Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Orangtua Tak Mampu Bayar Persalinan, Bayi Ini Ditahan Rumah Sakit dan Terancam Diadopsi Orang Lain

Diketahui, Febrianto dan Yularmi tak mampu membayar tagihan senilai Rp 34 juta hingga bayinya ditahan selama 3 bulan.

Editor: Ifa Nabila
zoom-in Orangtua Tak Mampu Bayar Persalinan, Bayi Ini Ditahan Rumah Sakit dan Terancam Diadopsi Orang Lain
KOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG
Febrianto, orangtua dari bayi Delfa saat ditemui di rumahnya, Senin (13/1/2020). Bayi Delfa tertahan di Rumah Sakit Fadhilah, Prabumulih, karena orangtuanya tak mampu melunasi tagihan persalinan istrinya dan perawatan bayinya sebesar Rp 34 juta. Jika sampai 17 Januari tak juga dilunasi maka bayi Delfa akan diadopsi orang lain. 

TRIBUNNEWS.COM - Pasangan suami istri Febrianto dan Yularmi Kurniati terpaksa harus berhadapan dengan pihak rumah sakit lantaran persoalan bayinya.

Bayi warga Kota Prabumulih, Sumatera Selatan ini ditahan pihak rumah sakit swasta di kotanya lantaran tak bisa melunasi tagihan persalinan.

Diketahui, Febrianto dan Yularmi tak mampu membayar tagihan senilai Rp 34 juta.

Biaya tersebut termasuk biaya perawatan bayi laki-laki mereka yang lahir secara prematur.

Febrianto alias Febri, ayah bayi, mengatakan bahwa bayinya sudah 3 bulan ditahan pihak rumah sakit, yakni RS Fadhilah.

Ia sendiri tidak bisa melunasi tagihan biaya persalinan dan perawatan bayinya yang prematur karena pekerjaannya sebagai tukang bangunan.
“Saya hanya tukang bangunan pak, tidak mampu mencari uang sebanyak itu untuk membayar tagihan rumah sakit,” kata Febri saat ditemui di rumahnya, di Kelurahan Muara Dua, Kecamatan Prabumulih Timur, Senin (13/1/2020).

Jika tak lunas per 17 Januari, bayinya diadopsi orang lain

Berita Rekomendasi

Menurut Febri, sejumlah pihak sudah berupaya membantunya memberikan donasi, hingga saat ini sisa tagihan yang harus dibayarnya Rp 17 juta.

“Saya sudah menemui keluarga, saya sudah minta bantuan pada pemerintah dan sudah dibantu, namun belum mencukupi,” katanya.

Yang dikhawatirkan Febri adalah batas waktu pelunasan dari rumah sakit yang tinggal beberapa hari lagi atau tanggal 17 Januari 2020 ini sesuai perjanjian.

Jika ia tetap tidak mampu melunasi, maka hak atas bayi tersebut berada di pihak rumah sakit Fadhilah, yakni untuk mencari orang yang bersedia mengadopsi.

“Yang saya khawatirkan adalah jika nanti lewat tanggal 17 Januari, dan saya tidak mampu melunasi sisa tagihan yang Rp 17 juta itu maka terpaksa hak untuk mencarikan orang yang hendak mengadopsi ada pada pihak rumah sakit atau dengan kata lain hak penguasaan anak saya jatuh pada pihak rumah sakit,” katanya.

Terlahir kembar, satu meninggal

Dijelaskan Febri, bayinya itu waktu lahir kembar. Satu bayi dinamakan Delfa dan satunya Delfi.

Namun bayi satunya yang sudah diberi nama Delfi meninggal saat berusia tiga hari.

Febri berharap ada pihak yang dapat membantu ia dan istrinya melunasi sisa uang tagihan sebesar Rp 17 juta itu sehingga anaknya yang tinggal sagu-satunya tersebut dapat kembali pada dirinya dan dan tidak diadopsi orang lain.

“Delfa tinggal satu-satunya anak kami, sebab anak pertama kami meninggal dunia dan kembaran Delfa bernama Delfi juga meninggal,” katanya. (Kompas.com/Amriza Nursatria)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orangtua Tak Mampu Lunasi Tagihan Rp 34 Juta, Bayinya Ditahan Rumah Sakit 3 Bulan"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas