Bakti Tak Percaya Anaknya yang Tewas Dikeroyok Adalah Pelaku Curanmor
Sesampai di RS Bhayangkara, sang ibu langsung melihat sang anak tanpa bebusana dan melihat darah dari kepalanya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Kepedihan mendalam yang dirasakan keluarga mendiang Rizky (18) masih terlihat di halaman rumahnya di Lorong Pulogadung, Jalan Pengadilan Negeri Km7 Palembang Senin (24/2/2020).
Hal itu terlihat dari pantauan Sripoku.com saat mengunjungi kediaman rumah pria yang tewas dihajar massa karena diduga pelaku curanmor saat berada di kawasan Maskarebet beberapa waktu lalu itu.
Masih terlihat, sang ibu Irnawati terus menangis tiada henti.
"Kami ngga terima anak aku meninggal kaya gitu, anak aku itu orang baik, penurut dengan aku, " isaknya sambil terduduk lemas.
Sementara sang ayah, Bakti Nasir, terlihat lebih tegar.
Diceritakan Bakti, bermula dari dirinya mendaptkan kabar dari teman Rizky yang melihat Rizky dihajar masa. Mengetahui hal tersebut, Bakti langsung menuju ke lokasi bersama sang istri.
Baca: Begal yang Beraksi di Warteg Grogol Petamburan Sempat-sempatnya Rampas Tempe Goreng
Baca: Tak Puas Lecehkan, Begal Payudara Tendang Motor Hingga Korban Alami Patah Tulang
Baca: Dibegal Lalu Diejek, Sopir Truk Tabrak Daihatsu Sigra Rombongan Begal di Pintu Tol Balaraja
Namun, setibanya di lokasi, sang anak telah dibawa ke Rumah Sakit Bayangkara.
Kemudian ia bersama sang istri bergegas ke RS Bhayangkara.
Sesampai di RS Bhayangkara, sang ibu langsung melihat sang anak tanpa bebusana dan melihat darah dari kepalanya tidak henti hentinya keluar.
”Istri aku liat anak aku tanpa busana semua kepala masih bedarah banyak, istri aku pingsan," ucapnya sambil mengingat kejadian.
Dirinya pun tidak meminta divisum oleh pihak RS Bhayangkara karena menunggu dokternya yang belum kunjung datang.
"Aku ngga minta visum kasian anak aku tanpa bebusana dia kaya penjahat dibuat padahal tidak boleh menghakimi," ucapnya.
Sepengetahuannya dari informasi awal, anaknya tersebut main ke arah Jalan Maskarebet Kota Palembang.
Waktu magrib ia bersama temannya masih duduk di atas motornya sendiri, namun ada seorang warga yang berteriak maling yang menjadi provokator sang anak dipukul.