Aksi Vandalisme Merusak Estetika Candi Borobudur, Dari Coretan Hingga Ribuan Noda Permen Karet
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh BKB, ditemukan setidaknya ada 3.000 noda permen karet yang tertempel dan lekat di batuan candi.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Candi Borobudur sebagai salah satu destinasi wisata kelas dunia ternyata tak lepas dari ulah tangan jahil.
Perusakan semisal coretan hingga noda ribuan permen karet kini ditemukan hampir di semua teras dan stupa candi.
Aksi vandalisme ini banyak ditemui oleh Balai Konservasi Borobudur (BKB) sebagai lembaga yang melindungi kelestarian candi di Candi Borobudur.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh BKB, mereka bahkan menemukan setidaknya ada 3.000 noda permen karet yang tertempel dan lekat di batuan candi.
Noda permen karet itu tersebar di sekujur tubuh candi dan meninggalkan bekas noda berwarna putih dan mencolok.
Noda tersebut lekat dan sangat susah hilang. Mereka hanya dapat dihapus dengan cara manual menggosok dengan hati-hati agar batuan tidak terkikis.
Metode lain dan menjadi pilihan terakhir yakni dengan larutan kimia khusus. Namun, cara tersebut juga menimbulkan resiko rusaknya batuan candi.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB), Tri Hartono, mengatakan, vandalisme yang umum ditemukan di Candi Borobudur adalah noda permen karet.
Noda permen karet ini banyak terlihat hampir di semua teras dan stupa yang ada di Candi Borobudur.
Pihaknya berusaha melakukan pembersihan, tetapi noda-noda itu terus muncul, seiring banyaknya pengunjung yang berdatangan.
"Vandalisme yang ditemukan berdasarkan pengamatan yakni permen karet. Noda permen karet yang menempel tersebut dibersihkan. Itu dari vandalisme pengunjungnya yang di pengamatan kita dan selalu kita lakukan pembersihan. Ada semua, teras stupa," kata Tri Hartono, Minggu (16/2/2020).
Staf Keamanan Balai Konservasi Borobudur, Hari Setiawan, mengatakan, kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur hingga kini masih tidak dibatasi.
Setahun bahkan mencapai hampir 4 juta orang. Mass tourism yang tidak dibatasi.
Pihaknya pun menggunakan perangkat untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan vandalisme yang mungkin tidak terdeteksi.