Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Kematian Babi Secara Misterius Merambat Hingga ke Gianyar

Kasus kematian babi secara mendadak yang penyebabnya masih misterius kini merambat ke Kabupaten Gianyar, Bali.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kasus Kematian Babi Secara Misterius Merambat Hingga ke Gianyar
Tribun Bali/Dwi Suputra
Ilustrasi Babi mati mendadak di Bali. 

"Selain menjaga kebersihan kandang, saat babi akan dijual, kendaraan angkut babi ini harus bersih. Sekarang peternak harus mandi dan ganti pakaian sebelum ke kandang. Sebelumnya, usai ke kandang baru mandi dan ganti pakaian," ujarnya.

Santiarka mengatakan, babi yang mati harus dikubur, jangan dibuang di saluran air atau jurang.

"Virus ini tidak menyebar pada manusia, tapi harus tetap membeli daging babi sehat," ujarnya.

Sementara itu, petugas bidang Kesehatan Hewan (Keswan)Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana intensif menyemprotkan bio security.

Jembrana memiliki 37 peternakan dengan populasi 10 hingga 1.500 ekor babi di lima kecamatan yang menjadi naungannya.

Dokter hewan di setiap kecamatan berkeliling ke peternak babi. Bio security fungsinya membersihkan kandang.

Kabid Keswan Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Jembrana, drh I Wayan Widarsa mengatakan, antisipasi virus ASF pada babi dilakukan sejak Desember 2019.

BERITA TERKAIT

Sejauh ini belum ada kejadian babi mati mendadak di wilayah Jembrana.

"Sejak Desember lalu sudah kita sosialisasikan, para peternak melakukan bio security," jelasnya, Kamis (30/1/2020).

Baca: Bangun Vila di Bali, Putri Raja Arab Tertipu, Ini Sikap Bupati Gianyar

Baca: Diduga Maling Helm, Lutfi Tewas Dihakimi Massa, Keluarganya Tidak Terima, Ini yang Dilakukan

Selain peternak, sosialisasi juga diberikan kepada penjual bibit babi keliling, tukang potong babi dan masyarakat penerima bantuan bibit babi serta tokoh masyarakat.

Sebelumnya, babi yang mati mendadak di Kabupaten Badung terus bertambah.

Hingga akhir bulan Januari 2020 tercatat sebanyak 564 ekor babi yang mati.

"Dari 1.300 populasi babi yang dilaporkan dan kita survei, sebanyak 564 mati," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana, Rabu (29/1/2020).

Wijana mengatakan, mengantisipasi penyebaran wabah ini, petugas Dinas Pertanian dan Pangan di lapangan sudah mengambil sampel darah dan organ dalam untuk diteliti di laboratorium BB Vet Medan.

Hanya sampai saat ini hasilnya belum diketahui.

"Sampai saat ini hasilnya belum kami ketahui," ujarnya.

Wijana mengaku tidak bisa berbuat banyak lantaran obat dan vaksin penyakit babi tersebut belum tersedia. (weg/ang)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kematian Babi Mendadak di Bali Kini Merambat ke Gianyar, 36 Ekor Mati Secara Misterius di Sukawati

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas