Pesantren Khusus Anak Mantan Teroris Tiap Bulan Kemalingan, Spanduk Pun Dirusak Orang Tak Dikenal
Pondok pesantren khusus mendidik anak-anak mantan teroris itu kemalingan. Bahkan, spanduk pesantren ditumbangkan oleh Orang
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah, Khairul Ghazali mengatakan, sangat kecewa dengan kondisi pesantren yang diasuhnya karena hampir setiap bulan selalu disatroni oleh pencuri.
Bahkan aparat keamanan yaitu polisi dan BNPT pun seperti tidak berdaya menghadapinya.
Pondok pesantren khusus mendidik anak-anak mantan teroris itu kemalingan. Bahkan, spanduk pesantren ditumbangkan oleh Orang Tidak Dikenal (OTK)
“Baru-baru ini spanduk besar milik pesantren dirusak. Spanduk itu ditumbangkan oleh OTK. Kejadiannya pada 16 Januari lalu dan tidak ada respon dari polisi,” ujarnya kepada Tribun-Medan.com, Minggu (19/1).
Ia mengaku resah karena tiap bulan pondok pesantren itu kemalingan. Teranyar mereka kehilangan tabung gas elpiji 12 kilogram.
Baca: Mobil Mewah Pembunuh Hakim Jamaluddin Bernopol Cantik dan Istimewa, Ini Huruf dan Digitnya
Baca: Sebelum Bunuh Diri, Pemuda yang Bunuh Diri Terjun ke Sungai Sempat Dilarang Pergi oleh Ayahnya
Baca: 2 Bank Wakaf Mikro Diresmikan di Kendal untuk Dorong Geliat Perekonomian Sekitar Pondok Pesantren
Lalu, mesin babat dan mesin senso. Sebelumnya, mereka kehilangan mesin pompa air masjid dan sepeda motor.
“Secara rutin hampir setiap bulan pencuri menggasak barang-barang milik pesantren Al-Hidayah. Sejak 2016, pencuri terus menerus menggasak barang di ponpes, mulai dari mesin air mesjid (sudah 5 kali), sepeda motor (sudah 3 unit), mesin babat (sudah 3 unit), tabung dan kompor gas (sudah3 kali)” katanya.
Selanjutnya, mereka juga kehilangan laptop, handphone, beras, kipas angin, televisi, ternak ayam, angsa dan itik. Karena itu, ia menduga pencuri merupakan masyarakat di sekitar pondok pesantren.
Selama ini, ia kerap melaporkan pencurian itu ke polsek maupun Polrestabes Medan namun tidak ada pencuri yang ditangkap.
“Aparat tidak berdaya menangkap satupun pencuri sebagai efek jera, malahan pencurian dan perusakan di pondok pesantren binaan BNPT dan Polda Sumut semakin ganas.
Jika ini terus menerus dibiarkan dan tidak ada tindakan hukum dari kepolisian akan mengganggu proses belajar mengajar,” ujarnya.
Saat ini masih dilakukan upaya konfirmasi ke Polsek Sunggal maupun Polsek Kutalimbaru. Namun, hingga berita ini tayang pihak polsek belum memberikan keterangan.
Padahal, Tribun-Medan.com sudah beberapa kali dihubungi Kapolsek Sunggal, Kompol Yasir Ahmadi maupun Kanit Reskrim Polsek Sunggal Iptu Syarif Ginting.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.