Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berawal Dari Saling Ledek, Siswa Aliyah Pingsan Dipukul Dengan Tiang Net Oleh Oknum Guru

Tanpa diketahui maksudnya, anaknya malam itu bertandang ke sekolah untuk cap tiga jari ijazah Madrasah Tsanawiyah

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Berawal Dari Saling Ledek, Siswa Aliyah Pingsan Dipukul Dengan Tiang Net Oleh Oknum Guru
Istimewa
Ngatum, Wali Murid SHP (14) asal Desa Dagan, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Senin (20/1/2020). SHP diduga jadi korban pemukulan oleh oknum guru di tempatnya sekolah. SHP diduga dipukul memakai tiang besi untuk net voli hingga pingsan. 

TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Seorang siswa kelas 1 Madrasah Aliyah (MA), SHP (14) asal Desa Dagan, Solokuro, Lamongan, diduga jadi korban penganiayaan dan pemukulan yang diduga dilakukan oleh oknum guru sekolah tersebut, yakni S.

Insiden ini terjadi di pintu gerbang sekolah pada Sabtu (18/1/2020) malam. SHP dipukul memakai tiang besi untuk net voli hingga pingsan tak sadarkan diri.

Orangtua korban, Ngatum (53), mengatakan anaknya langsung pingsan setibanya di rumah.

"Malam itu juga saya bawa ke rumah sakit," kata Ngatum, Senin (20/1/2020).

Baca: Pria di Tulungagung Hajar Ibunya Pakai Balok Kayu, Alasannya Sakit Hati karena Tak Diperhatikan

Baca: Begal Payudara dalam Bus Ditangkap di Lamongan, Incar Sejak Berangkat dari Surabaya

Baca: Niatnya Hentikan Sekelompok Pemuda Hakimi Pencuri, Securiti Mal Semarang Malah Ikut Dihajar

Ngatum menuturkan kejadian ini dipicu saling ejek antara sang guru dengan anaknya.

Tanpa diketahui maksudnya, anaknya malam itu bertandang ke sekolah untuk cap tiga jari ijazah Madrasah Tsanawiyah (MTs), tiba-tiba muncul ledekan dari sang guru.

Terucap dari mulut sang guru saat ada di lantai dua gedung sekolah menyebut korban seperti nangka busuk.

Berita Rekomendasi

Entah bagaimana, celetukan sang guru S itu kemudian dibalas oleh korban dengan ledekan yang mungkin membuat S tersinggung.

SHP yang kala itu sudah ada dibawa, pelataran sekolah, dipanggil S untuk berhenti.

Padahal korban sudah menaiki sepeda motornya untuk pulang ke rumah.

SHP masih menghargai gurunya dan berhenti.

S turun dari gedung sekolah lantai dua dan tiba-tiba mencabut tiang besi net volly.

Sejurus kemudian, tiang besi yang bisa dibongkar pasang itu dipukulkan ke bagian kepala SHP, tepat mengenahi pelipis kiri hingga mengalami luka robek.

"Tidak sampai dirawat inap, anak saya bisa dibawa pulang," sambungnya.

Mengetahui apa yang terjadi pada anaknya, Ngatum beriktikad baik menemui S.

Ia meminta pertanggungjawaban atas prilaku sang guru terhadap anaknya, termasuk biaya pengobatan.

Kesepakatan damai dicapai dan ditunggu kedatangan pelaku di rumah orangtua korban.

"Namun dia tidak juga datang. Sampai hari Senin tadi ini tidak datang juga ke rumah, " ungkap Ngatum.

Karena S dinilai sudah tidak ada iktikad baik, akhirnya Ngatum bersama korban bertandang ke Polres Lamongan untuk melaporkan perkara dugaan tindak penganiayaan ini.

"Tidak ada kata damai, perkara tetap lanjut," tandas Ngatum.

Ngatum, korban, dan temannya Ari sebagai saksi, masih dimintai keterangan oleh penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

Hingga berita ini ditayangkan belum ada keterangan dari pihak sekolah, Dinas Pendidikan, maupun Kemenag Lamongan, terkait kasus dugaan pemukulan siswa ini. (Hanif Manshuri)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Siswa Lamongan Diduga Dipukul Pakai Tiang Besi Hingga Pingsan oleh Oknum Guru, Dipicu Karena Ini

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas