Jembatan Junction Pertemuan 3 Ruas Tol Solo-Yogya-Bawen dan Yogya-Kulonprogo Ada di Tirtoadi
Ada enam padukuhan yang akan terdampak dalam pembangunan Tol Yogyakarta-Solo sendiri dan sosialisasi ini dibagi menjadi tiga hari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jogja Santo Ari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Usai di Kecamatan Kalasan, sosialisasi proyek jalan Tol Yogyakarta-Solo melompat ke Kecamatan Mlati, tepatnya pada Selasa (28/1/2020) dilakukan sosialisasi di Desa Tirtoadi, Mlati.
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY, Krido Suprayitno mengungkapkan mengapa mereka melewatkan Depok dan Ngaglik karena di Tirtoadi memiliki peranan penting dalam pembangunan tol yakni di tempat ini nantinya akan dibangun jembatan junction.
Jembatan ini merupakan pertemuan dari tol Yogyakarta-Solo, Yogyakarta-Bawen dan Yogyakarta-Kulon Progo.
Ada enam padukuhan yang akan terdampak dalam pembangunan Tol Yogyakarta-Solo sendiri dan sosialisasi ini dibagi menjadi tiga hari.
Setiap harinya mengundang warga dari dua padukuhan.
"Untuk sosialiasi hari ini didominasi lahan sawah (yang terdampak). Dan ada empat tanah kas desa yang terdampak seluar 5000 meter persegi. Dengan luas keseluruhan tanah desa tirtoadi seluas 4 hektare," ungkapnya.
Baca: Desain Tol Yogyakarta-Solo di Kawasan Monjali Diubah dari Elevated jadi At Grade, Ini Alasannya
Baca: PT Waskita Karya Tol Road Kunjungi Jembatan Balang, Sadali: Jembatan Tol Jadi Perhatian Presiden
Baca: 4 Penjelasan Masinton Dukung Sepeda Motor Boleh Masuk Jalan Tol
Secara keseluruhan, jumlah bidang yang terdampak di Desa Tirtoadi sebanyak 561 bidang.
Agar warga dapat memastikan tanah yang terdampak, pihaknya pun akan memasang peta definitif sebagai dasar validasi kepemilikan tanah.
Karena menurutnya, dari sosialisasi hari pertama ini hampir 25 persen pemilik tanah tidak hadir.
Hal itu dikarenakan tanah tersebut sudah berganti kepemilikan.
"Banyak pemilik tanah di luar Tirtoadi. Maka dari itu ke depan akan dibentuk petugas lapangan yang dikomandani lurah untuk menyusuri kepemilikan tanah. Agar saat tahap konsultasi publik nanti bisa tepat sasaran," ungkapnya.
Kepala Desa Tirtoadi, Sabari mengatakan warga yang diundang pada sosialisasi hari pertama berasal dari pedukuhan Ketingan dan Rajek Lor.
Pada hari kedua berasal dari Sanggrahan dan Janturan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.