Ternyata Masih Ada Suku di Pedalaman Papua yang Makan Otak Manusia Sebagai Makanannya
Meski dunia semakin modern dengan segala kecanggihan tehnologi, namun masih saja ditemukan etnis yang memakan otak manusia.
Editor: Sugiyarto
Collinge menambahkan bahwa timnya kini melakukan penyelidikan lebih lanjut karena penemuan itu dapat membantu para ilmuwan untuk mengobati berbagai macam penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Jalan ke depan dengan penelitian ini adalah untuk memahami struktur molekul prion yang menyebabkan penyakit ini dan proses yang terlibat. (Muflika Nur Fuaddah)
Suku Kanibal Terakhir di Papua
Selain Fore, salah satu suku bangsa di Papua adalah suku bangsa Korowai, yang tinggal di wilayah Papua Barat selama 10.000 tahun.
Dilansir dari thesun.co.uk, jurnalis dan fotografer Italia, Gianlunca Chiodini telah menembus hutan liar Papua untuk bertemu dengan suku misterius ini.
"Aku benar-benar ingin mengunjungi salah satu suku bangsa asli dan paling terisolasi di dunia.
"Suku Korowai hidup di jantung hutan hujan Papua, mereka belum terekspos kepada media, sehingga tradisi berumur ribuan tahun mereka masih terjaga."
Chiodini kemudian mendokumentasikan foto-foto suku Korowai saat dia berkunjung di sana.
Foto tersebut menunjukkan warga suku Korowai berpesta memakan serangga hidup; memperbaiki rumah mereka dengan tangkai-tangkai panjang; dan pemanah yang berburu untuk makan malam seluruh suku.
Karena masih terisolasi, suku Korowai tidak memiliki akses kepada pengobatan modern dan menyembuhkan diri dengan tanaman-tanaman dan ilmu sihir.
Umumnya, harapan hidup anggota suku adalah di bawah umur 50 tahun.
Karena keterbatasan ilmu, suku Korowai percaya kematian berhubungan dengan setan 'Khakhua' yang mengambil nyawa manusia.
'Khakhua' menurut kepercayaan mereka, menyamarkan diri sebagai teman atau anggota keluarga untuk mendapat kepercayaan dari suku Korowai.
Setelah mereka lengah, 'Khakhua' dapat membunuh mereka.