawan berada di Yayasan Rehabilitasi Jamrud Biru, Bekasi.

Terlihat jari-jari tangan Wawan selalu bergerak-gerak seolah ia sedang memainkan ponsel.

Meski fisiknya terlihat sehat, kondisi mentalnya terlihat bermasalah.

Wawan tidak bisa diajak berkomunikasi oleh pengasuhnya di yayasan tersebut.

Tatapan matanya mengarah pada kedua tangannya yang terus bergerak.

Pendiri Yayasan Jamrud Biru, Hartono mengatakan Wawan tidak bisa menghentikan jari-jari tangannya yang selalu bergerak seperti bermain ponsel.

Hartono mengatakan tangan Wawan tak bisa berhenti bergerak saat ia dulu memberikannya ponsel rusak.

"Saya waktu itu kasih gawai rusak yang tidak menyala.

Dalam hitungan menit saya cabut, dia tidak terlepas dari gawai.

"Saya ambil masih begini (meniru gerakan orang memainkan ponsel), dengan fokus mata ke tangan."

Malangnya, keluarga Wawan mengabaikannya sejak ia dirawat di yayasan tersebut.

Sementara dikutip Surya.co.id dari gridhealth.id, sebuah penelitian menunjukkan kecanduan game online menimbulkan perubahan fungsional dan struktural dalam sistem reward saraf.

Reward saraf sendiri merupakan kelompok struktur saraf yang berkaitan dengan perasaan senang, pembelajaran, dan motivasi.

Para peneliti menemukan adanya peningkatan koordinasi antara bagian kortek prefrontal dorsolateral dan temporoparietal junction di otak,yang diduga membatasi kontrol impuls seseorang.

Kondisi ini biasanya ditemukan pada pasien dengan skizofrenia, sindrom down, dan autisme, dan orang dengan kontrol impuls yang buruk.

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menggolongkan kecanduan game sebagai gangguan mental.

3. Siswa SD bolos sekolah 4 bulan karena kecanduan game

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Suwoto yang langsung mendatangi rumah siswa kecanduan game online. Demi bermain game online siswa AD membolos hingga 4 bulan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Suwoto yang langsung mendatangi rumah siswa kecanduan game online. Demi bermain game online siswa AD membolos hingga 4 bulan. (KOMPAS.COM/SUKOCO)

AN (12) siswa kelas 6 SDN Banjarpanjang, Kabupaten Magetan bolos sekolah 4 bulan gara-gara kecanduan game online. Setiap hari, AN baru tidur jam 5 pagi dan bangun jam 4 sore.

Sementara sore sampai jelang fajar, AN sibuk bermain game online. Sayem (65) sang nenek mengaku tak bisa berbuat banyak.

Sang suami, Mariman (70) juga tak pernah melarang cucunya main ponsel hingga pagi hari.

Bahkan Sayem mengaku harus mengeluarkan uang Rp 27.000 setiap hari untuk membeli pulsa.

“Saya kerja membuat lempeng. Meski tak seberapa hasilnya, uang itulah yang saya pakai untuk beli pulsa setiap hari untuk main game online cucu saya.

Saya yang belikan wong dia tidak mau keluar kamar,” ucapnya.

Ia bercerita AN dirawat olehnya karena orangtuanya merantau ke Kalimantan untuk berjualan bakso.

AN sendiri sudah 5 tahun terakhir tak pernah bertemu dengan orangtuanya.

4. Laptop game rusak, pria di Bogor bunuh sopir taksi

Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Hendri Fiuser saat menunjukkan barang bukti cutter yang digunakan pelaku untuk membunuh seorang pengemudi taksi online, di Mapolres Bogor Kota, Senin (4/11/2019).
Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Hendri Fiuser saat menunjukkan barang bukti cutter yang digunakan pelaku untuk membunuh seorang pengemudi taksi online, di Mapolres Bogor Kota, Senin (4/11/2019). (KOMPAS.COM/RAMDHAN TRIYADI BEMPAH)

FP (25) warga Cibinong, Kabupaten Bogor nekat membunuh sopir taksi online karena ingin mengambil uang milik korban.

Kepada polisi, FP mengaku butuh uang Rp 180.000 untuk memperbaiki laptopnya yang rusak.

Bagi FP, laptopnya merupakan alat untuk mendapatkan uang dari bermain game online.

Kepala Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Niko Adiputra menyebut, pelaku kecanduan game online.

