Kisah Perjuangan Siti Aisyah dari Tegal Jadi Kevin Ridho, Ini Harapan Orang Tuannya
isah haru datang dari seorang laki- laki asal Tegal yang memiliki dua kelamin. Laki- laki itu bernama Kevin Ridho (26) asal Tegal
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SLAWI - Kisah haru datang dari seorang laki- laki asal Tegal yang memiliki dua kelamin.
Laki- laki itu bernama Kevin Ridho (26) asal Desa Margaayu, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal.
Kevin viral di media sosial usai membagikan ceritanya kanal Youtube Gritte Agatha dalam #GritteBukaPraktek.
Bahkan saat Kevin kecil, ia diberi nama oleh orangtuanya yakni Siti Aisyah.
Orangtua Kevin, Ratmo (51) mengatakan, benjolan di atas miss v Kevin sudah ada sejak lahir.
Namun orangtua Kevin tidak mencurigai benjolan itu sebagai testis.
Lambat laun seiring perkembangan anaknya, Ratmo baru sadar jika anaknya memiliki ovarium dan testis.
Seiring pertumbuhan, Kevin pun enggan untuk memakai pakaian perempuan seperti rok.
"Saat SD anak saya masih perempuan. Setelah lulus, Kevin baru memutuskan bahwa dia laki- laki. Itu setelah tahu bahwa Kevin tidak tumbuh payudara dan tidak haid," kata Ratmo saat ditemui tribunjateng.com, Jumat (7/2/2020).
Ratmo menceritakan, Kevin adalah anak ke empat dari lima bersaudara.
Setelah lulus SD, Kevin sempat meminta untuk melanjutkan ke jenjang SMP pada orangtuanya.
Namun karena Ratmo tidak mampu, Kevin pun memutuskan untuk merantau ke Jakarta.
Menurut Ratmo, anaknya adalah sosok orang yang pekerja keras dan sayang kepada orangtuanya.
Ia bahkan sempat merantau ke Ambon selama satu tahun.
"Kevin itu anaknya mandiri dan pekerja keras. Tidak mau merepoti orangtua dan saudara. Jarang- jarang ngerepotin. Tidak mau," ungkapnya.
Ratmo mengatakan, anaknya sudah melakukan dua kali operasi di rumah sakit milik pemerintah di Semarang.
Operasi penutupan saluran perempuan dan membuka saluran air laki- lakinya.
Operasi tersebut pun baru dilakukan pada 2019.
Operasi pertama sekira Februari dan operasi kedua sekira April 2019.
Menurut Ratmo, sejak Kevin memasuki remaja sebetulnya ia ingin membawanya untuk operasi.
Namun ia tidak mampu untuk membawanya ke rumah sakit karena tidak punya biaya
Ia berharap, Kevin pun bisa melanjutkan operasi lanjutan supaya status kelaminnya sebagai laki- laki bisa utuh.
"Saya berharap, kalau pemerintah tahu ya minta solusi sama bapak dan ibu di pemerintahan. Supaya anak saya jadi sempurna," katanya.
Sementara ibu Kevin, Karsinah (50) mengatakan, biaya pengobatan Kevin saat ini menggunakan BPJS.
Ia berharap, anaknya bisa melanjutkan proses pengobatan hingga operasi kelaminnya betul- betul tuntas.
Termasuk proses untuk mengubah identitas di KTP yang masih Siti Aisyah supaya menjadi Kevin Ridho.
Saat ini, Kevin masih menunggu rekomendasi pihak medis untuk dibawa ke Balai Desa Margaayu untuk kemudian dibawa ke Pengadilan Negeri.
"Kevin itu anak yang baik. Dia sayang dengan keluarga. Suka memeluk dan nangis ke saya," katanya.
Berbagi Kisah
Kevin memiliki dua kelamin sehingga mempunyai ovarium dan testis.
Sejak kecil, ia sudah dibiasakan dan dianggap sebagai anak perempuan oleh kedua orangtuanya.
Seorang laki-laki asal Tegal, Jawa Tengah bernama Kevin terlahir dengan kelamin ganda.
Hal itu, lantaran saluran air kencingnya mengarah ke miss v.
Namun, hingga beranjak masa remaja, Kevin tidak mengalami masa pertumbuhan payudara dan menstruasi bulanan seperti layaknya perempuan pada umumnya.
Kevin pun membagi ceritanya pada kanal Youtube Gritte Agatha dalam #GritteBukaPraktek.
Ia yang sempat mempunyai rambut panjang akhirnya tertarik dan menyukai perempuan.
"Jadi awalnya itu saya lahir dengan dua benjolan di testis di antara lubang miss v. Jadi lubang miss v di sebelahnya itu ada dua testis," ungkap Kevin.
Namun, seiring berjalannya waktu ia mengaku tidak mengalami masa puber layaknya perempuan.
Pada umur 16 tahun, ia mengaku mulai sadar akan keanehan dirinya jika ia laki-laki.
Sudah sejak kelas 3 SD, ia mulai tertarik kepada perempuan, tapi belum mengetahui pasti soal dirinya.
"Tapi saya tak berani cek kesehatan dan mulai tahu tahun 2014. Cuma ya dipendam karena saya menjaga perasaan dari keluarga dan orang tua," kata Kevin.
Ia mengatakan, sebenarnya orangtuanya tahu permasalahannya tersebut.
Namun, Kevin bilang, orangtuanya menganggap dirinya perempuan yang tomboy lantaran pemikiran orang desa yang tidak terlalu dipermasalahkan.
"Ya menyamankan diri. Karena orangtua kan memandangnya cewek saat itu, terus juga tetangga-tetangga dan lingkungan memandang saya itu cewek," ujarnya.
