Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ganjar Pranowo Sebut Keraton Djipang Blora untuk Pariwisata: Kalau Buat Kerajaan, Lapor Saya

Setelah munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Ganjar Pranowo mengungkapkan ada kerajaan yang muncul di Blora, yakni Keraton Djipang.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Ganjar Pranowo Sebut Keraton Djipang Blora untuk Pariwisata: Kalau Buat Kerajaan, Lapor Saya
Tribunnews, Istimewa TribunJateng
Ganjar Pranowo angkat suara kemunculan Kerajaan Djipang di Blora 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan, itu bukan kerajaan satu-satunya yang muncul di provinsinya.

Ganjar mengungkapkan, ada kerajaan lain yang juga muncul di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.

Kerajaan Baru yang muncul di Blora tersebut bernama Keraton Djipang.

Ternyata kerajaan tersebut telah berdiri sejak 2014 lalu.

Keraton Djipang dipimpin oleh seorang raja bernama PRA Barik Barliyan Surowiyoto.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setelah rapat Forkompimda menjelang Natal dan Tahun Baru 2020, Kamis (19/12/2019)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setelah rapat Forkompimda menjelang Natal dan Tahun Baru 2020, Kamis (19/12/2019) (KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA)

Dikutip dari Kompas.com, Ganjar menuturkan, Keraton Djipang berbeda dengan Keraton Agung Sejagat yang ada di Purworejo.

"Beda dengan yang di Purworejo (Keraton Agung Sejagat), kalau di Purworejo itu kan ngeri, kalau ndak dukung disumpahin tidak selamat, dikutuk dan sebagainya," kata Ganjar.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Kerajaan Djipang menurut Ganjar, punya orientasi untuk pengembangan pariwisata.

"Kalau yang di Blora ini tidak ada ancaman seperti itu, selama ini relatif tidak ada keributan di sana (Blora)," terang Ganjar.

Meski tak ada keributan yang terjadi di Blora, Ganjar menuturkan pihaknya akan tetap melakukan pemeriksaan terkait keraton tersebut.

"Maka nanti biar dicek oleh Kesbangpolinmas kami," ujar Ganjar.

Selain itu, Ganjar juga meminta masyarakat tak sembarangan dalam mendirikan kerajaan atau keraton.

Ganjar mewajibkan masyarakat yang hendak mendirikan kerajaan atau keraton untuk melapor.

"Barang siapa mau mendirikan kerajaan atau ada kerajaan masa lalu, lapor saya," ujar Ganjar, dikutip Tribunnews.com dari TribunJateng.com.

Hal tersebut untuk mencegah agar tidak terjadi kegaduhan di masyarakat.

"Tolong kami diajak bicara agar kami mengerti dan tidak menimbulkan kegaduhan," terang Ganjar.

Ganjar juga menyebut, untuk penanganan kerajaan di Blora berbeda dengan yang ada di Purworejo.

Sebab, Keraton Agung Sejagat yang ada di Purworejo banyak sekali kejanggalan.

Di antaranya diduga melakukan aksi penipuan dan merugikan ekonomi masyarakat.

"Beda penangannya, biar nanti didalami Kesbang," ungkap Ganjar.

Diberitakan sebelumnya, munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo berhasil menyita perhatian publik.

Keraton Agung Sejagat itu dipimpin oleh Totok Santosa.

Setelah viral di media sosial, pemimpin Keraton Agung Sejagat lantas ditangkap polisi karena diduga melakukan penipuan terhadap pengikutnya.

Totok mewajibkan pengikutnya untuk menyerahkan uang Rp 3 juta sampai Rp 30 juta untuk menjadi bagian dari keraton.

Bahkan ada pengikutnya yang menyetor hingga Rp 110 juta dengan iming-iming jabatan dan gaji dollar.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com/Riska Farasonalia) (TribunJateng.com)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas