Virus Corona Merebak, Harga Masker di Bekasi Tembus Rp 1,5 Juta per Boks
Penjualan masker di toko alat kesehatan meningkat, imbasnya stok masker menjadi semakin langka
Editor: Sanusi
"Banyak banget yang nanya, kok mahal banget sih mau untung banyak ya? Padahal memang di pasaran mahal, di online saja udah mahal," tutur dia.
YLKI Desak KPPU Usut Harga Masker Melonjak
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk mengusut kasus harga masker melonjak akibat wabah Novel Coronavirus.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengindikasikan adanya tindakan mengambil keuntungan berlebihan (exesive margin) yang dilakukan oleh pelaku usaha atau distributor tertentu di pasaran, baik masker N95 dan atau masker reguler.
Menurut UU tentang Persaingan Usaha Tidak Sehat, tindakan exesive margin oleh pelaku usaha adalah hal yang dilarang.
“Melambungnya harga masker di pasaran hingga ratusan persen, jelas sangat memprihatinankan. Ini sebuah tindakan yang tidak bermoral, karena bentuk eksploitatif terhadap hak-hak konsumen, mengambil untung secara berlebihan disaat terjadinya musibah,” ucapnya dalam keterangan Jumat (7/2/2020).
Baca: Reaksi Sergio Busquets Seusai Kekalahan Tragis Barcelona, Berbicara Peluang Treble Winner yang Pupus
YLKI juga meminta pihak kepolisian mengusut terhadap adanya dugaan penimbunan masker oleh distributor tertentu demi mengeduk keuntungan yang tidak wajar tersebut.
Aksi penimbunan akan mengacaukan distribusi masker di pasaran, dan dampaknya harga masker jadi melambung tinggi.
Namun demikian, YLKI juga meminta konsumen agar membeli masker dalam jumlah yang wajar, jangan berlebihan, tak perlu melakukan panic buying.
“Itu karena pembelian dalam jumlah berlebihan akan makin mendistorsi pasar,” tuntas Tulus.