Anak Panti Asuhan di Tabanan Dirudapaksa Oleh Pengasuhnya Sejak SMP, Ini Kata KPPAD Bali
Awalnya Minta Pijat, Ini Kronologi Perkosaan Anak Panti Asuhan oleh Pengasuhnya di Tabanan
Editor: Sugiyarto
Korban ditarik dan dorong ke kasur, lalu terjadilah dugaan pemerkosaan oleh tersangka.
4. Ada Korban Lain?
Disinggung mengenai indikasi ada korban lainnya, mengingat di panti asuhan tersebut ada 13 anak asuh, Budiarta menyatakan hingga saat ini baru hanya satu laporan.
"Yang jelas kami masih lakukan pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut. Terkait ada korban lain, masih kami dalami lagi sementara baru satu orang saja korban yang melapor," tandasnya.
KPPAD Prihatin
Komisioner Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali, I Made Ariasa sangat miris mendengar kasus pemerkosaan anak di bawah umur kembali terjadi di Bali.
Dengan kejadian ini, pihaknya di KPPAD Provinsi Bali mempertanyakan realisasi konkret pelaksanaan perlindungan anak yang ada di kabupaten/kota.
"Saya sangat miris dan sedih atas terulangnya kembali kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur dalam bentuk pelecehan seksual," ujar Ariasa saat dihubungi, Rabu (12/2/2020).
Ariasa melanjutkan, semua unsur komponen perlindungan anak dilakukan, mulai dari keluarga, pendidikan formal, lingkungan masyarakat serta jenjang pemerintah.
"Kami di KPPAD berharap salah satu poin penting sebagai solusi atas pencegahan kasus seperti ini adalah peningkatan kualitas dan kuantitas pola asuh anak dan remaja yang lebih intens serta berkelanjutan. Sehingga nanti bisa benar-benar menjadi solusi nyata untuk menyelesaikan masalah maupun pencegahan lebih lanjut," harapnya.
Disinggung mengenai kelanjutan kasus ini apakah ada pendampingan hukum korban, Ariasa menyatakan pendampingan hukum dari pihak sipil akan diberikan lebih dulu oleh P2TP2A Tabanan untuk advokasi.
Jika nantinya diperlukan, tim KPPAD akan turun ke lokasi untuk pendampingan korban.
"KPPAD Provinsi Bali akan turun kalau perlu dilakukan pemantauan pengawasan atas upaya penyelesaian kasus tersebut," tegasnya.
Menurutnya, terkait kasus ini yang lebih diutamakan adalah mendorong seluruh lapisan masyarakat mulai dari keluarga, pemerintah, termasuk pendidikan agar menjadikan pengalaman kasus ini untuk meningkatkan perhatian dalam upaya pencegahan.
"Jangan sampai setelah ada korban, baru sibuk. Meskipun bukan anak kita yang menjadi korban, tidak ada salahnya kita ikut peduli dan berbuat sesuatu untuk anak-anak kita," tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Awalnya Minta Pijat, Ini Kronologi Perkosaan Anak Panti Asuhan oleh Pengasuhnya di Tabanan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.