Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sederet Fakta Pembunuhan Siswa SD di Mojokerto, Motif Dendam hingga Pelaku Ternyata Kakak Beradik

Jenazah siswa kelas 4 SD bernama Ardyo Wiliam Oktaviano (13) ditemukan warga di bawah jembatan di kawasan hutan jati

Editor: Sanusi
zoom-in Sederet Fakta Pembunuhan Siswa SD di Mojokerto, Motif Dendam hingga Pelaku Ternyata Kakak Beradik
Surya
Tersangka TS (19) pelaku pembunuhan siswa Kelas IV SD Katemas Dungus diamankan di Polres Mojokerto Kota 

TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Jenazah siswa kelas 4 SD bernama Ardyo Wiliam Oktaviano (13) ditemukan warga di bawah jembatan di kawasan hutan jati, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.

Polisi mengatakan jenazah siswa kelas 4 SD tersebut dipastikan korban pembunuhan.

Hal tersebut diperkuat dari hasil visum dan autopsi penyidik Satreskrim Polres Mojokerto Kota yang bekerjasama dengan tim forensik Polda Jatim.

Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Bogiek Sugiyarto menjelaskan hasil visum memperkuat korban bukan meninggal biasa tapi sebelumnya ada unsur kekerasan.

Klarifikasi Lengkap Pihak Sekolah Terkait 77 Siswa di NTT Korban Perundungan Kakak Kelas

"Dari hasil itu korban bukan meninggal wajar jadi unsur kekerasan," ungkapnya, Senin (24/2/2020).

Masih kata Bogiek, penyebab kematian korban, ada luka di bagian belakang kepala korban.

Pihaknya tidak bisa menyampaikan hasil visum dan otopsi terhadap jenazah korban lantaran untuk kepentingan penyelidikan kasus ini.

Berita Rekomendasi

"Hasil autopsi sudah keluar tapi untuk kepentingan penyelidikan tidak bisa kita sampaikan," terangnya.

Lebih lanjut, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi mulai dari teman korban, keluarga dan warga yang berada di lokasi penemuan jasad korban.

"Kami sudah memeriksa seluruh saksi yang berkaitan dengan kasus ini," tandasnya.

Setelah mengumpulkan informasi dan mengantongi ciri-ciri pelaku, pihak kepolisian pun bergerak cepat.

Setelah diperoleh bukti petunjuk kuat dari fakta otentik di lapangan pihaknya akhirnya berhasil menangkap kedua tersangka pembunuhan ini di rumahnya.

Mirisnya, kedua tersangka pembunuhan, berinisial TS (19) dan IS (17), masih di bawah umur.

Istri di Medan Pukuli Suami yang Lumpuh Pakai Besi dan Balok, Pelaku: Saya Bosan Menghadapi Hidup

Pelaku Ternyata Kakak Beradik

Tak ada yang menyangka bahwa pelaku pembunuhan siswa kelas 4 SD di Mojokerto merupakan kakak beradik.

TS dan IS, mereka merupakan saudara kandung asal Dusun Sangkan, Desa Katemas Dungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.

Pelaku utama pembunuhan ini adalah tersangka TS yang merupakan pelajar SMA di Kabupaten Mojokerto.

Sedangkan tersangka IS tidak bersekolah.

"Kedua tersangka pembunuhan ini adalah kakak beradik," ujar Bogiek, Rabu (26/2).

Tersangka TS (19) pelaku pembunuhan siswa Kelas IV SD Katemas Dungus diamankan di Polres Mojokerto Kota.
Tersangka TS (19) pelaku pembunuhan siswa Kelas IV SD Katemas Dungus diamankan di Polres Mojokerto Kota. (surya.co.id/mohammad romadoni)

Ia mengatakan kasus pembunuhan Ardyo Wiliam Oktavianto (13) warga Desa Ketemas Dungus, Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto terungkap setelah pihaknya melakukan pemeriksaan tujuh saksi yang mengarah pada keterkaitan kedua tersangka ini.

Kedua tersangka merupakan tetangga korban yang tempat tinggalnya masih di satu desa.

"Kedua tersangka melakukan tindak kejahatan penganiayaan disertai pembunuhan terhadap korban anak di bawah umur," ungkapnya.

