Warga Diimbau Tidak Mendekati Gunung Anak Krakatau dalam Radius 2 Kilometer
Terlihat asap kawah berwarna kelabu dengan intensitas tebal, ketinggian asap kawah 200-2.000 meter di atas puncak
Editor: Eko Sutriyanto
Di mana masyarakat dan juga pengunjung dilarang mendekati gunung api di tengah Selat Sunda itu dalam radius 2 kilometer dari kawah.
Aktivitas GAK di September 2019
Gunung Anak Krakatau dalam beberapa hari terakhir kembali bergeliat.
Gunung yang berada di Selat Sunda itu menunjukkan peningkatan aktivitas.
Dalam tiga hari terakhir, teramati adanya letusan yang diikuti dengan asap berwarna putih, kelabu, dan hitam dengan ketinggian 100-200 meter dari dasar kawah.
“Memang dalam tiga hari terakhir ada peningkatan aktivitas yang fluktuatif."
"Teramati adanya letusan ada sekitar empat kali letusan yang diikuti adanya asap berwarna putih, kelabu, dan hitam (debu),” kata Andi Suardi, penanggung jawab Pos Pantau di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Jumat (27/9/2019).
Menurut Andi, aktivitas letusan gunung yang kini memiliki ketinggian 157 mdpl tersebut terpantau melalui CCTV.
Berdasarkan data Magma VAR (vulcanic activity report), letusan memiliki amplitude 1 mm dan durasi 9-12 detik.
Kemudian juga teramati gempa vulkanik dangkal 1 kali dengan amplitude 6 mm dan durasi 7 detik.
“Untuk gempa mikrotermor terekam dengan amplitude 1-8 mm. Tetapi dominan 1 mm,” ujar Andi.
Hingga saat ini status Gunung Anak Krakatau masih pada level II Waspada.
Nelayan dan warga dilarang mendekati kawah gunung dalam radius 2 kilometer.
Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi besar pada Desember 2018 lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.