Laporan Wartawan Tribun Jateng Mamdukh Adi Priyanto

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Ketua Umum Aliansi Nelayan Indonesia (ANNI), Riyono, menuturkan hampir 500 kapal nelayan berukuran besar yakni di atas 100 grosstonage (GT) yang siap masuk ke Natuna.

"Kami siap melakukan penangkapan ikan sekaligus menjadi mata- mata negara dalam rangka mengamankan batas teritorial NKRI," ucapnya.

Pria yang juga menjabat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jateng itu menuturkan akan menggalang kekuatan nelayan Indonesia dari beragam organisasi seperti Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan organisasi nelayan lokal.

Mereka diajak untuk bekerjasama dengan aparat keamanan dalam bentuk pengerahan kapal- kapal nelayan besar ke Natuna.

"Nelayan juga rencananya akan berdemo ke Kedutaan Besar (Kedubes) Cina menyuarakan kejengkelan nelayan atas sikap arogan Cina," ucap anggota Komisi C DPRD Jateng itu.

Baca: Beda Sikap Para Menteri Jokowi Soal Natuna: Luhut Panjaitan, Prabowo Subianto, hingga Mahfud MD

Baca: Fadli Zon Minta Patroli di Laut Natuna Dilengkapi Drone

Baca: Mahfud MD Sebut Ada 470 Nelayan Daftar untuk Berangkat ke Perairan Natuna

Ia menegaskan ANNI mendukung langkah pemerintah untuk protes keras dan sekaligus action dengan patroli.

Ini bisa menjadi ancaman kepada nelayan dan kapal Cina yang memasuki wilayah Natuna.

Jengkelnya nelayan pantura juga lantaran kapal penangkap ikan dari Cina memakai pukat harimau yang dinilai menambah runyam masalah.

"Kedaulatan laut adalah harga mati bagi bangsa kita.

Nelayan Indonesia siap serbu Natuna untuk membantu TNI menjaga kedaulatan NKRI," tandasnya.

Seperti diketahui, perang urat saraf antara Indonesia dan Cina atas klaim lautan natuna terus memanas.

Kapal nelayan Cina yang dikawal kapal pengawas Cina terus melakukan provokasi di lautan Natuna dengan melakukan aktifitas baik keamanan atau perikanan tangkap. (mam)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul 500 Kapal Nelayan Pantura Siap ke Natuna, Tangkap Ikan Sekaligus jadi Mata-mata Awasi Kapal Asing