Kevin mengatakan saat itu dirinya mencoba menyamankan diri hingga melewati masa puber walaupun tidak mengalami.
Saat ditanya Gritte apakah Kevin pernah mempunyai perasaan bahwa dirinya mungkin laki-laki, Kevin pun mengiyakan.
"Ada sih karena mulai perubahan sikap ya. Namanya juga manusia tertarik antara satu sama lainnya. Jadi saya tertarik dengan seseorang (cewek)."
Saat kelas 3 SD, ia sering menunjukkan sikap-sikap seperti anak laki-laki.
Kevin mengaku mulai gemar berpenampilan layaknya laki-laki, berolahraga, bahkan berkelahi dengan temannya.
"Ya makanya saya berpikirnya, ya yang lain lah (adalah laki-laki)," ujar Kevin.
Ia juga mengatakan perubahan dirinya terjadi ketika tumbuh rambut jenggot 1-2 helai pada janggutnya.
Akhirnya Kevin Periksa ke Dokter
Pada 2014, Kevin akhirnya memberanikan diri untuk memeriksakan kondisinya ke dokter.
Pergi ke dokter dengan uang sendiri dan berpamitan kepada orangtua merupakan langkah yang Kevin jalankan.
Saat itu, Kevin melakukan USG dengan biaya Rp 70.000.
Tetapi, Kevin mengatakan dokter spesialis kandungan di daerahnya, Tegal, tidak mampu menanganinya.
"Sebenarnya di rumah sakit daerah itu nggak memiliki alat yang memadai jadi dirujuk ke Semarang," ceritnya.
Karena keadaan ekonomi tidak baik dan keluarganya tidak mampu, maka Kevin tidak langsung menuju ke rumah
Adapun hasil dari tindakan USG menunjukkan, benar terdapat sesuatu yang salah pada tubuh Kevin, ia memiliki kromosom X dan Y.
"Hasilnya sih kromosomnya X sama Y. Kromosom Y kan laki-laki, X sama Y juga milik laki-laki," jelas Kevin
Dalam penangan medis, setelah melakukan pemeriksaan di rumah sakit provinsi Semarang, ia harus dirujuk menuju rumah sakit nasional.
Pada akhirnya, dokter memastikan, Kevin adalah laki-laki dan ia disarankan untuk melakukan operasi kelamin.
Hingga kini ia telah menjalani dua kali operasi dari empat operasi yang harus ia lakukan.
Operasi pertama ia lakukan dengan tindakan penjahitan pada bagian testis dan operasi kedua dilakukan dengan penjahitan bagian miss v.
"Testisnya dijahit biar stabil nggak naik turun."
"Operasi yang kedua dengan jangka waktu yang lumayan biar operasi yang pertama sembuh."
"Kemudian dilanjut dengan operasi selanjutnya, baru dijahit vaginanya," kata kevin.
Pada operasi kedua dilakukan untuk meluruskan saluran air kencing ke bagian mr p.
Diketahui, sebelum dilakukan tindak operasi kelamin, Kevin menggunakan miss v untuk buang air kecil.
Sementara untuk operasi selanjutnya adalah untuk rekonstruksi kelamin.
"Mungkin diambil daging dari tangan atau kaki atau paha, mungkin ya, dibikin mr p," ujar Kevin.
Adapun sekali operasi Kevin harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit.
Namun, ia tertolong karena bantuan dana BPJS.
"Cuma kita harus menyediakan ongkos yang banyak ya karena dokter rekonstruksi kelaminnya juga satu di Jawa Tengah," terang Kevin.
Siti Aisah merupakan nama Kevin sebelum ia dipastikan dokter adalah laki-laki.
Ia menambahkan pernah mendapati masalah identitas saat memasuki bandara.
"Di bandara dulu waktu saya lagi kerja di luar Jawa. Saya ke bandara, pas mau check in KTP sama nama kan beda istilahnya ya. Ya udah saya dibawa ke ruangan sama dua petugas cewek, yauda di liat," ujarnya.
Kevin pun akhirnya lolos karena data dirinya sesuai KTP.
Ia mengaku sedih mendapati fisik yang memiliki kelainan inti pada kelaminnya, sehingga ia harus mengumpulkan keluarganya dan mencoba mencurahkan isi hatinya.
"Kakak, adik, bapak, sama ibu, saya ngomong gini, 'Bapak, Ibu, maafin saya kalau suatu saat nanti saya nggak punya keturunan atau nggak bisa nikah.'"
"Ya maafin saya. Bukan kemauan saya, bukan keinginan saya. Keadaan saya bukan dibuat-buat, tapi langsung dari pemberian Tuhan'," kisahnya.
Meski selalu didukung dan diterima oleh keluarga, tapi hingga kini ia masih selalu dipandang perempuan oleh orang lain.
Oleh karenanya ia mengaku kurang nyaman atas sikap yang diterimanya di lingkungan masyarakat.
Adapun Kevin menyampaikan, dokter berpesan kepadanya walaupun dilakukan operasi maka risiko yang akan diterima adalah ketidaksempurnaan hasil operasi.
"Mungkin harus dibantu dengan terapi hormon," kata dia.
Kevin berpesan kepada masyarakat agar selalu terbuka jika memiliki kelainan diri.
Selain itu, ia mengimbau kepada orangtua yang mempunyai anak dengan kelainan mirip dirinya maka agar dilakukan pengecekan lebih mendalam sebelum akhirnya dioperasi.(fba/*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Cerita Orangtua Kevin Remaja Asal Tegal Berkelamin Ganda Ingin Sang Anak Jadi Laki-laki Seutuhnya