Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Heboh Keraton Agung Sejagat, di Solo Ada Keraton yang Baru Berdiri 2008 dan Diakui Pemerintah

Ramai soal Keraton Agung Sejagat, di Solo ada keraton yang baru berdiri pada 2008 silam. Namun, keraton ini diakui pemerintah.

Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Heboh Keraton Agung Sejagat, di Solo Ada Keraton yang Baru Berdiri 2008 dan Diakui Pemerintah
TRIBUNSOLO.COM/RYANTONO PUJI SANTOSO
Pimpinan Kasultanan Keraton Pajang Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV, Suradi Suranegoro (Kanan) saat ditemui, Jumat (17/1/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO – Adanya kerajaan abal-abal bernama Keraton Agung Sejagat (KAS) di Kabupaten Purworejo menghebohkan publik Tanah Air.

Bagaimana tidak, bila umumnya keraton identik dengan sejarah panjang dan sudah berdiri ratusan tahun, tapi KAS di Purworejo ini baru saja didirikan.

Nah, di kawasan Solo Raya, ternyata juga ada juga keraton yang tak banyak dikenal masyarakat Solo.

Keraton ini bernama Kasultanan Keraton Pajang dan baru didirikan pada 2008.

Tak berapa lama saat didirikan, keraton ini pernah mendapat penolakan dari sejumlah anggota Keraton Surakarta.

Kasultanan Keraton Pajang dipimpin oleh seorang pria bernama Suradi Suranegoro.

Suradi mendirikan lingkungan keraton ini di sebuah tanah kosong yang berlokasi di Dukuh Sonojiwan, Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

Pimpinan Kasultanan Keraton Pajang Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV, Suradi Suranegoro (Kanan) saat ditemui, Jumat (17/1/2020).
Pimpinan Kasultanan Keraton Pajang Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV, Suradi Suranegoro (Kanan) saat ditemui, Jumat (17/1/2020). (TRIBUNSOLO.COM/AGIL TRI)
BERITA TERKAIT

Ia mengklaim dirinya bergelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV.

Menurut Suradi, kasultanannya ini sudah eksis selama 12 tahun dan aktif melakukan berbagai kegiatan budaya dengan afiliasi budaya Keraton Pajang kuno.

Suradi pun menolak bila disamakan sebagai kerajaan palsu, apalagi punya hubungan dengan KAS.

“Saya tidak kenal, tidak pernah bertemu, dan tidak pernah tahu dengan orang yang mengklaim dirinya sebagai Raja Keraton Agung Sejagat,” katanya saat ditemui TribunSolo.com, Jumat (17/1/2020).

Menurutnya ada lima hal yag mendasar yang membedakan Kasultanan Keraton Pajang dengan Keraton Agung Sejagat.

Di antaranya, Kasultanan Keraton Pajang mendapatkan surat dari KemenkumHAM pada 2011 lalu sebagai Yayasan Kasultanan Keraton Pajang.

Keraton ini juga telah mendapatkan surat dari notaris, selalu melibatkan Pemerintah Daerah dalam setiap kali kegiatan, tidak meresahkan warga.

“Dan yang paling penting, kami tidak pernah menarik atau meminta iuran abdi, kami tidak menjanjikan dan tidak memaksakan pada abdi atau masyarakat," imbuhnya.

Kasultanan Keraton Pajang ini sudah eksis selama 12 tahun belakangan ini, dan hanya bergerak di bidang kebudayaan.

“Memang saya mendapat mandat sebagai Sultan untuk nguri-uri budaya Keraton Pajang,” jelasnya.

Ada tujuh kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahun, yakni Peringatan Malam 1 Suro, Kirab Pusoko, Jumenengan Keraton Pajang, Napak Tilas Joko Tingkir, Haul Joko Tingkir, Wilujengan dan Syawalan.

Jumlah pengageng keraton, abdi dalem atau kerabat sekitar 5000 orang lebih yang tersebar di Sukoharjo, Malang, Surabaya, Lamongan, Gresik, Magetan, dan Wonogiri.

Dari silsilah sendiri, Suradi mengklaim sebagai keturunan trah Ki Ageng Turus, yakni saudara Kebo Kanigoro, ayah dari Joko Tingkir, Raja Pertama Kerajaan Pajang.

Kegiatan yang baru saja dilakukan Kasultanan Keraton Pajang adalah peresmian Masjid Agung Suro Jiwan.

Seusai merampungkan masjid, ada dua pembangunan fisik yang akan dilakukan yakni pembangunan Keraton dan Paseban.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Makamhaji Agus Purwanto, mengatakan kegiatan di Kasultanan Keraton Pajang aman dan tidak melenceng.

“Setiap kegiatan diketahui warga sekitar, saya melihat kegiatannya masih wajar yakni kegiatan keagamaan dan kebudayaan.”

“Kegiatan yang baru saja dilakukan kemarin meresmikan Masjid, yang dihadiri sejumlah pejabat Kabupaten Sukoharjo,” Kata Agus. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul "Ramai soal Kraton Palsu, Kraton di Solo ini 'Baru' Didirikan Tahun 2008, Tapi Diakui Pemerintah"

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas