Anak SD di Demak Melawan Penculik Bercelana Robek-robek dengan Gigitan dan Lemparan Batu
Kronologi upaya dugaan penculikan anak di Demak. Korban kelas V sekolah dasar tersebut menggigit dan melempar terduga pelaku dengan batu
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, DEMAK - Kronologi upaya dugaan penculikan anak di Demak.
Korban kelas V sekolah dasar tersebut menggigit dan melempar terduga pelaku menggunakan batu yang ia temui.
Siswa kelas V SDN 1 Karangmlati, berinisial MAS tersebut, mengaku saat kejadian dirinya sedang mengambil bola di belakang sekolahan, kemudian ada pria menangkapnya secara tiba-tiba, Selasa (14/1/2020).
"Pria itu bawa masker, rambutnya warna-warni," jelasnya di sekolahnya, Jumat (17/1/2020).
Lanjutnya, pria berkaos hitam polos dan bercelana robek-robek tersebut menggendongnya, beruntungnya siswa tersebut dapat melepaskan diri.
"Waktu digendong saya gigit pundaknya, terus saya dibanting, dan saya melihat batu, lalu saya melempar orang tersebut," jelasnya.
Ia kemudian lari ke depan sekolah, dan mengajak dua temannya untuk pulang.
Ia menjelaskan, dirinya bermain bola sendirian yang sebelumnya datang berlima.
"Saat kejadian dua teman saya sudah pulang dan dua teman saya yang lain berada di dalam sekolah sedang bermain hp," jelasnya.
Ia menyebut pria yang mencoba melakukan dugaan penculikan terhadapnya tersebut terdapat dua orang yang satunya berada di motor.
Lanjutnya, motor tersebut terdengar seperti suara motor metic.
"Saat saya lempari batu, pria itu tidak mencoba mengejar," jelasnya.
Pria tersebut memiliki rambut berwarna putih, merah, biru.
Setelah ia berhasil pulang, dia menceritakan kepada ibunya langsung, kemudian ayahnya, dan ayahnya cerita ke penjaga gerbang sekolah.
Ia mengaku saat kejadian tersebut dia merasa panik dan ingin menangis namun hal tersebut tak sampai terjadi.
Ia, saat ini merasa tak takut atas kejadian tersebut dan merasa memiliki banyak teman di sekelilingnya.
"Tidak takut, sering berkumpul dengan orang banyak," jelasnya dan menerima ajakan tos dari wartawan tribunjateng.
Sementara pihak guru sekolahan tersebut tidak mau diwawancara dan satu guru menyebut kejadian tersebut terjadi di luar jam pengajaran, yaitu sore, sekitar jam 17.00 WIB.
Sementara Kepala Desa Karangmlati, Agus M Kartono mengatakan, pihak sekolah dan pihak lain belum memberikan pemberitahuan atau laporan resmi atas kejadian tersebut.
Lanjutnya, namun secara pengakuan-pengakuan yang ia temukan, ia menyebut ada kejadiannya dan perilaku tersebut.
"Kondisi perkembangan anak dan jadwal bermain anak pengaruh besarnya dari orangtua," jelasnya.
Ia menjelaskan, Pemerintah Desa dalam hal ini sudah melakukan rakor tadi, untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.
Ia mengatakan, pihaknya mengimbau agar masyarakat khususnya orangtua memperhatikan betul waktu belajar dan jadwal bermain anak.
"Karena warga Desa Karangmlati yang berusia anak-anak rata-rata sekolah dasar, kemudian Sore disusul dengan sekolah madrasah," jelasnya.
Lanjutnya, pihaknya akan melakukan pemantauan dari berbagai elemen, yaitu perangkat desa, hansip, bersama dengan babinsa dan babinkamtibmas utuk melakukan pantauan, baik di waktu pagi, siang, sore dan malam dengan pos kampling yang kita lakukan secara swadaya.
Ia menyebut pemasangan cctv dan kemanan di wilayah tersebut sangat penting dilakukan.
"Karena di belakang SD tersebut merupakan tanah kosong dan tempat umum untuk menuju daerah lain, kita prioritaskan cctv," jelasnya. (ivo)
Upaya dugaan penculikan anak di Demak gagal.
MAS, korban yang masih duduk di sekolah dasar tersebut lalu menggigit dan melempar terduga pelaku menggunakan batu yang ia temui.
Informasi yang diterima Tribunjateng.com, kejadian terjadi pada Senin (13/1/2020) pukul 10.00.
Saat itu korban dan empat temannya sedang bermain bola di lapangan SDN 1 Karangmlati, Demak.
Dua teman korban lalu pulang.
Bola mengarah ke belakang gedung SD.
Ketika korban mengambil bola, tiba-tiba datang terduga penculik.
Kasat Reskrim Polres Demak, AKP Dicky Hermansyah membenarkan dugaan penculikan anak di Wilayah Demak, yaitu Desa Karangmlati.
"Kami dari Sat Reskrim sudah melakukan antisipasi dan penyelidikan, mendatangi SD tersebut dan mengambil keterangan korban dan saksi," jelasnya Jumat (17/1/2020).
Ia menjelaskan, yang bersangkutan atau korban dibekap oleh seseorang pria dewasa dengan tinggi sekira 170 sentimeter dan mengenakan penutup mulut dan hidung.
"Anak tersebut memberontak dan berhasil lepas. Saat kejadian, korban (jalan) sendirian. Namun banyak anak yang melihat dan ada yang melempari terduga pelaku," jelasnya.
Ia menambahkan, Sat Reskrim Polres Demak telah melakukan penyelidikan namun belum mengarah kepada pelakunya.
Lanjutnya, pihaknya sudah menelusuri terkait akses masuk dan akses keluar di SD tersebut, apakah ada cctv yang merekam, namun sampai saat ini tidak mendapatkan.
"Kami belum bisa menyimpulkan apakah hal tersebut merupakan upaya penculikan atau dugaan hal lain.
Pihaknya menjelaskan upaya penculikan di wilayah Polres Demak belum pernah terjadi sebelumnya, apakah niatnya murni penculikan, kami belum tahu," jelasnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat sekitar, apabila ada kejadian ataupun ada orang asing yang tingkah lakunya atau penampilannya aneh, agar segera melapor ke pihak kepolisian. (ivo)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Anak SD Lolos dari Penculikan Pria Bercelana Robek-robek, https://jateng.tribunnews.com/2020/01/17/kisah-anak-sd-lolos-dari-penculikan-pria-bercelana-robek-robek?page=all.