Ternyata Permaisuri Raja Keraton Agung Sejagat Bukan Istri Sah Totok, Hanya Teman Permpuan
Kemudian Fanni Aminadia yang sebelumnya diinformasikan sebagai istri dan permaisuri Keraton Agung Sejagat, ternyata bukan istri sah Totok Santosa.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Fakta-fakta pasca ditangkapnya Totok Santosa Hadiningrat yang mengaku sebagai raja Keraton Agung Sejagat terus bermunculan.
Hunungan Totok dengan 'permaisurinya', Fanni Aminadia pun terungkap, wanita itu ternyata bukan istri sah sang 'raja'.
Raja dan Permaisuri Keraton Agung Sejagat Totok Santosa Hadiningrat dan Fanni Aminadia telah ditangkap Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah di luar keratonnya di Purworejo.
"Ditangkap di sekitar Wates, Yogyakarta," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel di Semarang, Rabu.
Menurut dia, Totok Santosa dan Fanni Aminadia bukanlah warga Purworejo.
Baca: Kasus Keraton Agung Sejagat: Diduga Sebar Berita Bohong, Raja dan Permaisurinya Ber-KTP DKI
Baca: Punya Usaha Angkringan, Ini Alasan Totok Santoso Dirikan Keraton Agung Sejagat di Purworejo
Baca: Fakta Terbaru Keraton Agung Sejagat, dari Bukan Pasangan Suami Istri hingga Acaman Hukuman
Ia menjelaskan keduanya memiliki KTP Jakarta dan indekos di Yogyakarta.
Kemudian Fanni Aminadia yang sebelumnya diinformasikan sebagai istri dan permaisuri Keraton Agung Sejagat, ternyata bukan istri sah Totok Santosa.
"Sementara Fanni Aminadia yang diakui sebagai permaisuri ternyata bukan istrinya, tetapi hanya teman wanitanya," katanya.
Kapolda menegaskan, penyidik memiliki bukti permulaan yang cukup untuk keduanya sebagai tersangka.
Ia menjelaskan, tersangka memiliki motif untuk menarik dana dari masyarakat dengan menggunakan tipu daya.
"Dengan simbol-simbol kerajaan, tawarkan harapan dengan ideologi, kehidupan akan berubah. Semua simbol itu palsu," katanya.
Perbuatan tersangka tersebut, lanjut dia, telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo.
"Kepolisian telah bertindak cepat dan tegas untuk mencegah terjadinya korban yang lebih banyak," katanya.
Ingin punya jabatan harus setor ke raja dan ratu