Pasutri Asal Aceh Ini Minta Pemerintah Pulangkan Putrinya yang Berada di Wuhan
Sumina mengatakan, terakhir komunikasi dengan anaknya pada Minggu malam dan pada Senin sudah beberapa kali dihubungi tetapi tidak tersambung
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rizwan
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Sumarni (53) dan Usman Sugianto (61) warga Desa Ujong Fatihah, Kecamatan Kuala, Nagan Raya meminta pemerintah pusat dan Pemerintah Aceh membantu memulangkan anaknya yang saat ini kuliah di Wuhan, China.
Anaknya bernama Ita Kurniawati saat ini bersama kawan-kawannya di Wuhan dicekam kecemasan terhadap merebaknya kasus virus Corona yang mematikan melanda wilayah Wuhan.
"Kami setiap hari mengirimkan doa semoga anak saya selalu sehat di sana,” kata Sumarni sambil meneteskan air mata ketika diwawancarai Serambinews.com di rumahnya, Senin (27/1/2020).
Ia meminta pemerintah membantu memulangkan anaknya yang kini kuliah di Wuhan, sebab sejak heboh virus Corona, anaknya bersama kawan-kawannya tidak bisa kemana-mana dan dilanda keresahan.
Sumina mengatakan, terakhir komunikasi dengan anaknya pada Minggu malam dan pada Senin sudah beberapa kali dihubungi, tetapi tidak tersambung.
Keluarga Ita di Nagan Raya sangat cemas terhadap kondisinya di Wuhan.
Baca: Wabah Virus Corona Bikin Pasar Saham China Loyo
Baca: Korban Virus Corona Capai 80 Orang, Cina Larang Jual Beli Satwa Liar di Pasar dan Restoran
Baca: Industri Perfilman China Terpukul, Tujuh Film Batal Rilis Perdana Gara-gara Corona
Dikatakannya, anaknya saat ini baru semester pertama melanjutkan kuliah S2 di Wuhan setelah sebelumnya selesai kuliah di UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Kuliah di Wuhan merupakan atas beasiswa Pemerintah Aceh yang tahun lalu 2019.
“Bantu pulangkan anak saya,” harap Sumarni yang mengaku Ita merupakan anak keempat dari empat bersaudara.
Sementara itu empat mahasiswa Aceh dipastikan akan meninggalkan China dan akan tiba di Aceh dalam dua hari ke depan.
Informasi yang diperoleh Serambinews.com, keempat mahasiswa tersebut adalah Dinda Destari mahasiswa di Beijing atau BLCU, Maria Effi mahasiswa Shanghai University, Muhammad Sahuddin mahasiswa Nanjing University (NNU), dan Genta Mardika mahasiswa JISU Changchung.
Informasi diperoleh Serambinews.com dari posko siaga di Dinas Sosial Aceh,
Dinda Destari mahasiswa berasal dari Aceh Timur sudah berangkat dari Beijing dan akan mendarat di Jakarta Senin (27/1/2020) pada pukul 19.00 WIB.
Dinda nantinya akan dijemput oleh petugas posko Aceh di kantor Penghubung Aceh-Jakarta.
Sementara itu, Maria Effi Yana mahasiswa Shanghai Universitui, asal Bireuen akan berangkat dari Kota Shanghai menuju Kuala Lumpur pada pukul 02.00 Selasa (28/1/2020).
Namun sayangnya, Maria Effi dikabarkan belum mendapatkan tiket Kuala Lumpur-Aceh karena harga tiket saat mengalami kenaikan harga.
Selanjutnya, data diperoleh Serambinews.com, Muhammad Sahuddin mahasiswa di Nanjing (NNU) asal Aceh Barat sudah berangkat dari Nanjing Dan sampai ke Kuala Lumpur.
Kemudian Sahuddin akan terbang ke Aceh dan akan tiba ke bandara SIM pada Selasa (28/1/2020) sekira pukul 10.00 WIB.
Baca: Waspada Virus Corona, Ini Daftar Makanan untuk Meningkatkan Sistem Kekebalan pada Tubuh
Baca: Virus Corona Jadi Ancaman Nyata Sektor Pariwisata China
Baca: Siaga Corona, Pemerintah Perketat Impor Produk Pertanian
Terakhir, Geunta Mardika, mahasiswa asal Aceh Utara yang kini kuliah di JISU Changchung, saat ini dikabarkan sudah berada di Kota Fuzhou.
Dia sudah beli tiket ke Jakarta dan akan terbang pada pukul 22.00 Selasa (28/1/2020) malam dari Airport Fuzhou.
Dijadwalkan, pesawat yang ditumpanginya itu akan transit di Guangzhou selama 10 jam.
Geunta baru akan terbang lagi keesokan harinya dan diperkirakan akan tiba di Jakarta Rabu (29/1/2020) sekira pukul 12.30 WIB.
Sedangkan untuk tiket Jakarta-Aceh dikabarkan belum ada.
Sebelumnya, sebanyak dua Mahasiswa Aceh yang sedang kuliah di Tiongkok sudah tiba di Aceh.
Mereka adalah, Mulia Mardi (Direktur PPI se-Tiongkok) yang kuliah di Wuhan Universty, sudah berada di Aceh sejak tanggal 19 Januari 202o.
Mulia, dari tanggal 8 Januari sudah meninggalkan kota Wuhan, karena memasuki masa libur lalu Mulia traveling ke berbagai Kota yang ada di China.
Saat ingin kembali ke Wuhan, petugas stasiun kereta sudah memperketat pemeriksaan kepada penumpang kereta dan pesawat agar tidak mengunjungi Kota wuhan seiring merebaknya virus corola yang sedang mewabahi Wuhan, ibu kota provisi Hubei.
Selanjutnya, Nia Alfi Khaira, mahasiswa di Wuhan (CCNU) sudah terbang ke Indonesia pada tanggal 25 Januari 2020 dan sempat singgah di Singapore kemudian terbang ke Medan.
Sama seperti Mulia, Nia awalnya keluar dari Wuhan dengan agenda traveling ke Kota Shanghai dan ketika hendak kembali ke Wuhan aksesnya sudah ditutup.
Selanjutnya, Nia langsung memesan tiket balik ke Indonesia, dan kini sudah tiba di Aceh.
Direktur PPI se-T Mulia menuturkan, semua mahasiswa yang sudah meninggalkan Negara China saat ini masih menggunakan uang pribadi.
"Yang terpenting adalah kawan-kawan ini tiba di Aceh dan terhindar dari virus corona" katanya kepada serambinews.com, Senin (27/1/2020).
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ita Kurniawati Asal Nagan Masih Terjebak di Wuhan, Orang Tua Menangis & Berdoa: Pulangkan Anak Saya