"Game online ini satu-satunya sumber pendapatan dia (pelaku). Karena laptopnya rusak, pelaku tidak bisa main game online. Sumber keuangan dia itu tidak ada lagi," kata Niko.

Niko menjelskan FP mencari cara bagaimana mendapatkan uang untuk memperbaiki laptopnya.

Ia lalu memesan taksi online dengan menggunakan akun milik orang lain dengan tujuan Tajur, Bogor.

Saat di lokasi, pelaku sengaja memberikan uang pecahan Rp 100.000 agar korban mengeluarkan uang kembalian.

"Pelaku ini sudah merencanakan semuanya. Dia juga sudah menyiapkan cutter sebelum pesan taksi online," kata Niko.

5. Tiga anak di Semarang dirawat karena kecanduan game

Psikiater RSJD Amino Gondohutomo, Hesti Anggriani mengatakan tiga anak yang rata-rata berusia 9 tahun harus menjalani terapi karena kecanduan game.

"Dua pasien benar-benar murni adiksi atau kecanduan game. Satunya lagi didiagnosis gangguan jiwa karena main game terus," ujar Hesti saat dikonfirmasi, Sabtu (19/10/2019).

Hesti mengatakan RSJD Amino sebenarnya menerima banyak pasien, tapi hanya tiga orang yang didiagnosis adiksi berat.

"Kalau yang overlap dengan diagnosis lain banyak. Tapi yang kasus adiksi berat tidak terlalu banyak," katanya.

Menurutnya, salah satu pasien yang harus diterapi bisa menghabiskan waktu selama 8 jam untuk bermain game.

"Kalau adiksi game, dia menggunakan waktu sehari di atas 8 jam sehari. Setiap hari terus mengulang rutinitas itu, bukan sekadar untuk refreshing atau rekreasi," ujarnya.

5. Kecanduan, puluhan pelajar di Solo diterapi

Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJD Dr Arif Zainudin Kota Surakarta Aliyah Himawati mengatakan ada puluhan pelajar yang menjalani terapi karena kecanduan game online.

Pasien anak kecanduan game online yang menjalani pengobatan di RSJD Kota Surakarta rata-rata dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga SMA kelas I.

"Akhir-akhir ini ada peningkatan (pasien anak kecanduan game online). Meskipun kadang datang tidak ada keluhan dengan kecanduan game, tidak. Ada yang tidak mau sekolah, tidak mau makan.

Pada akhirnya disebabkan karena game itu," kata Aliyah, Kamis (17/10/2019).

Menurutnya, pada tahun ajaran baru ada 35 anak yang harus menjalani pengobatan di RSJD Kota Surakarta.

Bahkan dua orang harus menjalani rawat inap di RSJD Kota Surakarta dan sisanya menjalani rawat jalan.

"Yang rawat inap kemarin ada dua anak. Kelas 3 SMP dan satunya kelas I SMA. Tapi, sekarang sudah tidak ada. Mereka baru pulang Minggu kemarin," terangnya.

7. Kecanduan game, menantu curi emas milik mertua

Tersangka RIfki Wahyudi (23) ditahan di Mapolsek Panjang. Rifki mencuri ratusan gram perhiasan emas milik mertuanya untuk bermain judi online.
Tersangka RIfki Wahyudi (23) ditahan di Mapolsek Panjang. Rifki mencuri ratusan gram perhiasan emas milik mertuanya untuk bermain judi online. (KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA)

Rifki Wahyudi (23) warga Kecamatan Panjang, Lampung diamankan polisi karena telah mencuri 162,5 gram emas pehiasan milik mertuanya.

Uang hasil penjualan emas tersebut ia gunakan untuk bermain judi online. Kepada polisi, Rifki mengaku kecanduan judi online.

Selain itu, ia juga menghabiskan uangnya untuk ke tempat hiburan malam dan membayar utang.

Kapolsek Panjang AKP Adit Priyanto mengatakan salah satu emas yang dijual adalah gelang senilai Rp 28 juta.

Setelah uang habis, Rifki pulang ke rumah orangtuanya di Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran.

Di rumah orangtuanya ini, Rifki disidang oleh keluarganya karena sang mertua menghubungi kakak kandung Rifki tentang dugaan bahwa Rifki mencuri dompet berisi emas itu.

Setelah didesak, Rifki mengakui sudah mengambil dompet berisi emas. Rifki juga menyerahkan perhiasan yang belum sempat dijualnya.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pemuda ini Kejang-kejang dan Kritis 3 Hari Setelah Kacanduan Game Online Mobile Legend

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas