Puluhan Hektar Tanaman Cabai Milik Petani di Karangasem Gagal Panen, Diserang Virus Kuning
Petani cabai rawit di Karangasem mengeluh lantaran gagal panen hingga puluhan hektare.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM - Petani cabai rawit di Karangasem mengeluh lantaran gagal panen hingga puluhan hektare.
Mereka di Muncan, Kecamatan Selat, beberapa desa di Sidemen, serta sekitar Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem.
Tiba-tiba cabai membusuk, daunnya rontok, namun batang cabai segar.
Padahal petani hanya beberapa kali memanen.
“Karena kondisi cabai rusak, terpaksa dipanen lebih awal,” jelas Muliati, Rabu (15/1/2020).
Wanita asal Bungaya itu mengatakan, petani terpaksa panen cabai yang warna hijau.
Langkah itu ditempuh untuk meminimalisir kerugian.
Biasanya, harga cabai rawit hijau sekitar Rp 40 ribu per kilogram.
Sedangkan yang merah sekitar Rp 60 ribu per kilogram.
“Banyak petani yang gagal panen, sampai belasan orang. Pemicunya karena cuaca yang terus berubah. Dari kemarau ke hujan," tambah Ni Komang Muliati.
Dia berharap, cuaca segera berubah, sehingga petani tidak rugi banyak.
Rata-rata petani baru memanen cabai 3 sampai 5 kali.
Informasi di lapangan, petani di Muncan dan Sidemen mengeluhkan kondisi sama.
Cuaca buruk dengan curah hujan tinggi dan tak menentu membuat puluhan hektare tanaman cabai rusak dan membusuk sebelum panen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.