Muncul Keraton Agung Sejagat di Puwokerto, Kini Ditemukan Juga di Klaten, Blora hingga Sunda Empire
Setelah heboh Keraton Agung Sejagat di Purworejo, kini ditemukan kerajaan baru lainnya, mulai yang ada di Klaten, Blora hingga viral Sunda Empire.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Setelah heboh kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo beberapa hari lalu, kini ditemukan kerajaan baru lainnya, mulai yang ada di Klaten, Blora hingga viral Sunda Empire.
Belum lama heboh munculnya Kerajaan Agung Sejagat di Purwokerto, publik kini dihebohkan oleh munculnya kerajaan serupa di wilayah Klaten Jawa Tengah.
Polisi telah menemukan kerajaan dengan nama yang sama di Klaten jawa Tengah.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar Fitriana menyebut, tiga orang telah diperiksa terkait keberadaan Keraton Agung Sejagat di Klaten.
Dilansir TribunSolo.com, tiga orang tersebut yakni dua wanita dan satu pria, ketiganya tidak ditahan dan hanya dimintai keterangan.
Tiga orang tersebut merupakan pengikut Keraton Agung Sejagat, dan telah diperiksa oleh Satreskrim Polsek Prambanan, Klaten, Kamis (16/1/2020).
"Iya mereka diperiksa ada tiga orang," papar Iskandar.
Dari hasil pemeriksaan yang ada, kerajaan tersebut memiliki pengikut yang lebih sedikit, yakni berjumlah 29 orang.
Sama seperti Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo, Kerajaan di Klaten ini juga memiliki sebuah prasasti.
Bahkan pengikutnya juga memiliki seragam serta memiliki jabatan yang mirip dengan yang ada di Purworejo.
Tribunnews.com masih akan terus memberikan update terkait temuan Keraton Agung Sejagat di Klaten Jawa Tengah tersebut.
Keraton Djipang Blora
Sementara kerajaan lain juga ditemukan di wilayah Blora Jawa Tengah dengan nama Keraton Djipang.
Namun keraton tersebut berbeda dengan dua Kerajaan diatas, karena kerajaan Djipang ini berorientasi untuk pariwisata.
Hal itu diungkakan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kamis (16/1/2020) seperti dilansir TribunJateng.com.
Ganjar mengaku telah mengetahui kabar kerajaan di Blora tersebut, dan pihaknya masih akan menelusuri lebih lanjut.
"Itu beda dengan yang di Purworejo (Keraton Agung Sejagat)."
"Kalau di Purworejo itu kan ngeri, kalau ndak dukung disumpahin tidak selamat, dikutuk dan sebagainya.
"Kalau yang di Blora ini tidak ada ancaman seperti itu," kata Ganjar.
Pihaknya menegaskan akan melakukan kordinasi dengan stakeholder terkait.
Namun demikian, untuk penanganannya akan berbeda dengan yang ada di Purworejo sebelumnya.
"Selama ini relatif tidak ada geger genjik (keributan) di sana."
"Beda penanganannya, biar nanti didalami Kesbang," tambahnya
Sunda Empire
Sementara itu, di media sosial facebook dan twitter, ditemukan pula kelompok yang ingin membangun sebuah negara seperti Keraton Agung Sejagat di Purworejo.
Bahkan kelompok tersebut menyebut tatanan pemerintah di dunia akan berakhir pada 15 Agustus 2020.
Kelompok tersebut yakni bernama Sunda Empire, dan ditemukan dalam postingan facebook di akun Renny Khairani Miller yang diunggah pada 29 Mei 2019.
Diketahui, postingan tersebut kemudian menjadi perbincangan warganet setelah akun Yuni Rusmini menemukan unggahan yang memiliki sentimen negatif itu.
Sunda Empire ini berupaya untuk membangun sebuah pemerintahan baru dengan Bandung sebgaai Mercusuar dunia.
Dengan hal itu, akan menjadikan Bandung memiliki peranan penting dalam pemerintahan dunia dan akan berimbas pada kemakmuran dan sejahtera di Indonesia.
Renny Khairani Miller menuliskan bahwa ia selaku direktur eksekutif juga memberikan kebebasan pers.
Nantinya media informasi dan publikasi tidak akan ada campur tangan dan sensor dari pemerintah.
"Freedom of the press adalah hak yang diberikan oleh konstitusional atau perlindungan hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-bahan yang dipublikasikan seperti menyebar luaskan, pencetakan dan menerbitkan surat kabar, majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa adanya campur tangan atau perlakuan sensor dari pemerintah," tulis Renny.
"Dengan kebebasan pers, media massa dimungkinkan untuk menyampaikan beragam informasi, sehingga memperkuat dan mendukung warga negara untuk berperan di dalam demokrasi atau disebut civic empowerment," tulis Renny.
Sementara itu di media sosial Twitter, Tribunnews.com sempat menemukan akun @SundaEmpire yang berafiliasi dengan kerajaan yang dimaksud.
Namun dalam penelusurannya, tiba-tiba akun tersebut menghilang dan diduga menjadi nonaktif setelah diperbincangkan banyak warganet.
(Tribunnews.com/Tio, TribunSolo.com/Ryantono, TribunJateng.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.