Kisah Mega Herawati Keliling Kampung Mendongeng pada Anak Jalanan Difabel Hingga Pengidap HIV
Mahasiswi ini bahkan rela keliling kampung mendongeng kepada anak-anak, termasuk anak jalanan, difabel bahkan pengidap HIV.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Membangkitkan semangat belajar anak-anak dan berimajinasi jadi orang hebat bisa dimotivasi melalui dongeng.
Mahasiswi ini bahkan rela keliling kampung mendongeng kepada anak-anak, termasuk anak jalanan, difabel bahkan pengidap HIV.
Mendongeng dulu akrab di telinga anak-anak saat akan tidur. Atau guru juga sering mendongeng di dalam kelas, sambil menyelipkan nilai-nilai budi pekerti, semangat perjuangan, ketangguhan dan kepahlawanan.
Selain untuk menghibur, mendongeng juga bisa jadi sarana menceritakan sejarah dan sebagainya.
Adalah Mega Herawati (21) mahasiswi Pendidikan S1 di UNS punya hobi mendongeng. Gadis asal Salatiga ini sering mendongeng dan senang main bersama anak-anak.
Baca: Bermodalkan Wayang, Pendongeng Konservasi Ini Kampanyekan Perlindungan Terhadap Hewan
Baca: IHSG Naik Tipis Menuju 2.800
Baca: POPULER Intip Rumah Pasutri di Solo Berluas 5x7 Meter dengan 15 Anaknya, Ada yang Tidur di Halaman
Aktivitas mendongeng ini berawal ketika Mega mengikuti komunitas relawan Solo Mengajar tahun 2017.
Saat itu, ada pelatihan dongeng yang diselenggarakan oleh komunitas tersebut, jadi ia tidak ingin melewatkannya begitu saja.
Dalam mendongeng, Mega menggunakan boneka untuk berinteraksi dengan anak-anak. Selain itu, ia pernah mendongeng dengan cara monolog.
Mega cenderung mendongeng dengan cara musical storytelling, menggunakan alat musik ukulele atau marakas sebagai pengiringnya.
Selain kuliah sambil mendongeng, Mega juga memiliki kesibukan lain yaitu sebagai pengajar di Solo Mengajar di Jebres, dan ikut mengajar keliling melalui backpacker teaching.
Dari hobi dan kepiawaiannya mendongeng itu membuat Mega bisa sampai ke India untuk bertutur.
Dia mendirikan komunitas Project Mager yaitu, menjadi co-founder komunitas Doing (Dongeng Keliling) Project di Solo pada April 2018.
Menjadi penutur di Awicarita Festival 2018 bersama Komunitas Doing Project. Menjadi penutur di Celoteh Toleransi Jogja dan Solo 2019. Serta mengikuti Federation of Asian Storytellers di India pada November 2019.
Selama mendongeng, Mega mengaku ada banyak sekali pelajaran yang membuatnya lebih memaknai hidup. Hal ini ia sadari setiap kali berkunjung ke berbagai tempat, terlebih lagi karena ia mendongeng di depan anak-anak yang memiliki latar belakang yang berbeda.