Beredar Surat Kampus Bebas Kucing, Natha Satwa Nusantara: Kita Sudah Hidup Berdampingan Ribuan Tahun
Pengguna media sosial kini sedang dihebohkan dengan beredarnya surat yang melarang keberadaan kucing di lingkungan kampus.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNERS.COM - Terkait beredarnya surat larangan keberadaan hewan kucing di lingkungan sebuah kampus di Indonesia, Direktur Operasional Yayasan Natha Satwa Nusantara, Anisa Ratna angkat bicara.
Anisa menilai, beredarnya surat larangan tersebut seolah menganggap keberadaan hewan bernama latin Felis Catus itu berbahaya untuk manusia.
Sehingga pihaknya menilai perlu mengambil langkah untuk mengatasi masalah tersebut.
"Bahwa itu konflik yang berbahaya. Hingga harus melakukan langkah pembebasan, lokasi tersebut dari kucing kucing liar," ucap Anisa kepada Tribunnews, Kamis (27/2/2020).
Dirinya menjelaskan, pada dasarnya manusia bisa hidup berdampingan baik dengan hewan, khususnya kucing dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan pola ini telah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu pada zaman Mesir Kuno.
Baca: Kisah Ade Putri Silvia Abdikan Dirinya Untuk Hewan, Tiap Malam Tidur Dengan 40 Ekor Kucing Liar
Baca: Antisipasi Wabah Corona, Kota Shenzen China Larang Konsumsi Kucing dan Anjing
"Mereka (manusia dan kucing) kan juga sejak 15.000 tahun yang lalu, hidup bersama. Manusia hidup berdampingan dengan kucing.
"Itu sudah ada sejak dulu, dan tidak ada yang membahayakan jika kita hidup dengan mereka (kucing)," kata Anisa.
Ia mengatakan pihaknya pertama kali mengetahui keberadaan surat ini berasal dari direct message (DM) dari seorang follower.
Menurutnya, pelarangan keberadaan hewan dilingkungan sebuah instansi bukanlah hal yang pertama kali.
"Sebenarnya hal seperti ini bukan pertama kali terjadi, sudah sering, terlebih di perkantoran, kalau di kampus biasanya soal anjing liar yang dilarang. Jarang yang kucing," kata Anisa.
Meskipun demikian Anisa menegaskan pihaknya tetap kecewa dengan kebijakan tersebut.
Anisa memandang kucing sebagai makluk hidup tidak tahu mana tempat terlarang untuknya.
"Bahwa orang yang membuat edaran tidak berfikir, mereka (kucing) juga sebagai makhluk hidup. Dan hewan tidak tahu daerah mana yang mereka boleh atau tidak di masukin, kan begitu," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.