Dilatarbelakangi Dendan

Kedua tersangka nekat melakukan aski pembunuhan terhadap korban diduga dilatarbelakangin dendam.

Tersangka TS sakit hati karena tidak terima korban pernah memukul adik bungsunya bernama SS (13) yang merupakan teman sekelas korban di SDN Ketamas Dungus.

Tersangka TS warga Dusun Sangkan, Desa Ketamas Dungus, merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Ganjar Pranowo Sampai Melotot Dapat Gombalan Tak Terduga dari Wika Salim, Peppy: Bisa Aja Cari Celah

Empat bersaudara itu yakni kakak perempuan TS, tersangka TS (19), tersangka IS (17) dan SS (13).

AKBP Bogiek Sugiyarto mengatakan motif kasus kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan korban meninggal adalah dendam.

"Dua tersangka dendam karena korban pernah memukul adik bungsunya pada 26 Januari 2020," ungkapnya.

Pelaku Kelabui Korban dengan Ajakan Jalan-jalan

Kronologi pembunuhan siswa SD ini mulanya, tersangka TS mendapat aduan dari adik bungsunya SS (13) bertengkar dengan korban yang merupakan teman sekolah di SDN Ketamas Dungus.

Korban memukul adik bungsu tersangka, Minggu (26/1/2020).

Tersangka TS berinisiatif membuat perhitungan dengan korban lantas menghampiri tersangka IS di rumah neneknya, Selasa (28/1/2020).

Di sana, dia menceritakan adik bungsu bertengkar dan dipukul oleh korban.

Keduanya sepakat dan berencana menganiaya korban.

Kemarahan tersangka TS memuncak, ia mengajak tersangka IS mengendarai motor Yamaha Jupite Z warna hitam tanpa plat nomor untuk menemui korban, Kamis (29/2/2020).

Masih di hari yang sama, pukul 19.30 WIB, tersangka TS menyuruh adiknya tersangka IS untuk mencari keberadaan korban.

Tersangka IS menuju ke rumah korban. Dia menemui korban usai les yang saat itu sedang bermain gasing di halaman rumah warga tidak jauh dari kediamannya.

Ia memanggil korban dan membujuknya ikut jalan-jalan di sekitar desa.

Pria 80 Tahun Ditemukan Tewas di Kamar Hotel, Polisi Ungkap Kondisi Tubuh Korban: Masih Lembut

Korban yang suka jalan-jalan tidak curiga dan mengiyakan ajakan pelaku.

Selanjutnya, dia menjemput tersangka TS yang sudah menunggu di depan Masjid Puri. Mereka berboncengan tiga mengendarai motor.

Di tengah perjalanan motor kehabisan bensin, tersangka TS menunggu di jalan dan tersangka IS membeli bensin bersama korban di pom mini di kawasan Kecamatan Puri.

Tersangka IS tidak punya uang, ia menjaminkan ponsel Xiaomi dalam kondisi off untuk membeli bensin senilai Rp 20 ribu.

Dia kembali menjemput kakaknya. Tersangka TS mengambil alih kemudi motor membonceng bertiga ke arah kawasan hutan jati Kecamatan Kemlagi.

Mereka berhenti di Jembatan Gumul persis di antara hutan jati tersebut.

Tersangka TS turun dan memegang baju yang melingkar di leher korban sembari menanyakan apakah benar berkelahi dan memukul adik bungsunya.

Korban mengakui memukul adik bungsu itu beberapa kali namun tidak keras sehingga menangis.

Sontak, tersangka TS emosi dan mencekik leher korban, lalu menganiayanya hingga meninggal dunia.

Kemudian, dia mendorong tubuh korban dari atas jembatan hingga terjatuh ke dalam sungai kedalaman sekitar lima meter.

Tersangka IS menunggu di atas motor melihat penganiayaan dan kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal.

Keduanya meninggalkan lokasi kejadian pembunuhan menuju ke arah rumahnya. Keduanya tiba di kediamannya, Kamis dini hari.

Jenazah korban ditemukan warga setempat dalam kondisi kepala terbenam lumpur sungai, pada pukul 06.30 WIB.

(TribunJakarta/Surya)

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas