Jadi Lokasi Karantina, Pemda Natuna Liburkan Sekolah, Mendagri Perintahkan Bupati Cabut Surat Edaran
Pemerintah Indonesia telah memilih Natuna, Kepulauan Riau sebagai lokasi karantina 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Indonesia telah memilih Natuna, Kepulauan Riau sebagai lokasi karantina 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan.
Pemerintah Kabupaten Natuna kemudian mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Satu di antaranya adalah dengan meliburkan anak sekolah.
Keputusan tersebut berlaku mulai dari sekolah dasar hingga tingkat sekolah menengah atas yang ada di sekitaran Pulau Bunguran.
Mengutip dari Kompas.com, Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna Wan Siswandi memberikan penjelasannya.
Ia mengatakan, dikeluarkannya surat edaran terkait libur sekolah ini agar anak-anak yang sangat rentan dengan penyebaran virus dapat terhindar dari virus corona.
"Setidaknya, dengan libur sekolah, anak-anak bisa tetap berada di rumah untuk menghindari bahaya virus corona tersebut," kata Wan Siswandi.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta Bupati Natuna mencabut surat edaran libur sekolah di Natuna tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, perintah Mendagri tersebut tertuang dalam surat tertanggal 3 Februari 2020.
Surat tersebut ditujukan kepada Bupati Natuna dan ditandatangani oleh Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Akmal Malik atas nama Mendagri Tito Karnavian.
Akmal pun membenarkan surat tersebut atas arahan Tito Karnavian.
"Iya arahan Mendagri, harus bergerak cepat," ujar Akmal.
Di dalam surat tersebut terdapat empat poin yang ditekankan oleh Mendagri kepada Bupati Natuna.
Empat poin tersebut sebagi berikut:
1. Kabupaten Natuna sebagai tempat karantina WNI dari Wuhan adalah kebijakan pemerintah pusat.
2. Kebijakan meliburkan sekolah akan menghambat kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh.
3. Meminta Bupati Natuna mencabut surat edaran dan tetap mengadakan kegiatan belajar mengajar di seluruh sekolah.
4. Agar selalu berkoordinasi dengan pemerintah provinsi Kepulauan Riau dan pemerintah pusat untuk penaganan lebih lanjut.
Terkait hal itu, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal mengatakan pihaknya sedang menindaklanjuti surat perintah dari Mendagri tersebut.
"Sedang ditindaklanjuti Sekda," kata Hamid, dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Takut Terpapar Virus Corona, 675 Warga Natuna Pilih Mengungsi ke Pulau Lain
Proses karantina terhadap 238 Warga Negara Indonesia dari Wuhan di Kabupaten Natuna menuai polemik.
Pasalnya, warga menjadi ketakutan soal kemungkinan terpapar virus corona yang tengah menjadi perhatian internasional tersebut.
Lantaran hal itu, warga Kampung Tua Penangih, Natuna memilih untuk pergi mengungsi.
Melansir dari KompasTV, Selasa (4/2/2020), mereka memilih meninggalkan rumah karena khawatir tertular virus corona.
Diketahui, jarak antara Kampung Tua Penangih dengan tempat karantina WNI tidak jauh.
Jumlah kepala keluarga yang mengungsi adalah 29 kepala keluarga (KK).
"Kecemasan kami warga Penagih dua hari ini apalagi dengan kedatangan WNI dari China."
"Ada RT kita 12 KK sama 17 KK jadi berjumlah 29 KK."
"Kita nggak tahu perkembangan ke depan apalagi mau dikarantina 14 hari," ujar warga Kampung Tua Penangih sebagaimana dikutip dari KompasTV.
Sementara itu, dikutip dari TribunManado.co.id, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Natuna, Iskandar DJ membenarkan ada warga yang keluar dari Natuna.
"Tadi malam tercatat 675 warga meninggalkan Natuna menggunakan KM Bukit Raya menuju Pulau Midai, Pulau Serasan dan Pontianak," ujar Iskandar.
Warga setempat memilih mengungsi ke rumah sanak saudara mereka di pulau-pulau terdekat di Kepri.
Mengutip dari Kompas,com, sejumlah warga Ranai, Natuna juga memilih mengungsi.
Hal tersebut diketahui dari penjualan tiket yang membludak dari Ranai menuju Pulau Subi, Midai, dan Serasan.
Satu di antara warga Natuna, Raudah (28) mengaku, memilih mengungsi ke rumah saudaranya yang berada di Pulau Serasan.
Keputusan untuk mengungsi ini diambil agar bisa benar-benar terhindar dari virus corona yang dapat menyebar antar manusia.
"Tdak saya saja, kedua anak saya juga saya bawa. Kan anak sekolah diliburkan juga."
"Jadi sekalian saya bawa ke rumah along saya (kakak tertua) di Pulau Serasan," kata Raudah.
Ruadah mengaku, ia tidak mau mengambil pusing, meski sejumlah warga menggelar aksi protes.
Diketahui, Warga meninggalkan Pulau Natuna, setelah 238 orang dievakuasi dari Wuhan ke Natuna.
Proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China telah berhasil dilakukan pada Minggu (2/2/2020).
TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, Natuna dipilih karena memiliki rumah sakit sebagai tempat observasi, yang jaraknya jauh dari pemukiman penduduk.
Namun ternyata, ada perkampungan bernama Kampung Tua Penagih yang hanya berjarak sekira 1 kilometer dari lokasi karantina.
Warga mengungkapkan, sebelumnya, tidak ada sosialisasi maupun pemberitahuan sebelumnya saat Natuna terutama hanggar Raden Sadjad dipilih menjadi tempat lokasi karantina.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com)