Curhat Pilu Nenek Asmani, Kerja Banting Tulang Tak Diakui 2 Anak Karena Malu: Sakit Hati Saya
Bekerja sebagai juru parkir dan calo angkutan umum di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Asmani (65) miliki kisah pilu perihal keluarga dan pekerjaannya
Editor: tribunjakarta.com
TRIBUNNEWS.COM - Terselip cerita pilu di balik kerjaan Asmani (65) sebagai juru parkir dan calo angkutan umum di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.
Setelah suaminya, Suherman, meninggal karena sakit sekitar 2010, Asmani banting tulang menghidupi tujuh anak yang ikut bersamanya.
Mulai dari mengumpulkan botol dan kardus bekas, ia jalani guna membiayai sekolah anak-anaknya hingga lulus sekolah menengah atas.
Dengan penghasilan Rp 500 ribu per minggu, Asmani berhasil membawa anak-anaknya mendapatkan pekerjaan bermodal ijazah SMA.
Ia memutuskan untuk tak mengharapkan uang dari semua anaknya dan memilih hidup mandiri sebagai juru parkir serta calo angkot.
Lokasi yang dipilihnya kawasan Pondok Gede, karena cukup merogoh kocek Rp 4 ribu untuk sekali naik angkot.
Dalam sehari, penghasilan yang didapat oleh Asmani berkisar Rp 40 ribu, terbanyak Rp 100 ribu.
Di balik itu semua ada kisah getir perihal profesinya dan keluarga yang selama ini jarang ia bagikan ke orang lain.