Istri dan 2 Anak Tersangka Susur Sungai Di-bully di Medsos, Keluarga Ungkap Kondisi Mereka Tertekan
Kakak sepupu IYA, Agus Sukamto mengungkapkan, anak dan istri dari tersangka tragedi susur sungai itu, menjadi korban bullying atau perundungan.
Penulis: Nuryanti
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Kakak sepupu IYA, Agus Sukamto mengungkapkan, anak dan istri dari tersangka tragedi susur sungai itu, menjadi korban bullying atau perundungan di media sosial.
Sehingga, saat ini istri dan dua anak IYA mengalami tekanan psikologis.
Selain itu, anak IYA yang duduk di kelas 5 dan 6 SD sempat tak mau berangkat ke sekolah, karena diejek teman-temannya.
Bahkan, mereka melempar ponselnya saat melihat pemberitaan di kanal YouTube.
"Anak-anak beberapa hari tidak masuk sekolah, tapi karena sudah agak tenang, mereka sudah mau ke sekolah diantar eyangnya," ujar Agus Sukamto, dikutip dari TribunJogja.com, Rabu (26/2/2020).
Ia menambahkan, anak IYA hanya sembunyi saat berada di sekolah, karena saking takutnya.
Baca: Temui 3 Tersangka Susur Sungai Sempor yang Digunduli, Dinas Pendidikan Sleman Sebut Tak Ada Tekanan
Baca: Lihat Tersangka Susur Sungai yang Digunduli & Jalan Tanpa Alas, para Guru Protes & Singgung Koruptor
Beruntung, pihak sekolah mau membantu menemani anak-anak tersebut sebelum dijemput.
"Kami bisa memahami IT yang berkembang, dan viral medsos memang memberikan tekanan psikologis ke anak-anaknya. Bahkan istri IYA ketemu orang juga takut," jelasnya.
Menurutnya, istri IYA sering mengigau dan melamun karena tekanan tersebut.
Namun dibalik itu semua, keluarga IYA berempati dan turut merasakan kesedihan dari keluarga korban.
Bantah IYA Melarikan Diri
Kakak kandung istri IYA, R (36) menyebut, kelalaian tersangka yang membuat 10 siswa SMPN 1 Turi meninggal dunia dalam tragedi susur sungai, tak sama dengan tindak korupsi.
Sehingga, dirinya menyayangkan jika IYA dihakimi oleh warganet dengan pendapatnya sendiri.
Menurut R, IYA akan bertanggung jawab atas kelalaiannya, dan tak akan melarikan diri.
Pasalnya, tersangka juga ikut membantu evakuasi siswa SMPN 1 Turi yang hanyut pada Jumat (21/2/2020) lalu.
"Pasti akan bertanggung jawab. Tidak akan melarikan diri seperti yang diberitakan selama ini."
"IYA juga ikut menolong sampai tidak memerhatikan keselamatan sendiri."
"Sempat ke rumah sakit juga melihat kondisi anak-anak malam itu," ungkap R, dikutip dari TribunJogja.com, Rabu (26/2/2020).
Baca: Kondisi Istri Tersangka Tragedi Susur Sungai Memilukan! Kini Sang Anak Terima Hujatan Kelewat Sadis
Baca: Anak-anak dan Istri Tersangka Tragedi Susur Sungai Alami Tekanan Psikologis dan Jadi Korban Bullying
Menurutnya, IYA langsung menyerahkan diri ke polisi pada Jumat (21/2/2020) malam.
"Jumat malam itu enggak kemana-mana. Langsung menyerahkan diri ke polisi. Karena memikirkan keamanan istri dan anaknya juga," katanya.
"Kami dari keluarga juga akan kooperatif. Kami serahkan kasus ini kepada pihak yang berwenang," jelas R.
Ia menyebut, IYA memang sering menjadi koordinator kegiatan siswa.
"Kami dari keluarga tahunya beliau yang paling sering ditugasi sekolah untuk kegiatan siswa, baik study tour atau lomba."
"Karena mungkin masih muda sendiri, masih enerjik, juga guru olahraga," ujarnya.
R mewakili pihak keluarga, menyampaikan permohonan maaf kepada 10 keluarga korban yang meninggal dunia dalam tragedi nahas tersebut.
Permintaan Maaf IYA
Sebelumnya, IYA (36) mengaku menyesal atas tragedi susur Sungai Sempor yang menewaskan 10 siswa.
IYA kemudian meminta maaf kepada seluruh pihak sekolah dan korban atas peristiwa nahas tersebut.
"Pertama, saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada instansi saya, SMP Negeri 1 Turi, karena atas kelalaian kami terjadi hal seperti ini," ujar IYA di Mapolres Sleman, Selasa (25/2/2020), dikutip dari Kompas.com.
IYA pun menangis saat mengucapkan permohonan maafnya itu.
Baca: Keputusan Tersangka Tragedi Susur Sungai Digundul Bikin Heboh, Terungkap Ini Alasan Sesungguhnya
Baca: Bantah Tersangka IYA Melarikan Diri saat Tragedi Maut Susur Sungai, Keluarga: Dia Selamatkan 6 Siswa
Ia berharap keluarga korban dapat memaafkan segala kesalahannya.
"Kedua, kami sangat menyesal dan memohon maaf kepada keluarga korban, terutama keluarga korban yang sudah meninggal," ungkap IYA.
"Semoga keluarga korban bisa memaafkan kesalahan-kesalahan kami," lanjutnya.
Pembina pramuka yang juga sebagai guru olahraga ini berujar, akan menghadapi proses hukum yang berjalan.
"Ini sudah menjadi resiko kami sehingga apa pun yang nanti menjadi keputusan akan kami terima," imbuh IYA.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJogja.com/Maruti AHS) (Kompas.com/Wijaya Kusuma)