Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

CEK FAKTA : Viral Video Tanah Bergerak Disebut di Jasinga Bogor, Ini Klarifikasi BNPB

Sebuah video yang menampilkan tanah bergerak beredar di media sosial. Video berdurasi 29 detik tersebut dibagikan di antaranya di Twitter.

Penulis: Daryono
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in CEK FAKTA : Viral Video Tanah Bergerak Disebut di Jasinga Bogor, Ini Klarifikasi BNPB
kolase tribunnews/twitter
Video tanah bergerak yang beredar di media sosial 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang menampilkan tanah bergerak beredar di media sosial, Senin (6/1/2020). 

Video berdurasi 29 detik tersebut dibagikan di antaranya di media sosial Twitter dan WhatsApp.

Dalam video itu, tanah terlihat bergerak secara perlahan bak aliran sungai. 

Pergerakan tanah itu terjadi saat hujan sedang turun. 

Dalam narasi yang beredar, disebut kejadian itu terjadi di Kampung Ciberid, Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor.

Namun, ada pula yang menyebut kejadian itu terjadi di Kecamatan Jasinga, Bogor

Lantas seperti apa fakta sebenarnya? 

BERITA TERKAIT

Dikutip dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bnpb.go.id, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengatakan berdasarkan sumber yang diterima dari Bupati Lebak, peristiwa itu terjadi di Kecamatan Curug Bitung dan Kecamatan Maja, Kabupaten Labek. 

Dipastikan kejadian tanah bergerak itu tidak terjadi di Bogor

Agus melanjutkan, masih berdasar sumber yang sama, tanah bergerak itu terjadi di aliran Sungai Ci Duria.

Sungai Ci Durian merupakan sungai yang mengalir dari Pegunungan Halimun melewati Kabupaten Bogor dan Banten kemudian bermuara di Laut Jawa.

Oleh karena itu masyarakat dihimbau agar miningkatkan kewaspadaan dan mengungsi ke tempat yang lebih aman, terutama bagi yang tinggal di Kecamatan Curugbitung, atau kawasan yang dilalui sungai Ci Durian.

Kesaksian Korban Banjir Bandang di Lebak

Bersamaan dengan banjir di Jakarta, wilayah di Kabupaten Lebak dilanda banjir bandang. 

Ada salah satu kisah mencekam di sebuah desa di Banten yang menjadi wilayah terdampak banjir bandang hingga satu desa terisolasi.

Adalah warga satu desa di Kabupaten Lebak, Banten sempat terjebak 24 jam di kediaman mereka setelah banjir bandang menerjang rumah mereka di Kampung Cigobang, Kecamatan Lebakgedong, Rabu (1/1/2020).

Akses keluar dari kampung tersebut juga putus.

Banjir bandang di Kampung Cigobang, Kecamatan Lebakgedong, Rabu (1/1/2020).
Banjir bandang di Kampung Cigobang, Kecamatan Lebakgedong, Rabu (1/1/2020). (Kompas.com/Asep Nazmudin)

Jalanan longsor dan tertimbun tanah, sementara air sungai juga meluap.

"Kami memilih bertahan di rumah yang tertimbun longsor hingga bantuan datang besok paginya," kata Sartikah kepada Kompas.com di Posko Pengungsian Kecamatan Lebakgedong, Minggu (5/1/2020).

Sartikah menuturkan, banjir dan longsor terjadi pada Rabu sejak pukul 04.00 WIB.

Bencana tersebut diawali dengan meluapnya Sungai Cisanasag dan diikuti suara gemuruh longsoran gunung Pasir Tenjo.

Longsoran gunung tersebut menimpa hampir setengah permukiman di Kampung Cigobang, termasuk rumah Sartikah.

"Ada satu keluarga yang meninggal karena tertimbun, yang lain banyak yang sudah mengungsi duluan saat air meluap," kata dia.

Sartikah bersama warga yang lain tidak bisa mengungsi lantaran jalan sudah terputus.

Tidak ada akses keluar kampung, kecuali menunggu hingga sungai mulai surut, dan itu baru terjadi besok paginya.

Selama bertahan di kediamannya, dia dan warga lain begitu ketakutan.

Sepanjang siang hujan terus menerus turun, sementara malam hari gelap gulita, tidak ada listrik dan sinyal telepon.

"Saat air surut keluarga saya bersama warga lain mulai meninggalkan kampung, menyeberangi sungai yang masih deras, serta lewat hutan di tengah gunung untuk sampai di kampung Cibandung yang lebih aman.

Sejumlah titik longsor dan jembatan putus di Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak setelah banjir bandang menerjang, Rabu (1/1/2020).
Sejumlah titik longsor dan jembatan putus di Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak setelah banjir bandang menerjang, Rabu (1/1/2020). (Kompas.com/Asep Nazmudin)

Sartika sempat mengungsi dua hari di Cibandung.

Namun, kampung tersebut juga masih terisolasi.

Bantuan ke Cibandung hanya bisa dikirim lewat helikopter Minggu (5/1/2020) pagi, bersama sejumlah keluarga lain, Sartikah mengevakuasi diri ke posko pengungsian di Desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong.

Dari Cibandung hanya bisa ditempuh dengan jalan kurang lebih sekitar 5 jam.

"Tidak bisa lewat jalan biasa karena longsor, harus lewat hutan," kata dia.

Kini Sartikah sudah berada di Posko pengungsian Lebakgedong.

Rencananya dia akan berada di sana hingga situasi dirasa aman dan memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Cigobang atau ke rumah kerabatnya di Tangerang.

Sebelumnya diberitakan, banjir bandang menerjang Kabupaten Lebak, Rabu (1/1/2020).

Banjir bandang terjadi lantaran aliran Sungai Ciberang yang berhulu di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) meluap.

Enam kecamatan yang terdampak banjir yakni Cipanas, Sajira, Lebakgedong, Curugbitung, Maja, dan Cimarga.(*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Mencekam Korban Banjir Bandang di Lebak, Satu Desa Terjebak, Warga Jalan Kaki Mengitari Gunung,

(Tribunnews.com/Daryono)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas