Banyuwangi Ekspor Ikan Sidat ke Jepang, Nilainya Mencapai Rp 13 Miliar
Produk olahan ikan sidat (anguiliformes) Banyuwangi kembali diekspor ke berbagai negara, salah satunya Jepang.
Editor: Sugiyarto
Bupati Anas menyampaikan kegembiraannya bahwa di tengah ancaman perlambatan ekspor, Banyuwangi masih getol mengekspor sejumlah komoditas, mulai kopi, cokelat, beras organik, hingga olahan ikan termasuk sidat.
“Ini membuktikan produk Banyuwangi berkualitas ekspor,” kata Anas.
Anas juga bersyukur karena sidat kini dikembangkan banyak pembudidaya rakyat, tidak hanya digarap oleh korporasi.
Beberapa tahun lalu, hanya korporasi yang mengembangkan sidat di Banyuwangi.
Namun, melihat potensinya, kini kelompok pembudidaya ikan rakyat mulai tertarik mengembangkannya.
”Semoga bisa terus berkembang, menjadi instrument untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Anas.
Head of Aquaculture Division JAPFA, Ardi Budiono, mengatakan, berbagai produk olahan perikanan JAPFA Banyuwangi telah dipasarkan ke berbagai negara di benua Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia.
Khusus untuk sidat, Banyuwangi dipilih menjadi basis pengembangan karena ekosistem perairannya yang sangat mendukung.
“Pengembangan sidat sangat tergantung pada kualitas lingkungan, mengingat benihnya hanya bisa dikembangkan secara alami, termasuk proses restocking-nya. Jadi kalau sidat Banywuangi yang terbesar, ini menunjukkan kualitas air sekitarnya terjaga,” ujar Ardi. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Jadi Daerah Pembudidaya Terbesar, Banyuwangi Ekspor Unagi ke Jepang, https://bali.tribunnews.com/2020/01/13/jadi-daerah-pembudidaya-terbesar-banyuwangi-ekspor-unagi-ke-jepang?page=all.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.