Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dapat 'Bisikan Gaib' Untuk Habisi Genderuwo yang Rasuki Istri, Hermanto Tega Bunuh Anak

Tragedi kemanusiaan di Pekanbaru. Seorang ayah bunuh anak kandung sendiri dengan alasan yang tidak jelas.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dapat 'Bisikan Gaib' Untuk Habisi Genderuwo yang Rasuki Istri, Hermanto Tega Bunuh Anak
Istimewa
Petugas melakukan olah TKP di rumah Hermanto, pria yang tega membunuh anak kandung sendiri 

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU -- Tragedi kemanusiaan di Pekanbaru. Seorang ayah bunuh anak kandung sendiri dengan alasan yang tidak jelas.

Hermanto (38) menjerat leher sang anak, Fadil yang masih berusia 3 tahun dengan kawat jemuran pakaian hingga tewas lalu pada Senin (17/2/2020).

Selain itu, Hermanto juga melakukan ritual tertentu dengan alasan untuk membunuh Genderuwo yang telah merasuki istrinya.

Hermanto adalah warga Jalan Cipta Karya, Perumahan Griya Cipta, Gang Anturium, Kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tampan.

Polisi yang mengetahui kejadian itu dari laporan warga, langsung menuju ke lokasi.

Pelakunya, sudah diamankan oleh polisi dan dibawa ke Polsek Tampan.

Baca: Janda Kaya Ini Ditemukan Tewas di Dalam Lipatan Kasur, Pembuluh Darah Pecah Hingga Diduga Dibunuh

Baca: Hotman Paris : Balita Tanpa Kepala di Samarinda Diduga Sengaja Dibunuh dan Organ Tubuhnya di Jual

Baca: Beredar Video Lucinta Luna Depresi, Abash Ungkap Fakta Pilu: Histeris, Sakiti Diri Nyaris Bunuh Diri

Kejadian ini memancing perhatian warga sekitar yang langsung meramaikan lokasi kejadian.

Berita Rekomendasi

Kapolsek Tampan AKP Juper Lumban Toruan saat diwawancarai di lokasi menjelaskan, pelaku mengaku mendapat bisikan gaib.

"Bapaknya imi membunuh karena ada bisikan," ungkap Juper.

Hermanto saat ini masih diperiksa penyidik dari Polsek Tampan.

Peristiwa terjadi di sebuah rumah di Jalan Cipta Karya, Perumahan Griya Cipta Blok L Nomor 8 RT 03 RW 10, Keluarahan Sialang Munggu, Kecamatan Tampan, Senin (17/2/2020).

Endi Prasetyo, salah seorang warga mengungkapkan, terungkapnya peristiwa ini, berawal saat sejumlah warga berkumpul di depan rumah pelaku.

"Karena melihat keluarga Pak Hermanto tidak melakukan aktivitas, tidak buka pintu, mengurung diri. Jadi warga mulai berkumpul untuk memastikan kondisi keluarga Pak Hermanto," jelas Endi saat diwawancarai di lokasi.

Lanjut dia, selang beberapa jam, saudara kandung pelaku, bernama Iwan, datang ke lokasi.

"Dia juga bilang abang (pelaku) tidak keluar-keluar Bang. Akhirnya warga inisiatif memanggil nama Pak Hermanto. Cuma tidak ada sahutan," tuturnya.

Akhirnya, warga selanjutnya melapor kepada Ketua RT dan RW setempat, untuk meminta izin mengecek kediaman pelaku. Serta melapor kepada pihak yang berwajib.

"Jam 10.30, saya dan adik (pelaku) berusaha untuk masuk ke dalam rumah, melalui pintu samping dan akhirnya berhasil. Kami berdua masuk, dan beberapa saksi. Melihat anaknya Fadil, posisi telungkup di dapur, depan pintu kamar mandi, diduga sudah tidak bernyawa," ungkapnya.

Ketika itu Endi mengaku, dia melihat leher korban terjerat dengan tali kawat hanger untuk menjemur pakaian.

"Kalau Pak Hermanto, istri dan dua anaknya yang lain saat itu posisinya di dalam kamar," terangnya.

Selanjutnya, Endi dan adik pelaku keluar dari rumah. Tak lama, baru pihak kepolisian datang.

Endi membeberkan, Hermanto, istrinya dan dua anaknya, terlihat mengenakan pakaian serba putih. Seperti sedang melakukan ritual tertentu.

Hanya saja benda-benda mencurigakan saat itu tidak ditemukan.

"Orangtua korban (pelaku) yang laki-laki di depan, dua saudara laki-lakinya di tengah, dan istrinya di belakang," ucapnya.

Disinggung apakah pelaku pernah memperlihatkan aktivitas yang aneh selama ini, Endi menjawab dia tak pernah melihat tentang hal tersebut.

Bahkan bergaul dengan para warga sekitar, pelaku berbaur seperti biasanya.

Pelaku termasuk orang yang supel dan ramah.

Dia sehari-hari diketahui bekerja sebagai kepala mekanik di salah satu bengkel besar di Pekanbaru.

"Jadi waktu polisi masuk dengan cara didobrak, ditanya ke orangtua korban. Nggak kamu lihat anakmu itu, sudah kamu korbankan anakmu itu. Dia jawab itu anak soleh mas nggak apa-apa, dia masuk surga. Santai saja dia," urainya.

Kapolsek Tampan AKP Juper Lumban Toruan memaparkan, berdasarkan pengakuan pelaku, dia mendapat bisikan gaib.

Sampai akhirnya nekat dan tega membunuh anak dari darah dagingnya sendiri.

Menurut pelaku Hermanto, aksi kejinya itu diyakininya bisa menghilangkan penyakit istrinya yang dirasuki makhluk halus berupa genderuwo.

"Penyakit istrinya, yang dirasuki genderuwo bisa berpindah ke anaknya. Jadi untuk mematikan genderuwo itu, dengan cara membunuh anaknya sendiri," ungkap Juper.

"Anaknya dicekik, lalu dimasukkan lembaran Alquran ke dalam mulut (anak), lalu dibakar," sambungnya.

Juper melanjutkan, tak berhenti sampai di situ, leher si anak kemudian dililit dengan menggunakan kawat hanger atau gantungan baju.

"Kejadiannya Subuh, jam 3 pagi. Pelaku sudah dibawa ke Polsek, sedang diperiksa, akan diperiksa juga kejiwaannya. Apakah dia sadar atau tidak membunuh anaknya," papar Juper.(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda).

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Kesaksian Tetangga Ayah Bunuh Anak di Pekanbaru, Pelaku Berpakaian Serba Putih Diduga Sedang Ritual

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas