Dampak Virus Corona, Pesanan Oleh-oleh Khas Bali Turun Drastis karena Tak Ada Turis dari China
Wisatawan China menjadi salahsatu konsumen oleh-oleh yang cukup besar di Bali.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Wisatawan China menjadi salahsatu konsumen oleh-oleh yang cukup besar di Bali.
Namun virus corona menyebabkan tak adanya kunjungan wisatawan lantaran diberlakukannya larangan penerbangan dari dan ke China melalui bandara Ngurah Rai Bali.
Dalam beberapa bulan terakhir ini Dinas Pariwisata Bali mencatat ada pengurangan kunjungan mencapai 1,1 juta wisatawan China.
Termasuk juga produksi oleh-oleh khas Bali.
Berikut penuturan pemasok oleh-oleh khas Bali yang biasa memasok untuk kebutuhan toko oleh-oleh yang banyak didatangi wisatawan di Denpasar.
***
Nengah Yuliati (50) bersama suami, dan anaknya sedang sibuk membungkus dodol ketika ditemui di kediamanya di Desa Besan, Dawan, Klungkung, Bali, Jumat (10/8/2020).
Wabah Corona di Tiongkok ternyata cukup berpengaruh terhadap penjualan produk dodol buah khas Desa Besan.
Nengah Yulianti, seorang pengusaha dodol buah bergegas mengeluarkan olahan dodol untuk dijemur di bawah sinar terik matahari.
Sementara di belakang kediamannya, beberapa kerabat sedang sibuk mengupas buah salak yang akan dimasak untuk bahan utama dodol khas olahan keluarga Yulianti.
Pengaruh dari mewabahnya virus corona di Tiongkok, ternyata cukup dirasakan oleh Yulianti.
Pasca minimnya wisatawan Tiongkok, penjualan produk dodolnya ke sejumlah toko oleh-oleh di Bali juga menurun drastis.
Jika normalnya, dalam waktu empat hari sekali ia bisa mengirim 4.000 biji dodol sesuai permintaan sejumlah toko oleh-oleh di Denpasar.
Namun pasca sepinya wisman Tiongkok, dirinya hanya menerima pesanan rata-rata 2.000 biji dodol.
Itupun dalam rentang waktu 10 hari sekali.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.